Kamis, 10 Februari 2011

Mari Berziarah Kubur


Oleh : Abdurrahman Misno



Pendahuluan
Ziarah kubur, sebuah tradisi yang telah menjadi bagian dari kehidupan sosial di Indonesia. Budaya ini telah berurat berakar hingga tak bisa dipisahkan dari masyarakat. Dari kalangan petani di desa-desa, sampai para pejabat berdasi melakukan ziarah ini. Jika ditilik dari sejarah maka budaya ini telah ada jauh sebelum masuknya Islam ke Indonesia. Sebuah kepercayaan kepada adanya kekuatan pada arwah-arwah leluhur menjadikan masyarakat zaman dahulu diharuskan mengunjungi makam-makam tertentu sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, sebagian mereka hanya sekadar berziarah, sebagian mereka mendoakan dan tidak sedikit dari mereka yang meminta kepada para leluhur tersebut agar diberikan kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan dalam hidupnya.
Setelah Islam masuk ke Indonesia, budaya ziarah ini tetap dipertahankan. Budaya Islam yang ramah dengan budaya lainnya menjadikan ia dengan mudah berkolaborasi dengan budaya yang ada. Dalam hal ini adalah budaya di Indonesia, yang masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme. Berkaitan dengan ziarah kubur bisa jadi terjadi sinkretisme antara Islam dengan budaya Indonesia. Hal ini tentu suatu hal yang tidak bisa dihindarkan, bahkan jauh di tanah Arab sana model "sinkretisme" pun terjadi antara Islam dan kepercayaan sebelumnya.
Barangkali sebagian pembaca ada yang tidak setuju dengan pernyataan ini, tetapi dalam faktanya memang demikian. Lihatlah bagaimana Islam mengadopsi beberapa budaya jahiliyah yang hidup di masyarakat Mekkah waktu itu. Di antara kebiasaan masyarakat jahiliyah waktu itu adalah berziarah kubur. Nabi Muhammad sendiri melakukan ziarah kubur ke makam ibunya di Madinah (Abwa).
Dari sini kita melihat bahwa ziarah kubur adalah sebuah budaya jahiliyah yang diadopsi oleh Islam. Maka akan timbul pertanyaan, "Bagaimana ziarah kubur dalam Islam?" apakah sama seperti pada budaya jahiliyah atau budaya yang ada di Indonesia?
Buku ini akan membahas secara tuntas permasalahan ziarah kubur, dengan ini diharapkan akan menjadi jelas bagi kita bagaimana ziarah kubur dalam Islam.
Sejatinya ziarah kubur dalam Islam memiliki hikmah yang begitu banyak, hanya kalau kita lihat saat ini hikmah dari ziarah kubur itu jarang terlihat. Dalam hal ini kalau kita melihat masyarakat Indonesia yang begitu kental dengan ziarah kuburnya tidak mendapatkan hikmah ziarah kubur tersebut, bahkan bisa dikatakan atsar atau dampak positif dari ziarah ini tidak tampak dalam kehidupan mereka. Perlu bukti? Di antara hikmah ziarah adalah mengingatkan kita kepada kematian. Maka seseorang yang berziarah kubur seharusnya muncul dalam kehidupan sehari-hari mereka bahwa kematian itu dekat. Dengan mengingat kematian maka tindak-tanduk kita akan lebih terarah, kehidupan kita semakin dekat dengan Allah ta'ala, kita tidak berani untuk melakukan hal-hal yang dimurkaiNya, bahkan hidup kita akan selalu merasa diawasi oleh Sang Pencipta.
Jika seseorang yang sering melakukan ziarah kubur namun masih melakukan ghibah, gosip, menggunjing orang lain, menyebarkan fitnah, korupsi dan berbagai bentuk kemaksiatan lainnya maka itu berarti ziatrahnya tidak berbekas dalaam kehidupannya. Bagaimana agar ziarah kubur bisa memberikan nilai positif pada kehidupan kita? Silahkan membaca buku ini sampai selesai, mudah-mudahan setetes ilmu dalam buku ini dapat kita reguk dan kita amalakan bersama sehingga kita bisa memaksimalkan ziarah kubur yang kita laksanakan. Mari berziarah kubur.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...