Rabu, 30 Maret 2011

ATM : Amati Tiru Modifikasi


Oleh : Abu Aisyah


Menulis adalah sesuatu hal yang mengasyikan, ia menjadi sarana untuk menumpahkan semua perasaan. Dari perasaan senang sampai perasaan duka, semuanya dapat tertuang ke dalam sebuah media tulisan. Namun jika menulis adalah sebuah kegiatan untuk bukan sekadar menumpahkan perasaan maka kegiatan menulis juga memerlukan adanya panduan dan tekhnik dalam pembuatannya.  Walaupun sebenarnya apapun tujuan menulis seharusnya ia dapat dinikmati sehingga menulis bukanlah sebuah beban tapi sebuah kebutuhan.
Ketika menulis menjadi sebuah kebutuhan maka setiap hal yang berkaitan dengan penulisan akan selalu mencuri perhatian kita. Diantaranya adalah bagaimana penulis lain memiliki karakter yang sangat khas. Sebagai penulis pemula terkadang tulisan-tulisan memiliki banyak kesamaan dengan tokoh penulis idolanya. Pada tingkat awal tentu hal ini tidaklah mengapa, sebagai bentuk latihan menuju penulis yang memiliki kekhasan.
Mengamati tulisan orang lain juga bisa dijadikan metode dalam penulisan kita. Contohnya penulis-penulis senior biasanya mereka memiliki kekhasan tersendiri dalam setiap tulisan. Entah itu dari segi pemilihan diksi ataupun tema yang diangkatnya. Sehingga kita akan mengenal penulis ini memiliki image sebagai penulis sastra misalnya. Kekhasan inilah yang membeakan dengan penulis lainnya. Mengamati tulisan orang lain berarti kita menyelamai ciri khas dari tulisan tersebut, sekaligus bagaimana penulisnya menggunakan pilihan kata yang tidak banyak digunakan oleh penulis lainnya. Dengan mengamati sebuah tulisan bisa jadi kita akan terinspirasi untuk menulis sesuatu yang mirip dengan tema dan gaya tulisan tersebut. Saya sendiri ketika selesai membaca sebuah buku selalu terpikirkan akan membuat sebuah buku dengan tema yang mirip dari buku yang telah saya baca tersebut, tentunya dengan bentuk penyajian yang berbeda.
Agar inspirasi setelah membaca kita tidak hilang maka segeralah menulis apa yang menjadi gagsan tersebut. Tahap ini kita sebut dengan tiru, tentunya bukan sembarang meniru. Arti meniru di sini adalah mencontoh karakter dari tulisan yang menurut kita bagus, kita buat sesuai dengan gaya tulisan tersebut. Ini hanyalah tahap untuk kita dapat menulis dengan baiik. Proses meniru bisa dikatakan hanya sebagai pancingan untuk merangsang kita menulis, ia juga menjadi ajang latihan kita dalam penulisan. Sebagai sebuah tahapan maka kita kita tidak boleh berhenti hanya sampai di sini saja, beberapa kasus di Indonesia sebagian penulis hanya mengekor trend yang sedang ada. Sehingga ketika booming buku tentang satu tema, maka beramai-ramai para penulis membuat buku yang memiliki tema yang sama.
Tahap terakhir dari model penulisan adalah modifikasi, inilah yang menjadi ciri khas kita dalam penulisan. Setelah kita meniru tulisan orang lain maka berilah sentuhan dari karakter pribadi kita yang akan membedakan dengan tulisan orang lain. Modifikasi berarti merubah sebuah tukisan sesuai dengan kepribadian dan karakter masing-masing kita. Pada modifikasi tingkat awal bisa jadi kadar dari kekhasan kita masih tidak kentara, kesan bahwa tulisan itu adalah hasil tiruan masih terlihat di mana-mana. Pada tahap awal tidak mengapa,selanjutnya harus dikembangkan agar ide dan kekhasan kita dapat mendominasi tulisan kita. Mudah bukan?
Jadi ketika kia akan menulis namun kehabisan bahan bakar maka bacalah karya orang lain, amati, tiru dan modifikasi. Metode ini tentunya hanya berlaku bagi para penulis pemula. Bagi yang sudah malang melintang di dunia penulisan tentu tidak lagi memerlukan metode ini, ia hanya butuh sebuah ide brilian yang merupakan hasil karyanya sendiri. Walaupun demikian tetap saja mereka akan terinspirasi dari sebuah bacaan hasil karya orang lain.
Maka dari sekarang bagi para penulis pemula tidak adalasan lagi untuk tidak bisa menulis, amtilah tulisan orang lain, lalu tiru tulisan tersebut dan modifikasi sesuai dengan karakter kita. Dengan model ini mudah-mudahan kita bisa menghasilkan tulisan-tulisan yang berkualitas dan menemukan ciri khas dari tulisan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...