Selasa, 10 Mei 2011

Islam Saya, Islam Anda dan Islam Kita Semua

Oleh : Abu Aisyah

Islam apa adanya adalah dien (agama) Islam yang datang dari Allah ta'ala melalui malaikat Jibril yang diwahyukan kepada nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang ditujukan bagi seluruh umat di alam raya ini, bahkan ia tidak saja bagi mahkluk manusia namun juga bagi makhluk ghaib seperti Jin.
Syariat Islam universal untuk segala waktu dan tempat. Itulah Islam apa adanya, Islam yang dibangun oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dengan para shahabatnya, Islam yang telah dipraktekkan oleh mereka selama masa hidup mereka, hal ini terus berlangsung hingga tiga generasi berlalu.
Merekalah umat terbaik yang dimunculkan di tengah-tengah umat manusia :
كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَوْ ءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. QS Ali Imran ayat 110.
Lafadz "kalian" dalam ayat ini adalah orang-orang yang hidup bersama Nabi, hal ini diperkuat dengan sabdanya :
خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian masa sesudahnya, kemudian masa sesudahnya... HR Bukhary.
Islam apa adanya adalah Islam yang murni dan belum terkontaminasi oleh berbagai pemikiran  dari luar Islam. Ia ada dalam masa-masa pematangan setelah selesainya wahyu yang diakhiri dengan firmanNya :
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. QS Ali Imran ayat 3.
Itulah Islam apa adanya, namun apakah saat ini ada Islam seperti itu?. Kami jawab "Ada dan akan selalu ada", mari kita perhatikan salah satu sabda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam :
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
Senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menegakkan kebenaran tidak merugikannya orang yang menghina sampai datang hari kiamat dan mereka dalam keadaan demikian. HR Muslim.
Merekalah orang-orang yang senantiasa menjaga Islam ini sesuai dengan apa adanya, sesuai dengan apa yang Nabi Muhammad ajarkan kepada para shahabatnya. Dan mereka praktekkan bersama.
Pembahasan kita semakin menarik karena berkaitan dengan bagaiamana ciri-ciri dari Islam apa adanya. Islam yang telah membuat gentar tentara Romawi dan Persia, Islam yang telah menghancurkan seluruh sesembahan Kafir Quraisy.
Di antara ciri-ciri Islam apa adanya adalah : 
1.    Kekuatan Sumber Hukum
2.    Ketundukan Total terhadap perintah Allah dan rasulNya
3.    Dasar Aqidah Kokoh
4.    Persatuan di atas kesatuan
5.    Mencontoh Nabi tanpa tapi
6.    Meyakini bahwa Islam sudah sempurna
7.    Perpaduan seimbang Ilmu dan Amal
8.    Kesempurnaan dalam Ikhtiar dan Tawakal
9.    Penyembahan penuh raja, khauf dan cinta
10.    Adil dalam segala hal
11.    Bebas dengan batas
Berikut ini adalah penjelasannya secara ringkas, mudah-mudahan dapat menjadi bekal sebagai pegangan umum dalam kita beragama.  
Kekuatan Sumber Hukum
Islam apa adanya adalah Islam yang memiliki sumber hukum yang telah disebutkan oleh Allah ta'ala dalam firmanNya :
اأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, ta`atilah Allah dan ta`atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS An-Nisa ayat 59. 
Adapun hadits Nabi yang menyebutkan tentang kedua sumber hukum ini adalah :
أَلَا إِنِّي أُوتِيتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَهُ
Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Kitab (Al-Qur'an) dan yang sepertinya bersamanya. Ketahuilah sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan yang sepertinya bersamanya. HR Abu Daud.
Inilah sumber hukum yang ada dalam Islam, ia menjadi kekuatan sumber hukum yang tidak bisa dipungkiri lagi, jika ada kelompok Islam yang hanya menggunakan Al-Qur'an saja berarti ia bukan Islam apa adanya, melainkan Islam yang ada apa-apanya. Maksudnya adalah islam yang memiliki kepentingan tertentu, dan dapat dipastikan kesesatannya.
Ketundukan Total terhadap perintah Allah dan rasulNya.
Islam apa adanya adalah Islam yang menyerahkan diri (istislam) kepada seluruh perintah-perintah dan hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh Allah ta'ala dan rasulNya tanpa mempertimbangkan apakah hal itu menguntungkan atau tidak.
Ketundukan total ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan sesuatu yang ghaib, misalnya tentang keimanan kita terhadap Allah, Malaikat, Hari Kiamat, takdir, Alam Barzah dan perkara ghaib lainnya. Di sini tidak ada tempat bagi akal untuk membantahnya :
فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا(65)
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. QS An-Nisaa ayat 65. 
