Minggu, 13 Februari 2011

Setiap Rona Kehidupan Adalah Bahan Tulisan


Oleh : Abdurrahman


Tak banyak yang tahu bahwa segala kejadian yang menimpa kita adalah sebuah bahan untuk dijadikan tulisan. Walaupun kejadian itu sangat remeh, dengan polesan kata yang menarik bagi pembaca, maka ia bisa menjadi sebuah bacaan yang “renyah” untuk dikonsumsi. Para penulis sangat memahami hal ini, mereka sangat peka dengan apa yang menjadi bahan tulisan hingga sebuah kejadian kecilpun menjadi sebuah bahan tulisan. Apakah semua kejadian bisa menjadi bahan tulisan? ya.... semua tulisan bisa dijadikan bahan tulisan. Minimal menjadi bahan renungan untuk pembaca sekalian.

Contoh paling sederhana adalah saat saya menyusun tulisan ini badan terasa capek sekali, maklum kemarin mengangkat batu cukup banyak hingga masih terasa saat ini. Namun capek yang saya rasakan berimbang dengan kepuasan yang saya dapatkan, jadi ya nikmati saja. Sebenarnya tulisan lengkap untuk perasaan saya adalah seperti ini :
Tidak biasanya hari ini saya agak kesiangan bangun pagi. Sebenarnya sih gak kesiangan sekali cuma biasanya saya bangun sebelum adzan shubuh. Hari ini saya bangun ketika iqamat dikumandangkan. Jadi dengan terpaksa setelah bangun dan berwudhu terus menuju ke masjid, sementara shalat sunnah shubuh yang biasa saya lakukan terpaksa dilaksanakan setelah shalat berjamaah di masjid. Sebenarnya memang secara umum tidak boleh shalat sunnah fajar/shubuh setelah shalat shubuh. Namun ya daripada kehilangan pahala seluruh isi dunia dan isinya maka tetap saja saya laksanakan sholat sunnah tersebut. Hal ini saya laksanakan juga bukan tanpa sebab, ada beberapa ulama yang membolehkan hal ini. Kembali ke sebab kesiangan saya, kemarin saya seharian memang bekerja cukup menguras keringat. Dimulai pagi hari berkhidmah di ma'had hingga pukul 15.00. selanjutnya mengangkat batu untuk mengurug bagian rumah yang belum rata. Wah.... tenaga ini benar-benar terkuras, tapi ada kepuasan dalam hati dan inilah yang menjadi konsekuensi dari rasa capek itu. Jadi sekali lagi rasa capek itu adalah harga untuk kepuasan saya menyelesaikan pembangunan rumah .
Jadi seperti buku harian ya...... ? Itu memang catatan harian. Sekarang jika kita jadikan sebuah feature atau tulisan pendek maka akan jadi seperti ini :
Rasa lelah adalah fitrah atau tabiat alami manusia, ia adalah bentuk respon dari tubuh karena digunakan untuk suatu aktifitas yang melebihi kapasitasnya. Atau suatu aktiftas yang jarang dilakukan kemudian tiba-tiba dilakukan dengan porsi yang berlebihan maka akan membuat badan ini terasa lelah. Maka kelelahan adalah sebuah keadaan di mana tubuh merasakan sakit di beberapa bagian. Membahas tentang kelelahan maka timbul sebuah pertanyaan mendasar, apa sebab kelelahan kita? Atau apa penyebab kecapekan kita? Sebuah pertanyaa yang seharusnya dijawaban dengan tindakan kita. Ingat tubuh kita adalah amanah (titipan) dari Allah ta'ala, jika kelelahan atau kecapekan kita disebabkan hal-hal yang sia-sia apalagi sesuatu yang melanggar syariatnya maka berhati-hatilah. Bisa jadi rasa capek itu akan semakin menyiksa kita. Sebaliknya rasa capek yang disebabkan sebuah aktiftas yang bermanfaat bagi kita, baik di dunia maupun di akhirat maka pahala dari rasa capek itu akan menjadi harga bagi pahala yang akan kita terima. Sehingga capek kita adalah karena Allah ta'ala, inilah bentuk lain dari ibadah. Jika kita capek karena aktiftas dakwah yang kita lakukan, atau karena kegiatan positif yag membawa kepada kebaikan maka ingatlah bahwa Allah ta'ala akan memberikan ganjaran dari rasa capek tersebut. Nikmatilah rasa capek itu karena pahala telah menanti di sana....
Dari satu kejadian sederhana dapat dijadikan bahan tulisan dengan berbagai format, maka tidak ada alasan untuk tidak menulis, apalagi beralasan dengan sulitnya mencari ide tulisan. Pada contoh kedua kita dapat memasukan berbagai ayat-ayat dalam Al-Qur'an dan hadits Nabi yang berkaitan dengan hal tersebut.
Bagaimana kalau dijadikan semacam cerpen (cerita pendek)? Bisa sekali ini adalah kisah nyata yang sedikit ditambahin kata-kata menggugah, silahkan anda coba membuatnya.....    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...