Sabtu, 30 April 2011

Ini (nadhar) dulu baru itu (khitbah)


Oleh : Abu Aisyah

   Ups.. sebenarnya sebelum proses khitbah bisa aja kamu nadzar (melihat) dulu, sama aja ikhwan atau akhwatnya. Walaupun yang biasanya pengin ngelihat sih  ikhwan (hayoo.. ngaku). Namun hal ini juga nggak menutup kemungkinan akhwatnya juga melihat si ikhwan (ehm...).
Masalah melihat or nadhar itu syar'i lho, coba deh perhatikan sabda Nabi lagi :
فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّهُ أَجْدَرُ أَنْ يُؤْدَمَ بَيْنَكُمَا
Lihatlah dia (calonmu) lebih dahulu agar nantinya kamu bisa hidup bersama lebih langgeng. HR Nasa'i.
Dalam riwayat yang lain Nabi memerintahkan kepada shahabatnya dengan ucapan :
فَاذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا فَإِنَّ فِي أَعْيُنِ الْأَنْصَارِ شَيْئًا
Pergi dan lihatlah kepadanya, sesungguhnya pada mata perempuan Anshar itu ada sesuatu. HR Muslim.
Jadi nggak perlu malu kalau minta izin untuk melihatnya, dari pada menyesal di belakang. Lagian kamu nggak mau khan kalau menikah seperti beli kucing dalam karung? (eh… jual beli  kucing boleh nggak yah…).
Thayyib, kita ganti aja, kamu ngga mau khan kalau beli bunga dalam karung? pasti dong nggak mau, udah ngga kelihatan bunganya harganya mahal lagi, kalaupun murah juga mikir-mikir dulu, jangan-jangan bunga bangkai yang di karung atau bunga kecubung.
Nah nadhar ini emang didesain buat calon-calon pengantin yang ingin melihat pasangannya.
Kira-kira apa sih manfaatnya nadhar ? ya banyaklah. Dengan nadhar minimal kamu tahu seperti apa orang yang akan kita jadikan pasangan. Dan pasangan kamu juga tahu siapa kita, jadi berlaku buat ikhwan dan akhwatnya.
Terus nadhar itu kayak gimana sih, apa aja batasannya? nah untuk masalah ini kita kembalikan kepada pendapat para ulama yang kompeten dengan masalah ini. Mereka berbeda pendapat tentang batasan nadhar, secara umum ada tiga pandapat :
  1. Melihat muka dan telapak tangan.
  2. Melihat leher, betis dan kepala (termasuk rambut dong)
  3. Melihat seluruh bagian tubuh (wuih, hati-hati nih)
Nah dari semua pendapat tersebut emang yang lebih rajih (kuat) ya… pendapat pertama dan kedua. Maksudnya adalah kalau ada ikhwan yang pengin lihat akhwat, lalu dia sudah merasa puas dengan hanya melihat muka dan telapak tangannya saja maka gak apa-apa, cuman kalo pengin lihat leher, kepala dan betisnya juga ngga apa-apa.
Kalau mau lihat semuanya? kayaknya nggak kudu deh, soalnya ini adalah pendapat dari madzhab Dzahiri yang banyak dilemahkan oleh para ulama. Tapi...... tapi apa coba? kalau ada ikhwan yang maksa banget, dalam tataran masih tertutup dan sopan ya nggak apa-apa, bukan berarti ngga pakai pakaian sama sekali, biasanya sih ikhwan pengin lihat tinggi bodinya (sssstttt.... hati-hati nih) dan penampilannya.
Cuman kalau hati ikhlas mah... insya Allah melihat muka, telapak tangan, leher dan rambutnya kayaknya udah cukup deh, bukankah itu cuman penampilan fisik? yang lebih penting hati dan agamanya dong. Setuju gak? wajib setuju (kok maksa lagi sih...)
Sikap akhwatnya gimana nih menghadapi ikhwan yang mau nadhar? biasa aja girls. Please be calm ! nggak usah grogi (kalau dikit masih ditolerir ). Soalnya ini juga kesempatan kamu buat melihat sang calon. Kalau kamu sebelum ini harus menundukan pandangan, maka saat nadhar adalah pengecualian. Sama kayak ikhwannya, kamu juga boleh melihat si dia dan melihat apa kira-kira yang manyenangkan darinya.
Ingat akhwat juga punya hak untuk menerima atau menolak lamaran kalau dirasa tidak cocok di hati. Jadi ... "Apa ya menariknya ikhwan itu?" cari deh... tapi ya jaga lah kesopanan, jangan sampai jelalatan. Tapi kalau masalahan beginian biasanya sih akhwat (cewek) lebih tahu diri, jadi nggak usah diajari lagi. Tapi nggak semua kalee yah, ada juga akhwat yang suka lirik-lirik (yang baca buku ini sih dijamin enggak).
Lima kali lagi nih, pokoknya masalah nadhar jangan terlalu menjadi ukuran standar deh, berapa banyak orang-orang yang tersesat dalam penampilan, kalau kata ana sih "Jangan terjebak oleh penampilan" berapa banyak musang berbulu ayam atawa serigala berbulu kuda. Kalau perempuan apa yah....., saya jadi ingat syair seorang teman dulu judulnya "Buaya betina" ups.... ini sih dunia luar bro and sis (maksudnya brother and sister) kalau dunia kita beda. (dunia ghaib kalee).
Kalau sudah nadhar dan ternyata ada semacam ketertarikan baik lahir ataupun batin maka kita lanjutkan perjalanan kita ke tahapan berikutnya, apa itu? ya khitbah lah, masa ya batal dong.
Terus gimana sih caranya khitbah? is easy man!!! gampang aja kamu tinggal datang ke orang tuanya, bisa langsung atau pakai basa-basi dikit (tergantung suasana dan kepribadianmu). Sendiri oke, dengan ikhwan juga boleh yang pasti satu tujuan harus tercapai. Pagi jadi, siang menantang dan malam menyenangkan, pokoknya any time deh.
Kalau ana sih dulu emang sama teman biar ada yang bisa diajak ngobrol. Kalau sama ortu gimana? wah bagus itu, itu tandanya orang tua memperhatikan kita. Dan perlu diingat yah, yang namanya menikah memang gak cuman ikatan antara seorang laki-laki dengan perempuan, tapi juga menggabungkan antara dua keluarga besar yang berbeda.
Jadi oke banget  kalau waktu melamar orang tua datang, jadi lebih resmi, lebih sopan dan moga-moga lebih mudah untuk diterima, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...