Rabu, 02 Februari 2011

Keutamaan Menulis Di Jalan Allah


Keutamaan Menulis  Di Jalan Allah
Oleh : Abu Aisyah

Salah satu sebab dari tersebarnya Islam ke seluruh penjuru dunia adalah karena dakwah yang dilakukan oleh pada da’i (penyeru) yang mengajak kepada jalan Allah ta’ala. Mereka adalah orang-orang yang selalu menyeru kepada manusia untuk berhukum dengan syariahNya, melaksanakan semua diperitahkanNya dan menjauhi apa-apa yang dilarangNya. Mereka berada di garda terdepan dalam jalan dakwah fi sabilillah. Sebuah jalan yang lurus menuju keridhaan Allah ta’ala.
Di era digital ini dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara, tidak hanya cara-cara konvensional seperti berkhutbah, berceramah dan model berbicara di depan umat lainnya. Namun dakwah juga dapat dilakukan dengan berbagai cara yang dapat menyampaikan kebenaran syariahNya kepada seluruh umat manusia. Selama media dakwah tersebut benar dan tidak melanggar dari adab yang telah ditetapkab oleh Allah dan rasulNya maka ia menjadi sarana bagi dakwah di jalanNya.
Di antara saran dakwah yang dapat dilakukan adalah dengan media tulisan. Ia dapat menjangkau tidak hanya mereka yang ada bersama kita di suatu tempat dan masa, melainkan semua mad’u yang membaca tulisan tersebut. Ia tidak terikat oleh ruang dan waktu, selama tulisan tersebut masih ada maka selama itu pula kebenaran akan tetap ada.
Sebagaimana berdakwah dengan media konvensional, berdakwah dengan tulisan juga adalah jalan terbaik yang dilewati oleh orang-orang terbaik di antara manusia. Allah ta’ala berfirman :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالحِاً وَقَالَ إِنَّنِيْ مِنَ المُسْلِمِيْنَ [فصلت : 33]
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri “ (Fushshilat 33)
Konteks dari ayat ini adalah bahwa siapa saja yang berbicara dengan ucapan-ucapan yang mengajak kepada syariat Allah ta’ala maka itu adalah sebaik-baik perkataan dan perbuatan. Maka menulis dengan materi mengajak kepada hukum-hukum Allah ta’ala dan seluruh dimensi syariahNya adalah sebaik-baik amalan. Dan inilah yang disebutkan oleh Nabi Muhammad Shalala ‘Alaihi wasalam dengan sabdanya :
وَاللهِ لأَنْ يَهْدِيَ اللهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِداً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُوْنَ لَكَ حُمُرُ النَّعَمِ [مسلم]
Demi Allah, seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang atas perantara kamu maka (ganjarannya) lebih baik bagi kalian daripada kalian mendapatkan seekor onta merah. HR    Muslim
Hadits ini memberikan harapan yang pasti bahwa siapa saja yang dapat memberikan petunjuk Islam dan Sunnah kepada seseorang maka pahalanya adalah sesuatu yang lebih baik dari onta merah. “Onta merah” adalah harta kekayaan yang tinggi nilainya ppada masyarakat Arab, jika dianalogikan sama dengan mobil termewah saat ini.
Sehingga jika tulisan-tulisan kita dapat memberikan petunjuk kepada Islam dan amal-amal mulia lainnya maka dahalanya adalah sebgaimana dijanjikan oleh Rasulullah tersebut, yaitu sebaik-baik harta kekayaan di dunia ini. Jika seseorang menulis kemudian memndapatkan sebuah mobil mewah dari hasil royaltinya maka dengan menulis pula ia akan mendapatkan pahala di sisi Allah ta’ala lebih dar semua itu.
Ternyata pahala mengajak seseorang kepada Islam tidak hanya sampai di situ, dalam hadits Nabi yang lainnya beliau bersabda :
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلَ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلىَ ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلَ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئاً [مسلم]
Siapa yang mengajak kebaikan maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan siapa yang mengajak kesesatan maka baginya dosa seperti dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun. HR Muslim.
Sabda beliau ini menjelaskan tentang pahala orang-orang yang memberikan petunjuk kepada seseorang yang pemberi petunjuk tersebut akan mendapatkan pahal yang setara dengan orang yang mengamalkan petunjuk tersebut. Mirip dengan multi level marketing, seseorang beramal kita juga mendapatkan pahala dari amalan orang tersebut. Masya Allah, Tidakkah kita menginginkan ganjaran yang setara dengan orang lain yang mengerjakan amal tersebut? Menulis adalah salah satu cara untuk mendapatkannya. Tentunya menulis dengan niat ikhlas karena Allah ta’ala dan sesuai dengan petunjuk NabiNya. Wallahu a’lam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...