Rabu, 09 Maret 2011

Makin Berisi Makin Merunduk : Other Version



Siti adalah seorang gadis desa lugu, ia dibesarkan di sebuah desa terpencil di wilayah Jawa bagian selatan. Sebagai gadis desa ia memiliki penampilan sederhana, memakai rok hingga ke betis dan baju atasan yang sopan. Ia juga berperilaku sebagaimana gadis desa lainnya, pagi-pagi sekali pergi ke sekolah dengan naik sepeda dan setelah pulang membantu orang tuanya di rumah.
Namun semua itu berubah setelah dia merasakan tinggal di Kota, pakaiannya semakin tipis dan pendek, sementara perilakunya laksana gadis kota. Mendengarkan musik melalui hands set dan tanpa sungkan mendendangkan lagu-lagu dari idolanya. Berpacaran? Tentu saja! Siti kini menjadi gadis kota yang memiliki selera berbeda dengan dea tempat tinggalnya. Hal ini tidak berlangsung lama, sebuah kejadian “luar biasa” telah menimpanya dan mengoyak masa depannya. Kejadian yang dilakukannya dengan pacaranya karena dasar saling suka. Hingga akhirnya menghasilkan benih manusia di luar pernikahan yang mulia.
Makin berisi makin merunduk, pepatah ini juga cocok untuk melihat keadaan Siti, ia kini menanggung malu karena hamil di luar nikah. Makin berisi perutnya makin merunduk ia dibuatnya, bahkan ia sering mengurung diri di kamarnya. Orang tuanya sendiri tidak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah dan berusah menerima keadaan yang menimpa mereka. Pacarnya sendiri tidak bertanggung jawab dan akhirnya pergi entah ke mana.
Siti dalam keadaan nestapa, ia semakin malu melihat perutnya yang semakin besar. Akankah putra pertamanya tidak melihat sang Ayah? Sudah beberapa kali ia mencoba untuk menghubungi pacarnya namun tak ada hasilnya, ia seperti di telan bumi tak ada kabar dan berita. Akhirnya Siti hanya menerima takdirNya, penyesalan yang tak terhingga menggelayut dalam benaknya. Namun nasi sudah menajadi bubur, maka tambahlah dengan gula agar bubur itu dapat dinikmati bersama……       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...