Minggu, 17 April 2011

Dilema Penulis Yunior

Ibnu Muhammad

Ana heran, akhir-akhir ini kenapa semangat untuk menulis itu ga ada. Sebenarnya sih ada tapi kalau sudah di depan komputer perasaan nggak mood banget. Apa karena terlalu sering nonton TV atawa kecanduan browsing internet? atau emang badan sudah kecapekan? Tapi kalau dipikir-pikir sih kayaknya karena terlalu sering nonton TV and browsing trus..... ngga dipakai-pakai lagi otak ini, makanya agak tumpul.  
Jadi gimana do...oong? padahal targetku tahun ini harus bisa menerbitkan satu buku minimal? kayaknya aku harus memaksa otak ini untuk bisa mood menulis, soalnya kalau nggak dipaksa kayaknya gak bakalan bisa deh. Dan sepertinya menulis hanya karena mood sepertinya bukan zamannya lagi. Mood itu hanya buat penulis yunior. Aku harus bisa menjadi penulis profesional, karena itu, tidak ada lagi istilah mood atau tidak mood.
Gue harus terus berusaha agar bisa menjaga semangat ini, bagaimana yah?  oke, jujur saja, mungkin saat ini aku masih agak terikat dengan mood, tapi waktu aku nggak mood aku harus terus menulis, apa saja, yang penting bisa dibaca. Terus kalau pas lagi mood berarti aku harus optimalkan waktunya untuk membuat sesuatu yang serius.
Tapi susah nggak yah?
Atau bisa mood itu memang harus dihilangkan, ia hanya mitos. So... permasalahan utamanya adalah otak gue yang susah buat mikir. Iya khan? jadi kejawab sekarang, kayaknya emang bener kalau pokok permasalahannya berada di otak gue yang tumpul karena jarang digunakan lagi. Karena itu dari sekarang, nonton TV and browsingnya sepertinya tidak perlu tiap hari deh, soalnya manfaatnya juga nggak terlalu banyak, atau tiap hari bolehlah, tapi cukup lima menit... (sama aja bodong...) maksudnye harus konsekuen dengan waktu.
Jadi dari sekarang aku harus bersemangat lagi untuk menulis, jangan ada lagi kata tidak mood atau otak tidak kompromi. Semuanya kembali ke kita? akan saya coba, Bismillah........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...