Kamis, 10 Februari 2011

Merubah Kegemaran Menjadi Kewajiban


Oleh : Abdurrahman Misno Bambang Prawiro


Bagaimana cara menjadikan aktifitas menulis menjadi kegiatan yang menyenangkan? Jika ini ditanyakan pada Spiritual Writer tentu akan memiliki jawaban yang agak berbeda, kenapa demikian? Karena dalam spiritual writing menulis bukanlah aktifitas biasa, ia adalah sebuah panggilan jiwa untuk menyebarkan kebajikan kepada siapa saja, di mana saja dan kapan saja. Sehingga ketika berbicara masalah menulis bukan hanya bicara masalah kegemaran tapi menyangkut masalah kewajiban.
Kewajiban yang dimaksud adalah sebagaimana difirmankan oleh Allah ta'ala :




كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ ۚ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ [٣:١١٠]

“Kalian adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik” QS Ali Imran : 110.
Ayat ini adalah salah satu dari ciri umat terbaik yaitu senantiasa mengajak kepada yang ma'ruf (kebaikan) dan mencegah berbagai bentuk kemungkaran. Nah..... menulis adalah salah satu dari amar ma'ruf dan nahi mungkar (mengajak kepada kebaikan dan melarang kemungkaran), maka menulis adalah kewajiban bagi kita yang ingin menjadi umat terbaik.
Alangkah indahnya jika kegemaran kita ternyata selaras dengan nilai-nilai Islam. Inilah salah satu kemuliaan penulis. Maka jika kegemaran kita untuk menulis terganggu dengan rasa bosan maka perbaikilah motovasi menulis kita. Untuk apa sebenarnya kita menulis? Apakah untuk mendapat uang? Agar kita terkenal? Atau keuntungan keduniaan lainnya. Hal itu sebenarnya tidak apa-apa. Namun masih ada nilai yang lebih mulia dari semua itu spiritual writing adalah jawabannya. Menulis dengan dasar keimanan berarti menjadi kegiatan menulis adalah sebuah kewajiban dalam rangkan mengajak berbuat kebaikan kepada semua insan dan mencegah berbagai bentuk kemungkaran. Jadi menulis bukan sebuah kegemaran bukan?
Tapi kalau kegemaran itu muncul itu juga akan sangat mendukung, seperti ibadah dalam Islam lainnya. Puasa misalnya ketika kita berpuasa dengan niat karena Allah ta'ala kemudian dengan itu kita juga bisa berdiet agar langsing maka itu adalah anugerah dari Allah ta'ala. Menulis juga sama, ketika niat kita ikhlas karena Allah ta'ala kemudian dengan itu kita mendapatkan keuntungan dan popularitas maka itulah anugerah yang diberikan oleh Allah ta'ala di dunia. Di akhirat insya Allah berkali-kali banyaknya dari apa yang kita dapatkan di dunia. Syaratnya hanya ikhlas dan mengikuti petunjuka NabiNya.
Intinya adalah kegemaran menulis adalah sebuah sikap positif, ia akan mendorong kepada rasa suka dengan aktfitas ini sehingga memudahkan dalam menghasilkan suatu tulisan. Kemudaian bagaimana cara menumbuhkan kegemaran menulis? Pertama luruskan niat karena Allah ta'ala, dalam spiritual writing kami menyebutnya menulis karena Allah ta'ala. Kedua tetapkan tujuan kita dalam menulis, jangan hanya untuk mendapatkan uang, ingin terkenal dan keuntungan yang sifatnya sementara. Jadikan tujuan menulis kita adalah mengharapkan imbalan yang lebih abadi di akhirat sana. Bukankah lebih baik makan singkong dalam keadaan sadar dari pada makan roti dalam keadaan bermimpi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...