Kamis, 06 Januari 2011

Terima kasih Istriku.....

Oleh Abu Reza

Debu berkali-kali menerpa bening mata kita
sehingga membuat suram jalan terbentang di hadapan,
ombak yang tak jarang dengan tiba-tiba menerjang mahligai rumah tangga,
badai dan angin yang meliuk-liuk mengintai
dan siap menghantam kokohnya bangunan cinta
yang tersusun indah dalam bingkai perkawinan.

Sungguh, pernikahan adalah memadukan dua kekuatan
yang dimiliki kedua insan pasangan suami istri,
jika bukan karena itu
mungkin pernikahan hanyalah tinggal cerita.

Dan satu tonggak kokoh...
membuat kaki-kaki ini tetap berdiri
untuk menyusuri perjalanan rumah tangga
selama sekian puluh hingga sekian ratus tahun
hingga Alloh menetapkan kehendak-Nya

Adalah rasa syukur dan penerimaan yang tulus
akan sebuah hati dan jiwa yang Alloh pasangkan dengan kita
sebuah qolbu indah yang begitu ikhlas
menjalin kebersamaan melakukan semuanya berdua
sehingga bersamaan dengan itu....
Allohpun menurunkan ketenangan,
kebahagiaan dan kasih sayang (sakinah, mawaddah dan rahmah)
menyertai dua hati yang menyatu itu

Percayalah, apapun yang kita dapatkan......
apapun yang kita miliki.....segala keberhasilan,
kesuksesan dan segala yang menjadi kebanggaan kita saat ini,
bukanlah semata upaya diri sendiri.

Bukankah seharusnya kita bersyukur karena Alloh
kita telah dianugerahi sebuah jiwa
yang juga begitu kuat mendorong kita dari dalam rumah,
dari pembaringan dalam kamar tidur...
dari meja makan....
untuk bisa menjulang ke atas

Kita bersyukur karena Alloh
yang telah menghadirkan satu hati suci
untuk hidup berdampingan dengan kita
bukan karena ketampanan, atau kegemilangan kita
kekasih hati yang seperti ini jugalah yang tetap
menjaga hati kita untuk melihat ke bawah
dan mengulurkan tangan kepada yang lemah.

Bersyukurlah.. karena hatinya yang begitu bersih
yang Alloh berikan untuk kita tidak membuat kita lupa diri
yang bisa menghancurkan dan membuat kita terjatuh dari puncak kejayaan.
dia senantiasa mengingatkan kita ketika khilaf
mulai terobsesi dengan kepuasan dunia,
dia yang juga menarik kaki ini
dari lingkar batas-batas jurang keserakahan harta,
dan dengan sekuat tenaganya yang lemah,
dia juga berusaha menahan tubuh kita
yang terkadang tanpa disadari sudah berada di pintu kesombongan,
sehingga kita pun terluput dari murka Allah.

Sungguhpun ada perjalanan di atas lembar-lembar kekurangan,
kesederhanaan dan jalinan keprihatinan.
tetaplah bersyukur.....
karena Alloh masih memberikan satu harta yang tak ternilai harganya,
satu mutiara yang tetap berdiri merapat
dengan ikhlasnya menjalani kekurangan,
kesederhanaan dan keprihatinan bersama kita.

Jiwa yang begitu kuat untuk tidak tergoda
dan iri dengan kegemerlapan tetangganya,
bahkan terkadang ia lebih kuat dari kita sendiri,
sehingga pancaran kekuatannya itulah
yang membantu kita tetap berdiri.
semakin prihatin dan sulitnya kita mengarungi hidup,
semakin merapat tubuhnya kepada kita.

Sungguh....
jangan pernah mengira bahwa kesengsaraan kita
hanyalah karena kita menikah dengannya.

Adakah yang pernah menyesali pernikahan?
mungkin terlalu pahit untuk menerima kenyataan
rumah tangga yang tidak terdapat didalamnya kebahagiaan,
ketenangan dan kasih sayang.

Kegetiran sekejap melanda batin ini
tatkala biduk cinta yang dibangun tak sekuat yang direncanakan,
bahwa hempasan ombak yang menerjang tak sebesar yang dibayangkan,
sehingga kita pun tidak siap menerima setiap cobaan,
sehingga tidak sedikit rajutan kasih sayang yang terurai berserakan.

Namun...bukankah pula dari balik semua itu,
Alloh memberikan kita hikmah yang begitu mendalam,
bahwa ada manusia yang menjadi baik dengan anugerah kebaikan
dan ada manusia yang diuji kebaikannya dengan kepahitan dan
kegetiran agar ia tetap menjadi baik.

Alloh yang Maha Adil dan Maha Kasih juga sudah memberi kita
pelajaran tentang makna hidup lebih dari orang lain
yang tidak pernah mengalami kegagalan,
meski tidak jarang manusia tidak mau menerima kenyataan itu....
Wallahu a’lam bishshowaab

Tengah Hari di Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...