Selasa, 22 Februari 2011

Dahsyatnya Sholat Sunnah


Oleh : Abu Aisyah


Sebagai seorang muslim tentu kita meyakini bahwa shalat adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Hal ini sebagaimana firmanNya :
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَاذْكُرُوا اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ إِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. QS An-Nisaa : 103.
Dalam ayat yang lainnya disebutkan secara tegas tentang perintah shalat ini :  
وَأَقِيمُوا الصَّلاَةَ وَءَاتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ  
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat. QS An-Nur : 56
Perintah shalat dalam ayat-ayat tersebut adalah berkenaan dengan shalat fardhu.  Maka wajib bagi setiap muslim untuk melaksanakan shalat fardhu tersebut. Dalam hadit-hadits nabi disebutkan bahwa Shalat adalah tiang agama. Ia menjadi salah satu dari rukun Islam. Mengenai hal ini Rasulullah bersabda : “Islam itu dibangun atas lima, Syahadat bahwa tidak ada Ilah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, Mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan menunaikan haji”. HR Bukhari dan Muslim.
Selain adanya shalat wajib kita juga diberikan opsi (pilihan) untuk meningkatkan kualitas shalat wajib kita. Bukan  sekadar peningkatan kualitas saja melainkan juga perbaikan dan penyempurna shalat wajib yang telah kita lakukan. Siapa yang menjamin shalat kita sempurna? Siapa yang menjamin shalat kita akan diterima? Tidak ada satu orangpun yang menjamin bahwa shalat seseorang akan diterima di sisiNya. Bagaimana jika ternyata shalat wajib kita tidak diterima? Ibarat sebuah kain yang bolong maka agar kain tersebut dapat terus dipakai maka tamballah kain tersebut. Demikian pula dengan shalat kita, jika ia bolong-bolong baik dari segi pelaksanaannya ataupun kurang kesempurnaannya maka tamballah ia dengan amalan shalat sunnah.
Kedudukan shalat sunnah sebagai sebuah penopang bagi shalat wajib disebutkan oleh nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasalam dalam haditsnya :
عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ كَعْبٍ الْأَسْلَمِيِّ -رِضَى اَللَّهُ عَنْهُ- قَالَ : قَالَ لِي اَلنَّبِيُّ سَلْ . فَقُلْتُ : أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي اَلْجَنَّةِ . فَقَالَ : أَوَغَيْرَ ذَلِكَ ? , قُلْتُ : هُوَ ذَاكَ , قَالَ : " فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ اَلسُّجُودِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Rabiah Ibnu Malik al-Islamy Radliyallaahu 'anhu berkata : Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah bersabda padaku: "Mintalah (padaku)." Aku menjawab : Aku memohon dapat menyertai baginda di surga. Beliau bertanya: "Apakah ada yang lain?" Aku menjawab: Hanya itu saja. Beliau bersabda: "Tolonglah aku untuk mendoakan dirimu dengan banyak sujud." Diriwayatkan oleh Muslim.
Memperbanyak sujud dalam sabda beliau adalah memperbanyak shalat selain shalat fardhu. Ia berupa shalat sunnah rawatib yang dilaksanakan sebelum dan setelah shalat sunnah sebagaiamana yang beliau sebutkan dalam hadits lainnya. Siapa yang tidak mau bersama manusia termulia di surga?
Shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang mengiringi shalat wajib, pelaksanannya adalah sebelum dan setelah shalat fardhu. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa jumlahnya ada dua belas raka’at :
وَعَنْ أُمِّ حَبِيبَةَ أُمِّ اَلْمُؤْمِنِينَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : سَمِعْتَ اَلنَّبِيَّ يَقُولُ : مَنْ صَلَّى اِثْنَتَا عَشْرَةَ رَكْعَةً فِي يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِيَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِي اَلْجَنَّةِ  .رَوَاهُ مُسْلِمٌ . وَفِي رِوَايَةٍ " تَطَوُّعًا"
Dari Ummu Habibah Ummul Mu'minin Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa melakukan sholat dua belas rakaat dalam sehari semalam niscaya dibangunkan sebuah rumah baginya di surga." Hadits riwayat Muslim. Dan dalam suatu riwayat: "Sholat sunat."