Ketundukan total terhadap masalah-masalah yang ghaib adalah merupakan cirri dari orang-orang yang beriman :
الم(1)ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ(2)الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ ....
Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib…. QS Al-Baqarah ayat 1-3.
Demikianlah Islam apa adanya mengimani setiap perkara ghaib yang datang dari Allah ta'ala dan rasulnya tanpa perlu mempertanyakan atu mencari-cari hakikatnya, karena hal itu berad di luar jangkauan akal manusia. Sebagai seorang muslim kita hanya diperitntahkan untuk tunduk patuh.
Dasar Aqidah Kokoh
Aqidah adalah pondasi yang kokoh bagi bangunan masyarakat Islam, maka islam apa adanya adalah Islam di dasarkan kepada penguatan secara terus menerus aqidah Islam bagi para pemeluknya. Dengan aqidah inilah seseorang akan terbebas dari adzab neraka dan dapat masuk ke surga :
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ(82)
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. QS Al-An'am ayat 82.
Ketika seseorang mempunyai pondasi aqidah yang kuat maka ia akan terbebas dari perbuatan syirik dan ini adalah sebuah jalan menuju ke surgaNya.
Persatuan di atas kesatuan
Islam apa adanya mendambakan persatuan di atas Islam, bukan persatuan di atas golongan, kelompok, suku dan lain sebagainya. Islam apa adanya telah mempersatukan antar suku Khazraz dengan suku Aus di Madinah di atas persatuan Islam :
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai. QS Ali Imran ayat 103.
Tali Allah yang kuat adalah kalimat Syahadat "la ilaha illallah" itulah simpul pengikat persatuan. Islam apa adanya menginginkan adanay persatuan dalam kesatuan bukan persatauan dalam perpecahan.   
Mencontoh Nabi tanpa tapi
Ittiba' atau mencontoh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam adalah ciri khas dari Islam apa adanya, beginilah Islam mengajari kita :
وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. QS Al-Hasyr ayat 7.
Islam apa adanya adalah islam yang tidak pernah mendahulukan ucapannya melebihih perkataan Allah dan Rasul-Nya, tidak meninggikan suara di atas suara Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan mereka juga tida rela jika seseorang meninggikan suara di atas suara Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Meyakini bahwa Islam sudah sempurna
Islam apa adanya adalah Islam yang seperti adanya pada zaman Nabi, artinya Islam yang telah sempurna setelah Nabi wafat, itulah Islam apa adanya, sehingga dia tidak terjatuh dengan segala amalan yang tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam :
من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد " رواه البخاري ومسلم , وفي رواية لمسلم " من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد
Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu dalam urusan agama kami ini yang bukan dari kami, maka dia tertolak.HR. Bukhari dan Muslim.
Dalam riwayat Muslim disebutkan: “Barangsiapa melakukan yang suatu amal yang tidak sesuai urusan kami, maka dia tertolak.
Inilah ciri khas Islam apa adanya, ia melaksanakan Islam sesuai dengan apa adanya tidak mebuat suatu amalan-amalan yang tidak pernah dikerjakan nabi ataupun para shahabatnya.
Semua itu dilakukan karena memang Islam sudah sempurna, kalau Islam sudah sempurna untuk apa lagi kita menambah-nambahnya, maka biarkan saja Islam sesuai dengan keadaannya. Kita tidak melaksanakannya, gampang bukan?
Perpaduan seimbang Ilmu dan Amal
Islam sesuai dengan keadaannya yang asli adalah Islam yang sangat menjunjung tinggi ilmu, maka tidak heran jika Allah ta'ala memuji dan mengangkat para ahli ilmu :
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. QS Al-Mujadalah ayat 11.
Para ahli ilmu (ulama) adalah pewaris para Nabi, kepada merekalah dikembalikan segala pertanyaan dan kemusykilan yang terjadi :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
...maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui. QS Al-Anbiya ayat 7.
Begitu dijunjung tingginya ilmu dan ahli ilmu dalam Islam. Sehingga para ahli ilmu disamakan persaksiannya dengan para malaikat.
شَهِدَ اللهُ أَنَّهُ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُوا الْعِلْمِ قَآئِمًا بِالْقِسْطِ لآَإِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. QS Ali Imran : 18.
Namun tidak pula meninggalkan amal, dalam arti bahwa seseorang yang berilmu namun tidak ada amalnya maka tidak bermanfaat pula ilmunya.
Keseimbangan yang terjalin antara ilmu dan amal terangkai dalam sebuah sya'ir :
العلم بلا عمل كشجرة بلا ثمر
Ilmu tanpa amal itu laksana pohon tanpa buah.
Bagaimana keseimbangan keduanya terjadi, Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dan para shahabatnya telah mempraktekkan hal itu, mereka telah memadukan dengan semurna antara ilmu dan amal, sehingga ilmu mereka tidak melebihi amal mereka, demikian pula amal mereka tidak melebihi ilmu mereka.
