Selasa, 01 Februari 2011

Bibit Kemunafikan Dalam Jiwa

Bibit Kemunafikan Dalam Jiwa
Oleh Abu Aisyah

Apakah anda pernah merasa menjadi seorang munafik? Saya pernah merasakannya, tentunya munafik yang dimaksud adalah munafik ‘amali. Munafik ‘amali adalah sifat dari seseorang yang bertentangan dengan kebenaran. Misalnya dia berbicara “A” padahal dalam hatinya “B”, atau sering mengingkari janji yang telah disepakati serta tidak bisa melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya.
Munafik yang saya rasakan adalah terkadang saya benci terhadap sesuatu padahal dalam hati saya menyukainya. Juga saya beberapa kali berjanji namun karena sesuatu hal membuat saya tidak bisa menepati janji tersebut. Selain itu saya merasa kurang amanah dalam melaksanakan sesuatu yang menjadi kewajiban saya, dalam bekerja misalnya. Apakah ini adalah bibit kemunafikan? Bisa jadi ya…. saya sendiri merasa menjadi seorang munafik sekali ketika merasa jijik dengan sesuatu padahal saya menyukainya. Paham yang saya maksud? Tidak pahampun tidak apa-apa, yang pasti saya sering merasa diri menjadi seorang munafik. Saya khawatir semua itu menjadi bibit bagi kemunafikan I’tiqadi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa munafik terbagi menjadi dua munafik I’tiqadi dan munafik ‘amali. Munafik  I’tiqadi adalah sikap menyimpan kekafiran dan menampakkan keimanan. Sementara  munafik ‘amali adalah perbuatan-perbuatan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Walaupun yang saya rasakan adalah masuk ke dalam munafik ‘amali namun saya khawatir terjatuh kepada munafik I’tiqadi. (Na’udzubillahi min dzalika)
Permasalahan berikutnya adalah seringkali sifat munafik ini terus-terusan terjadi, bisa jadi seseorang tidak merasakan hal ini namun ia akan terus tumbuh dan menjadi sesuatu yang biasa dilakukan. Berbicara dusta sudah biasa, mengingkari janji sudah tradisi, menyepelekan amanah dianggah mubah, Ya Allah…… Semoga kita bisa terhindar dari sifat jelek ini.
Apakah ada jalan keluarnya? Hanya ada satu cara untuk mematikan sifat munafik ini, yaitu dengan meningkatkan keimanan dan menjaga tiga adab (etika) sebagai seorang muslim :
1.Apabila kita berbicara hendaknya kita selalu jujur. Jangan sekali-kali bohong walaupun sepertinya untuk kebaikan.
2.Tepatilah janji. Jangan sampai kita menyelisihi janji yang telah kita sepakati, walaupun hanya terlambat. Usahakan untuk On Time ketika kita sedang berjanji, jika terlambat usahakan tetap datang daripada tidak sama sekali.
3.Amanah yang dibebankan kepada kita haruslah selalu kita laksanakan, sekecil apapun amanah tersebut, dalam bekerja, belajar, berumah tangga dan di mana saja kita diberikan amanah maka laksanakanlah dengan penuh tanggung jawab.

Semoga dengan ketiga adab Islami ini kita bisa menjadi seorang muslim yang memegang teguh Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Amin…..      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...