Minggu, 13 Februari 2011

Menikmati Fitnah


Oleh : Abu Aisyah

Dunia adalah tempat ujian dan cobaan, maka siapa saja yang hidup di dunia ini maka harus siap.  untuk mengalami segala bentuk cobaan. Bisa jadi cobaan yang didapatkan oleh setiap orang akan berbeda dengan orang lainnya. Satu orang dicoba dengan kemiskinan yang menyusahkan hidupnya, sementara orang lainnya dicoba dengan banyaknya harta. Samakah keduanya? Dari sisi cobaan keduanya sama. Sama-sama diberikan suatu jalan kehidupan untuk menguji sejauh mana kualitas ibadah mereka di sisi Allah ta'ala.


Fitnah adalah salah satu dari bentuk cobaan hidup lainnya, ada beberapa pengertian mengenai fitnah. Dalam referensi Islam kata “fitnah” lebih bermakna pada cobaan dan bala'. Sementara dalam kehidupan sehari-hari fitnah adalah bentuk kebohongan yang dilakukan oleh orang lain terhadap kita. Misalnya kita dikabarkan telah melakukan tindakan kriminal oleh seseorang. Padahal kita tidak pernah melakukannya, kemudian berita tersebut tersebar ke beberapa teman lainnya aatau pada lingkungan tertentu. Inilah yang disebut fitnah secara umum dalam kehidupan sehari-hari. Fitnah adalah berita dusta yang menyebar tanpa bisa dipertanggungjawabkan.
Maka menikmati fitnah dalam hal ini adalah “fitnah” pada pengertian kedua yaitu tersebarnya suatu keburukan kita pada orang lain padahal kita tidak pernah melakukannya. Bagaimana cara menikmatinya?
Masih ingat dengan pepatah “Tidak ada asap kalau tidak ada api”? Sebuah fitnah terjadi bukan tanpa sebab, ia tentu berasal dari rangkaian peristiwa yang dapat kita runtut. Bila kita jeli melihat fitnah yang menimpa kita sebenarnya banyak hal positif yang dapat kita ambil hikmah darinya.
Saya sendiri beberapa kali mengalami fitnah, dan jujur tidak semua fitnah itu salah. Ada beberapa hal yang memang ada landasannya, hanya berita itu kadang dibesar-besarkan hingga menjadi sebuah fitnah. Dari beberapa kejadian fitnah yang menimpa saya, maka timbul sebuah pemikiran bahwa beberapa kejadian fitnah yang menimpa saya juga disebabkan oleh perilaku saya sendiri. Bisa jadi saya kurang respect dengan orang lain di sekitar saya, terlalu sibuk dengan diri sendiri, cuek dengan orang lain (dalam arti tidak memikirkan perasaan mereka) dan lain sebagainya.
Intinya adalah fitnah yang terjadi pada kita juga ada sebab yang berasal dari dalam diri kita. Kita tidak mau berburuk sangka kepada orang lain yang menyebarkan fitnah tersebut. Bisa jadi mereka memiliki sedikit informasi tentang kejadian yang berkaitan dengan kita kemudian ia menambah-nambahinnya, tapi itu terlalu berspekulasi (hanya mengira-ngira) kenapa kita tidak instropeksi diri saja?
Inilah salah satu cara menikmati fitnah, ternyata dengan menyebarnya fitnah tentang diri kita akan membuat kita tidak berbuat sombong. Banyak kekurangan pada kita yang orang lain lihat pada diri kita. Kita buklkan manusia sempurna, kita memiliki banyak kelemahan dan kita juga memiliki begitu banyak keterbatasan. Fitnah yang menimpa kita adalah salah satu dari sebab perbuatan kita, baik kita sadari atau tidak. Karena itu nikmatilah fitnah itu.....
Jika ternyata fitnah itu berasal dari orang-orang yang tridak suka dengan kita, maka di sinilah kita harus kembali mawas diri. Apa yang membuat orang lain tidak suka dengan kita? Perilaku saya? Tindakan saya? Gaya saya? Atau hal lain yang tidak sengaja kita lakukan hingga membuat orang lain terluka. Dengan fitnah kita akan kembali memperbaiki diri, menghiasi diri dengan akhlak terpuji dan menamalkan adab-adab Islami agar orang lain tak timbul dengki.
Menikmati fitnah juga berarti mengurangi dosa-dosa kita selama ini. Biarkan fitnah tersebar asalkan itu adalah sesuatu yang tidak benar. Ingat …. segala bentuk kebatilan (kebohongan) pasti akan terungkapkan dan kebenaran akan dimenangkan. Karena itu bersabarlah ketika fitnah menimpa dan jangan lupa berdoa aga si penebar fitnah segera bertaubat.
Bagaimana jika fitnah itu mengancam eksistensi kita? Ungkapkan kebenaran walaupun penuh pengorbanan. Maksudnya adalah luruskan fitnah dengan niat lillah dan mengharap ridhaNya. Maksudnya adalah jika fitnah itu semakin menyebar maka membela dan meluruskan fitnah tersebut adalah salah satu dari menikmati fitnah, hanya jangan berlebihan dan harus sesuai dengan adab dan etika Islam. Wallahu a'lam .     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...