Selasa, 28 Desember 2010

Sangkan Paraning Dumadi

Siapa Kita? 
Terlalu banyak nasihat yang telah kita dengarkan, terlalu lama di dunia kita tinggal namun kita tak menyadari bagaimana hakikat kehidupan ini. Marilah kita kembali menyegarkan pemahaman kita tentang hal ini, tentang dari mana kita berasal? Untuk apa kita di dunia? Dan ke mana kita pergi nanti?
Manusia adalah makhluk multi dimensi, pada diri manusia terdapat dua unsur utama yang menjadikannya disebut manusia. Dua unsur itu adalah jasad dan ruh,  manusia dengan jasad tanpa ruh adalah sekujur mayat tanpa guna, demikian pula ruh tanpa jasad adalah makhluk yang tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika kita kaitkan antara dua unsur manusia ini dengan asal-usul manusia, maka kita mendapatkan dua jawaban yang sempurna.

Inilah Asal-Usul Manusia

Allah ta’ala berfirman :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِن بَنِي ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَآ أَن تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" QS Al-A’raf : 172.

Imam Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini dengan menyatakan bahwa Allah ta’ala mengkhabarkan bahwa Dia telah mengeluarkan anak cucu Adam dari tulang sulbinya kemudian mengambil persaksian dari mereka tentang ketuhananNya. Maka seluruh arwah manusia menyaksikan hal ini. Secara singkat inilah asal-usul arwah manusia, lantas bagaimana dengan asal-usul jasadnya? Allah ta’ala berfirman :
{يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا}،
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan  kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. QS An-Nisaa : 01.
Dalam ayat yang lainnya ditegaskan secara detail :
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِن سُلاَلَةٍ مِّن طِينٍ {12} ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ {13} ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنشَأْنَاهُ خَلْقًا ءَاخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ {14} ثُمَّ إِنَّكُم بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ {15} ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ تُبْعَثُونَ
…dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. QS Al-Mukminun : 12-15.
Inilah ayat yang paling komprehensif yang berbicara tentang asal penciptaan manusia, sekaligus tujuan dan akhir dari kehidupan manusia.

Itulah asal-usul manusia, secara jasad manusia diciptakan oleh Allah ta’ala dari campuran air yang hina, bahkan kita sendiri terkadang merasa jijik dengannya. Lalu Allah ta’ala menyempurnakan air itu menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, kemudian segumpal daging itu dikombinasikan dengan tulang sehingga menjadi jasad yang bernama manusia. Jika demikian hinanya asal kita, maka tidak ada tempat bagi kita untuk menyombongkan diri…….
ان الكبر ياء الرداء
Sesungguhnya Kesombogan itu adalah pakaian kebesaranku, maka barang siapa yang mengambilnya ia telah mengambil hakku.
Maka kesimpulannya adalah bahwa manusia berasal dari Allah ta’ala ia ciptakan ruh-ruh manusia jauh seblum diciptakannya jasad, kemudian jasad manusia diciptakan dari percampuran antara seorang laki-laki dan perempuan. Maka rahmat Allahlah yang senantiasa meliputi manusia dari sejak awal penciptannya maka :
فَقُلْ أَفَلاَتَتَّقُونَ
Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya? QS Yunus : 31 

setelah kita mengetahui asal-usul manusia, maka pertanyaan selanjutnya adalah untuk apa manusia ada di alam semesta? Untuk makan saja? Untuk bekerja? Terlena dengan dunia? Marilah kita bertanya kepada Sang Pencipta kita. Allah ta’ala berfirman :
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنكُمْ وَلَمْ يَتَخِذُوا مِنْ دُونِ اللهِ وَلاَرَسُولِهِ وَلاَالْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللهُ خَبِيرُُ بِمَا تَعْمَلُونَ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS At-Taubah : 16.
Lantas ketika kita tidak dibiarkan begitu saja, apa yang menjadi tuga kita? Allah ta’ala berfirman dalam kitabNya :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (٥٦)
….. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. QS Adz-Dzariyat : 56.
Inilah tugas dan tanggung jawab manusia, ia dihadirkan di muka bumi ini hanya  untuk beribadah kepadaNya. lantas akan muncul pertanyaan, kalau tugas kita adalah beribadah bagaimana kita akan melakukan aktifitas kita sehari-hari?

Inilah manfaat dari ilmu, seseorang yang mengartikan ibadah hanya berkaitan dengan upacara ritual adalah tidak bijak. Karena makna ibadah dalam Islam begitu luas, ia mencakup segala bentuk aktifitas yang diniatkan untuk meraih keridhoan Allah Azza Wa Jalla. Maka segala bentuk aktifitas keseharian kita akan bernilai ibadah apabila diniatkan mengharap KeridhaanNya. Rasulullah pernah bersabda :
عَنْ أَبي ذَرٍّ رضي الله عنه أَيضَاً أَنَّ أُنَاسَاً مِنْ أَصحَابِ رَسُولِ اللهِ   قَالوا للنَّبي   يَارَسُولَ الله: ذَهَبَ أَهلُ الدثورِ بِالأُجورِ، يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّيْ، وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ، وَيَتَصَدَّقُوْنَ بفُضُوْلِ أَمْوَالِهِمْ، قَالَ:  أَوَ لَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُوْنَ؟ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَة.وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمَيْدَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بالِمَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ  قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيَأْتِيْ أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهَا أَجْرٌ؟ قَالَ:  أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فَيْ حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ؟ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فَي الحَلالِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ (135) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu Dzar rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Ada sekelompok sahabat Rasulullah melapor, “Wahai Rasulullah orang-orang kaya telah memborong pahala. Mereka sholat sebagaimana kami sholat, mereka berpuasa sebagaimana kami puasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Beliau bersabda, “Bukankah Alloh telah menjadikan bagi kalian apa-apa yang dapat kalian sedekahkan? Sesungguhnya pada setiap tasbih ada sedekah, pada setiap tahmid ada sedekah dan pada setiap tahlil ada sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan mendatangi istrimu juga sedekah.” Mereka bertanya. “Wahai Rasulullah, apakah jika seseorang memenuhi kebutuhan syahwatnya itu pun mendatangkan pahala?” Beliau bersabda, “Apa pendapatmu, bila ia menempatkan pada tempat yang haram, bukankah ia berdosa? Demikian pula bila ia menempatkan pada tempat yang halal, ia akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
Akhirnya semoga tausiah ini kembali menyegarkan ingatan kita bahwa ada sesuatu yang selama ini hilang dalam diri kita yaitu memahami secara komprehensif hakikat kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...