Senin, 28 Februari 2011

Valentine Versi Betawi


Oleh : Handayani San

Hampir tiap tahun umat Islam direpotkan oleh maraknya perayaan yang satu ini. Kata mereka  yang merayakan sih namanya  “hari kasih sayang”. Padahal berkasih sayang sesama muslim itu wajib, tidak terkecuali dengan umat non muslim. Begitu meriahnya, sampai-sampai hampir semua media masa tidak mau ketinggalan menayangkan program khusus untuk menyambut hari kasih sayang ini. Pusat-pusat perbelanjaan atau yang sering kita sebut  “mall” pun tidak mau kalah. Warna “pink” mendominasi perayaan ini. Dari baju berwarna pink, Balon berwarna pink, sampai coklat berbentuk hati yang berwarna pink. Saya juga bingung kenapa coklat berwarna pink masih disebut coklat ya.., kenapa ngga disebut gula-gula atau permen..? Bisa dibilang ini adalah salah satu bentuk  kreatifitas anak manusia, namun salah dalam penempatannya, yaitu tasyabbuh, mengikuti kebiasaan kaum kufar, berpartisipasi merayakan perayaan kaum non muslim.
Itulah realita yang ada. Berbagai perayaan yang tidak dicontohkan oleh suri tauladan kita Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam sedikit demi sedikit masuk ke dalam pemikiran umat Islam. Syubhat pun ada di dalam fikiran kita “siapa juga yang menolak berkasih sayang?”. Abang, Mpok, Encang, encing, Nyak, Babe, yang namanya kasih sayang tuh…ya harus setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap waktu. Masa sih kasih sayang Cuma sehari doang, masa memberi  hadiah cuma saat hari “Valentine” aja. Berarti setelah hari itu gontok-gontokan lagi dong…kaya yang sering diberitakan di televisi…isinya tawuran terus. Padahal Islam mengajarkan kita untuk saling berkasih sayang dan saling memberi hadiah.
Kita tinggalin deh tuh budaya kekerasan. Nah ini ada cerita tentang Valentine ala “Betawi punye cerita”. Kenapa tanggal 14 Februari disebut hari “Valentine”? Ceritanya begini… Dulu tuh ada 3 remaja yang terlibat cinta segitiga. Namanya “Dul, Jaja sama Entin”. Si Dul dan Jaja ini ternyata jatuh cinta sama orang yang sama yaitu “Entin”. Kemudian terjadilah persaingan diantara keduanya. Karena keduanya masih saudaranya Bang Pitung, kemanapun pergi mereka selalu bawa golok. Untuk merebut hati Entin, mereka pun bertarung sebagai laki-laki, satu lawan satu. Mereka berdua saling menghunus golok. Ternyata sabetan golok Dul meleset dan mengenai kepala Entin. Si Dul histeris dan berteriak “Ini Pale Entin…ini Pale entin..”.  Karena dulu banyak orang Belanda, orang Belanda susah nyebut “Pale Entin”… Jadi kepeleset “Valentine”…
Begitu ceritanya yang beredar di kalangan anak muda sekarang. Dan tulisan ini terinsipirasi dari cerita anak-anak ABG yang menolak merayakan “Hari Valentine”. Yuk mari…bersama kita tegakkan aqidah umat muslim. Jangan hanya takut dikatakan “Tidak Gaul”  dan “Ketinggalan Zaman” kita menukar aqidah kita dengan aqidah kaum kufar.

Wallohu a’lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...