Selasa, 22 Maret 2011

Menikmati Kedewasaan...

Oleh : Abu Aisyah 



Sewaktu remaja saya selalu berfikir bagaimana rasanya menjadi seorang manusia dewasa, rasa penasaran itu terus menghantui hingga masa-masa menjelang dewasa. Imaginasi liar saya melayang membayangkan berbagai pengalaman di masa dewasa. Bagaimana ya rasanya menjadi manusia dewasa?
Mendekati usia kepala empat ternyata saya telah merasakan kedewasaan itu. Jika selama ini saya berfikir bahwa kedewasaan itu hanya dari segi fisik saja, ternyata imaginasi saya meleset. Sebenarnya tidak salah hanya imajinasi saya hanya terpaku kepada sesuatu yang sifatnya biologis saja sementara masalah spiritual jarang terbayangkan. Dewasa yang saya rasakan saat ini bukan hanya usia saja, lebih dari itu yaitu kedewasaan berfikir dan spiritual. Saya merasakan telah "sempurna" menjadi seorang manusia, istri, anak, rumah, kendaraan dan pekerjaan semuanya sudah ada. Inilah saatnya menikmati kehidupan, kedewasaan telah mengantarkan saya ke depan pintu gerbang kebijaksanaan. Jika selama ini saya grasa-grusu dalam bertindak, sikap itu sudah mulai hilang. Dulu ketika mengajar saya sering menghukum anak dengan menjewernya atau memukulnya kini sudah tidak ada lagi niat untuk menghukum siswa dengan kekerasan. 
Hidup saya juga terasa damai dan tenang, tidak ada pikiran iri dengan seseorang, atau rasa dendam dengan manusia lainnya. Orang-orang yang dulu pernah saya benci karena telah melemparkan saya ke lembah hitam sudah saya ikhlaskan, sebagian mereka memang sudah meninggal sehingga biarkanlah mereka menerima apa yang mereka lakukan. Perbuatan mereka yang telah menghancurkan hidup saya sudah saya ikhlaskan. Demikian pula hidup ini semakin bermakna dengan ilmu yang ada di dada (afwan.... semoga tidak sombong), jika dulu saya memahami agama hanya sebatas ritual saja, kini mulai melangkah dan masuk ke dalam zona pemahaman secara spiritual agama bukan hanya amalan badan tapi juga keyakinan mendalam dalam jiwa. 
Saya merasakan bahwa kedewasaan yang penuh dengan kebijaksanaan ini saya raih bukan secara gratis. Romantika kehidupan sudah saya lewati lebih dari seperempat abad, masa-masa itu penuh dengan perjuangan bahkan seringkali harus mengucurkan keringat dan darah untuk mendapatkan sebuah kemuliaan. Alhamdulillah hanya itu yang saya ucapkan bersyukur dan bertafakur atas semua nikmat yang ada menjadikan hidup saya semakin bermakna, dan saya ingin berbagi dengan anda...
Satu pelajaran yang saya dapatkan adalah bahwa kedewasaan didapatkan bukan tanpa perjuangan, ia adalah hadiah dari kesungguhan, ketekunan dan kesabaran dalam meniti bekal menuju kedewasaan. Dari semua itu, ilmu adalah bekal utama dalam menyiapkan kedewasaan kita, tentunya kedewasaan yang dimaksud adalah kedewasaan spiritual. Karena ada beberapa teman yang usianya lebih tua dari saya namun kehidupannya penuh dengan kehampaan, miskin iman walaupun harta di tangan. Ada seorang teman yang usianya sudah kepala empat tapi ternyata sikap hidupnya masih seperti anak-anak, rasa tanggung jawabnya kurang dan pemahaman terhadap agamanya masih sebatas ritual..... (bukan ghibah khan?) 
Saya sendiri juga terus beajar, tidak ada niat dalam hati saya untuk terkenal atau dipuji orang, walaupun niat ada dalam hati dan tidak ada yang mengetahui tapi saya yakin secarapasti, saya hanya ingin berbagi kepada seluruh insani, mari nikmati hidup ini, cari bekal sedari dini, agar kebahagiaan menghampiri, di dunia ini dan kelak di depan Ilahi...... mari berbagi..... 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...