Alangkah besarnya pahala shalat sunnah, selain akan bersama Rasulullah di surga kita juga akan dibangunkan rumah di sana. Sungguh merugi orang yang menolak janji yang pasti ini. Pada beberapa shalat sunnah bahkan pahalanya setara dengan duniadan seisinya, seperti disebutkan dalam sabdanya :
وَعَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : لَمْ يَكُنْ اَلنَّبِيُّ عَلَى شَيْءٍ مِنْ اَلنَّوَافِلِ أَشَدَّ تَعَاهُدًا مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْ اَلْفَجْرِ.  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam tidak pernah memperhatikan sholat-sholat sunat melebihi perhatiannya terhadap dua rakaat fajar. Muttafaq Alaihi.
رَكْعَتَا اَلْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Dua rakaat fajar itu lebih baik daripada dunia dan seisinya. HR Muslim
Jika pahala itu akan terasa di akhirta kelak, maka pahala shalat sunnah juga dapat dirasakan di dunia ini dalam bentuk rahmat Allah ta’ala yang terus mengalir kepada kita. Hal ini disebutkan dalam sabdanya :
وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ   رَحِمَ اَللَّهُ اِمْرَأً صَلَّى أَرْبَعًا قَبْلَ اَلْعَصْرِ  رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ , وَابْنُ خُزَيْمَةَ وَصَحَّحَهُ
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "(Semoga) Allah memberi rahmat orang yang sholat empat rakaat sebelum Ashar." Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi dan shahih menurut Ibnu Khuzaimah. Dalam riwayat yang lainnya ia akan diharamkan masuk ke dalam neraka dan terbebas dari siksa apinya.  
مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعٍ قَبْلَ اَلظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اَللَّهُ عَلَى اَلنَّارِ  
Menurut riwayat Imam Lima darinya (Ummu Habibah r.a): "Barangsiapa memelihara empat rakaat sebelum Dhuhur dan empat rakaat setelahnya niscaya Allah mengharamkan api neraka darinya."
Setelah kita mengetahui besarnya pahala shalat sunnah maka bagaimana cara kita mengerjakannya? Sebagaimana disinggung pada hadits sebelumnya bahwa shalat sunnah rawatib teridir dari dua belas rakaat. Perinciannya disebutkan dalam hadits berikut ini :
وَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ اَلنَّبِيِّ عَشْرَ رَكَعَاتٍ : رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلظُّهْرِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا, وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ اَلْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ , وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ اَلصُّبْحِ  مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku menghapal dari Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam 10 rakaat yaitu: dua rakaat sebelum Dhuhur, dua rakaat setelahnya, dua rakaat setelah maghrib di rumahnya, dua rakaat setelah Isya' di rumahnya, dan dua rakaat sebelum Shubuh. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim yang lain: Dan dua rakaat setelah Jum'at di rumahnya.
Adapun ketika dalam perjalanan, tidak pernah disebutkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adanya satu shalat rawatib kecuali dua rakaat fajar. Beliau tidak pernah meninggalkannya, baik ketika menetap maupun ketika dalam perjalanan. Adapun pelaksanaan shalat sunnah adalah di rumah, inilah yang dilakukan oleh Rasulullah Shalala ‘Alaihi Wasalam : “Seutama-utama (pelaksanaan) shalat adalah di rumah kecuali shalat fardhu”
Terakhir mari kita kembali merenungi diri kita sendiri, berapa banyak ilmu yang telah kita ketahui namun belum kita amalknan. Padahal ilmu tanpa amalan seperti pohon tanpa buah. Maka ketika kita mengetahui keutamaan shalat sunnah yang begitu besar hendaknya kita dapat mengamalkannya. Untuk kembali mengingat keutamaan itu khatib ulang kembali ganjaran bagi mereka yang melaksanakan shalat shalat sunnah :
1.Bersama Rasulullah di dalam surga
2.Dibangunkan rumah di dalam surga
3.Didoakan oleh Rasulullah
4.Shalat Sunnah Fajar pahalanya lebih baik dari pada dunia dan seisinya
Adapun shalat sunnah rawatib tersebut adalah :
1.Dua raka’at sebelum shubuh
2.Dua atau empat rakaat sebelum dhuhur
3.Dua atau empat rakaat setelah dhuhur
4.Dua rakaat setelah shalat maghrib
5.Dua rakaat setelah ‘isya   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...