Rabu, 30 Maret 2011

Diary Seorang Ibu….


Oleh Ummu Aria


Gadis kecil yang dulu manja itu kini telah menjadi seorang ibu. Tidak pernah terlintas dalam fikirannya betapa berat menjadi seorang ibu. Mendidik anak-anaknya agar kelak menjadi generasi rabani, menjadi seorang mujahid yang selalu berjuang di jalan Alloh, menegakan kebenaran, berani mengatakan yang haq adalah haq dan yang salah adalah salah.

Tidak pernah terlintas dalam fikirannya betapa perkataan “ah” yang muncul dari mulut mungilnya akan membuat airmata seorang ibu menetes, melukai hatinya, terhempas bagai kapas putih yang terombang-ambing di tengah lautan…kemudian tenggelam ke dalam dasar samudera airmata.

Gadis kecil itu tidak pernah memikirkan bagaimana seorang ibu meneteskan air mata saat mengingat rengekan anaknya untuk dibelikan mainan. Dia tidak pernah memikirkan bagaimana lelahnya seorang ibu saat menemani buah hatinya yang sakit, saat ibu menuntun kaki kecil itu melangkah.  Ah…Ibu kasihmu sepanjang masa….

Ibu…
Gadis kecilmu begitu rindu belaianmu, ingin dia menangis di pangkuanmu, mengadukan betapa berat beban yang sedang di hadapinya. Gadis kecilmu begitu rapuh, gadis kecilmu begitu cengeng. Tidak seperti dirimu yang tegar dalam menghadapi ujian hidup ini. Dirimu selalu tersenyum, manakala cobaan itu datang. Dirimu menjadi perkasa manakala badai itu menerjang. Dirimu begitu agung di mata anak-anakmu.

Ibu…
Berilah gadis kecilmu nasihat dalam mengarungi bahtera hidup ini, agar gadis kecilmu tidak salah melangkah dalam menapaki garis hidup yang telah Alloh tentukan.  Bagaimana gadis kecilmu mendidik mujahid kecilnya yang semakin terbawa arus kemajuan zaman dan tekhnologi. Bagaimana gadis kecilmu bisa menjadi seorang ibu yang tegar, seorang ibu yang perkasa manakala fitnah itu melanda.

Ibu…
Andai saja Alloh membolehkan sujudku selain kepadaNya, tentulah engkau orang kedua setelah suamiku yang akan aku sembah. Semua kulakukan sebagai baktiku padamu. Sebagai penebus airmata yang telah menetes karena ulah gadis kecilmu. Sebelum maut memisahkan kita, sebelum malaikatul maut menjemput salah satu diantara kita, sebelum ada perkataan “terlambat”…izinkan aku mencium kakimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...