Minggu, 20 Maret 2011

Pertarungan Nurani Manusia..

                                                 Oleh: Hakim As Sundawy

“Miris..” kalimat itu yang pertama kali ana ucapkan saat tadi pagi melihat tayangan berita di teve swasta yang memberitakan tentang pasien miskin yang sulit untuk berobat. Kenapa ana mengatakan miris, ya karna kondisi pasien tersebut sudah miskin, sedang sakit (parah pula!) mau berobat saja susah! Apa tidak miris melihatnya?? Berbagai macam alasan dilontarkan pihak rumah sakit, anulah.. itulah.. ga punya JAMKESMAS lah, ga ada keterangan dari aparat setempatlah kalo si pasien tuh miskin. Aaaaaaarrrrrrrrggggggggghhhhh!! Sungguh aneh, sekalian saja buat KTM alias Kartu Tanda Miskin! Mau nya itu opo tho?? Orang sakit mau sembuh malah dihalang-halangi dengan alasan Ketentuan Prosedur Rumah Sakit segala lah.. (maaf-maaf pemirsa eh.. pembaca kalo ana aga meluap-luap.. hehehe..), patas saja ada orang nyeletuk: “orang miskin dilarang sakit!” (hahaha.. bisaa aja tp enak jg dilarang sakit jadi sehat terus.. apaan sich?? Hehehe...). dan yang menarik bagi ana dalam permasalahan ini adalah.. sebenarnya apa sich yang dirasakan para pegawai rumah sakit tersebut yang ‘bertugas’ untuk ‘menangkal’ pasien yang ga berduit tersebut?? Apakah benar mereka tega berbuat seperti itu? Atau bathin mereka sebenarnya bertentangan dengan apa yang dilakukannya?? (tanya kenapa??).. samakah dalam benak anda tentang apa yang ana pertanyakan ini? Sebenarnya kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya pihak rumah sakit terkhusus para pegawainya karna mungkin mereka hanya mengikuti aturan kerja yang harus mereka laksanakan dengan baik. Namun alangkah lebih baiknya lagi jika memang sang pasien sudah teramat parah(ataupun ga terlalu parah) kondisi kesehatannya dan mereka (pasien miskin)tidak bisa memenuhi persyaratan untuk mendapatkan pengobatan gratis atau Cuma-Cuma dengan secepatnya, apa salahnya pihak rumah sakit merespon mereka dan merawat mereka terlebih dahulu sambil menunggu persyaratan tersebut di penuhi?? Ga ada yg salahkan? Justru itu lebih mencerminkan kemanusiaan (ehemmm.. bahasanya..) dari pada pasien dibiarkan terlantar di ruang pendaftaran atau malah diterlantarkan di tempat parkir (emangnya kendaraan.. ) karna harus menunggu persyaratan administrasi beres,  lha trus kalo seperti itu jadinya mencerminkan apa dong??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...