Artinya ilmu mereka telah dipraktikkan semuanya, sedangkan amal mereka selalu didasri oleh ilmu. Luar biasa !
Kesempurnaan dalam Ikhtiar dan Tawakal
Ikhtiar dan tawakal adalah sepasang perbuatan yang harus dilakukan secara bersamaan, ini berkaiatn erat dengan keimanan kepada qadar. Seseorang yang tidak mau berikhtiar berarti ia telah menghilangkan kehendak manusia :
لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَقِيمَ(28)
...(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. QS At-Takwir ayat 38.
Ayat ini menunjukan bahwa manusia mempunayi kehendak untuk berusaha dan berikhtiar, sedangkan hasilnya kita serahkan kepada Allah ta'ala. 
وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ(29)
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. QS At-Takwir ayat 38.
Itulah perpaduan yang sempurna, ketika seseorang berusaha dan berikhtiar maka dibarengi dengan twakal kepada Allah ta'ala. 
Penyembahan penuh raja, khauf dan cinta
Islam apa adanya  di dalam peribadahannya memadukan antara raja, khauf dan cinta. Raja yanitu berharap akan rahmat dan ampunanya, khauf berarti rasa takut akan adzab yang akan menimpanya dan rasa cinta kepada sang pencipta sebagai sesembahannya :
تَتَجَافَى جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdo`a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. QS As-Sajdah ayat 16.  
Inilah amalan orang-orang yang menerima Islam apa adanya, tanpa ada campur tangan manusia dalam beribdah, ia menjadi  murni dengan kemurnian yang dijaga oleh Allah ta'ala. Di antara pengembannya pernah berkata :
"Siapa yang menyembah Allah hanya dengan cinta maka dia adalah zindiq, dan siapa yang menyembah Allah hanya dengan perasaan takut maka dia adalah haruri (Khawarij), dan siapa yang menyembah Allah hanya dengan harapan dia adalah Murji'. Sedang yang menyembah Allah dengan takut, cinta daan harapan maka dia adalah mukmin sejati".
Mukmin sejati memadukan semua perasaan itu dalam setiap doanya, karena demikianlah memang Islam mengajarkannya.
Lemah lembut dan tegas sesuai porsinya
Islam apa adanya meletakan sesuatu sesuai dengan tempatnya, ia akan bersifat lembut manakala berhadapan dengan kejahilan dan ketidak tahuan seseorang, atau ketika mengahadapi sesama muslim, namun ia akan tegas manakala berhadapan dengan orang-orang kafir yang memerangi Islam :
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. QS Al-Fath ayart 29.
Siapakah orang-orang yang bersama dengan Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam ? tidak salah lagi,mereka adalah para shahabat beliau yang melaksanakan Islam apa adanya, mereka mempunyai sifat-sifat yang begitu menakjubkan. Maka wajar saja jika kita melaksanakan Islam sesuai dengan apa yang mereka amalkan, Islam apa adanya.
Adil dalam segala hal
Keadilan  berarti tidak memihak kepada salah satu pihak yang salah, keadilanadalah memihak kepada kebenaran, maka Islam memberikan perhatian khusus kepada keadilan ini, bagaimana ia harus ditegakan di tengah-tengah umat :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, An-Nisaa' : 135
Keadilan juga berkaitan erat dengan meletakan sesuatu kepada tempatnya, maka tidaklah adil manakala seorang muslim ingin mengamlakna Islam tapi Islam yang sudah bercampur baur dengan berbagai pemahaman, keadilan itu adalahmengamalkan Islam sesuai dengan keadaanya, tanpa ada campuran dari pemikiran manapun. 
Berbicara tentang keadilan juga berbicara tentang bagaimana kita bisa bersikap moderat :
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Al-Baqarah : 143.
Moderat adalah tidak memihak kepada kelompok-kelompok yang berada di sisi kiri ataupun di sisi kanan. Kelompok yang mengurang-ngurangi Islam dan kelompok yang menambah-nambah Islam. Islam apa adanya berada di antara keduanya. Inilah sikap moderat.
Bebas dengan batas
Islam apa adanya adalah Islam yang bebas dari berbagai pengaruh pemikiran dari luar Islam, ia memilih hanya Islam sebagai pegangan hidup, hanya Allah sebagai tempat bergantung, cukuplah Allah sebagai Saksi atas keimanannya :
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا(28)
Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi. QS Al-Fath ayat 28.
Kebebasan yang diberikan oleh Islam berarti tidak adanya ikatan pada suatu kelompok ataupun madzhab, apalagi yang tidak ada perintah untuk mengikutinya. Islam apa adanya hanya mengikuti petunjuk Allah dan petunjuk rasulNya, tidak ada selain keduanya.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...