Selasa, 22 Maret 2011

Catatan Akhir Ujian Madrasah

Oleh : Pak Guru Abdu


Hari ini tanggal 22 Maret 2011 adalah hari terakhir untuk siswa kelas IX untuk menyelesaikan Ujian Akhir Madrasah kalau di sekolah negeri namanya Ujian Akhir Sekolah. Di akhir hari terakhir ini ada kejadian yang membuat saya teringat kembali kejadian lima tahun yang lalu, masih sama berkaitan dengan ujian yaitu tradisi siswa kita (Jangan-jangan kita dulu juga .....) yang masih suka mencontek. Sebagai ketua panitia ujian saya jelas harus mengambil keputusan yang tegas agar dapat memberikan efek jera pada siswa yang menyontek tersebut. 
Kejadian awalnya adalah ketika saya mengawas di ruang 29 UAM, waktu itu di barisan belakang ada dua orang siswa yang terlihat gelisah..... saya perhatikan ternyata salah satu dari mereka melihat hasil ujian temannya. Saya tegur baik-baik sedikit mengurangi namun di akhir ujian ternyata saya lihat hasil ujian antara siswa tadi dengan siswa yang duduk di dekatnya sangat mirip. 
Sampai dengan ujian selesai masih kami diamkan namun ketika say amemeriksa ujian dua orang tersebut ternyata ada indikasi kuat ia telah menyontek, akhirnya saya cross check dengan guru pelajaran lain ternyata hasilnya tidak jauh beda dua orang siswa memiliki jawaban yang hampir sama hanya selisih 2-5 jawaban. 
Akhirnya saya mengambil keputusan untuk memanggil keduanya, kami ancam dengan tidak akan diluluskan untuk Ujian Nasional (UN) pada tahun ini akhirnya salah satu dari pelaku pencotekan itu mengaku dan hukumannya tadinya mau tidak diluluskan atau dikurangi nilainya. Namun akhirnya kami memutuskan untuk menyuruh keduanya mengulangi ujiannya kembali besok.
Mencontek sebuah "tradisi" buruk yang masih banyak terjadi di bangku-bangku sekolah. Dari sekolah TK sampai PT contek-menyontek adalah sesuatu yang sulit untuk dihilangkan. Sebenarnya tidak bijak juga ketika menyalahkan siswa, adanya pengawasan yang ketat tradisi jujur yang harus dicontohkan oleh guru dan moral  anak bangsa ini harus terus ditingkatkan. Guru sebagai seorang yang harus ditiru juga seharusnya menjadi suri tauladan terbaik bagi murid-muridnya. Jangan-jangan kita juga dulu pernah menyontek, atau minimal membantu teman kita yang tidak bisa ketika kejadian berlangsung. 
Dalam beberapa kasus justru guru yang memberikan contekan pada murid-muridnya ketika ujian akhir berlangsung, ini adalah musibah terbesar. Seorang guru yang seharusnya menjadi contoh kepada para siswanya justru memberikan jalan bagi siswa agar menyontek. Dan peristiwa ini sudah menjadi rahasia umum ketika UN berlangsung. Saya sendiri yang pernah beberapa kali menjadi Tim Pemantau Independent (TPI) mendapati hal ini di hampir sekolah, baik negeri ataupun swasta. Jika sudah demikian bagaimana bangsa ini akan maju jika siswa-siswanya lulus dengan hasil dari contekan..... Semoga kita bisa menghilangkan budaya yang buruk ini...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...