Selasa, 08 Februari 2011

Surat Untuk Ibu

Oleh Ummu Reza

Terdengar lengking teriakan seorang perempuan..."pecel...pecel...pecel mboten bu..?" Suara perempuan menawarkan dagangannya. Perempuan itu biasa menawarkan dagangannya dari pintu ke pintu dengan logat jawanya yang masih terasa kental.. Aku panggil dia, buru2 dia menghampiriku. "pinten bungkus bu?" begitu tanyanya kepadaku, dan secepatnya aku jawab "1 saja, lagi sendirian di rumah ko' bu.. mau minum bu..?" Aku bertanya ke perempuan itu. Perempuan itu menjawab "Tidak bu, trimakasih.. Lagi puasa...Insya Alloh"...Ah..Subhanalloh.. Aku benar-benar kagum dengan semangat perempuan itu. Dengan memanggul bakul, tangan kiri dan kanan masih harus menjinjing pula dagangan yang lain. Namun begitu, dia masih sanggup melakukan shaum sunnah senin-kamis.

Aku jadi teringat cerita perempuan itu. Dia pernah bercerita, ingin melihat anak-anaknya menjadi orang pandai, tidak seperti dirinya. Dia rela membantu suaminya yang hanya seorang buruh bangunan, demi untuk anak-anaknya. Betapa mulia hati seorang ibu. Hujan panas bukanlah rintangan baginya. Yang dia harapkan hanyalah rizky Alloh yang halal, agar dia dapat menyambung hidupnya dan menyekolahkan anak-anaknya.

Ah..Ibu..Aku menjadi teringat pada ibuku. Wanita yang telah melahirkanku. Dengan susah payah beliau mengandungku. Lalu apa balasanku..? Bertanya kabar pun aku jarang. Apalagi datang berkunjung. Aku terlalu sibuk dengan duniaku. Aku sibuk dengan aktifitasku. Aku sibuk dengan urusan kantorku. Aku sibuk dengan teman-temanku.

Berbagai macam penyesalan ada dalam benakku. Aku teringat cerita seorang sahabat Rasululloh shallallohu 'alaihi wassalam (semoga Alloh merahmati beliau). Beliau seorang ulama besar, ketika beliau akan berda'wah di depan para jama'ahnya, ibunya memanggil dan menyuruh beliau kembali ke rumah untuk memberi makan hewan ternaknya. Kemudian sahabatpun pulang untuk memberi makan ternaknya. Setelah selesai memberi makan ternaknya, beliau kembali menemui jama'ahnya yang telah menunggunya. Subhanalloh...betapa para sahabatpun begitu mengagungkan keberadaan seorang ibu.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Kami wajibkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya.” (QS. Al Ankabut: 7)

Lalu aku..dapatkah aku berbakti seperti sahabat Rasululloh...?
Ibu...maafkan anakmu...

Senja di Cibinong
8 feb 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...