Selasa, 10 Mei 2011

Keajaiban Rukun Iman

Oleh : Abu Aisyah

Iman kepada Allah
Beriman kepada Allah berarti kita percaya dan yakin tentang adanya Dzat Allah ta'ala, keberadaanNya, hakikatnya dan segala hal yang diberitakan olehNya.
Allah adalah Pencipta, Sesembahan dan Pemilik Dunia dan Akhirat, Ia adalah Raja diraja tidak ada yang setara denganNya, Dia berada di atas segala-galanya.
Iman ini juga mengandung makna adanya penerimaan dan keyakinan bahwa Allah memiliki nama-nama yang baik dan sifat-sifat yang agung.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa iman kepada Allah ta'ala memiliki tiga macam :
1. Iman akan ke-rububiyahan Allah.
2. Iman kepada ke-Ilahian Allah
3. Iman kepada nama dan sifat-sifat Allah.

Iman Kepada Para Malaikat Allah
Beriman kepada para malaikat berarti kita percaya bahwa para malaikat itu adalah makhluk yang Allah ciptakan untuk selalu menyembahNya, jumlah mereka sangat banyak, tidak pernah bermaksiat kepadaNya dan selalu taat dengan semua perintahNya.

Iman kepada Kitab-kitab Allah
Iman kepada Kitab-kitabNya berarti mempercayai dan meyakini bahwa kitab-kita tersebut telah diturunkan kepada para utusanNya sebagai petunjuk bagi umat manusia, kitab-kitab tersebut adalah Zabur untuk Nabi Dawud, taurat untuk Nabi Musa, Injil untuk Nabi 'isa dan terakhir Al-Qur'an untuk Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang berlaku hingga akhir zaman.
Al-Qur'an telah turun dan menghapus seluruh hukum-hukum yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya.
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur'an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu. QS Al-Maidah ayat 48.
Kata-kata membenarkan yang dimaksud adalah membenarkan hukum-hukum yang ada di dalamnya yang belum dirubah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Selain keempat kitab suci tersebut maka kita harus mempercayai adanya lembaran-lembaran (suhuf) yang diberikan kepada beberapa orang Nabi dan rasul. Namun semuanya telah hilang dan sebagiannya telah dirubah oleh para pendeta-pendeta mereka. Hanya Al-Qur'an dijamin keasliannya oleh Allah ta'ala :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ(9)
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. QS Al-Hijr ayat 9.

Iman kepada para Rasul Allah
Iman kepada rasul berarti percaya bahwa Allah ta'ala telah mengutus para rasul kepada para hambaNya sebagi pemberi peringatan dan kabat gembira bagi mereka :
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا(45)
Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. QS Al-Ahzab ayat 45.
Para nabi diutus bagi para umatnya kecuali Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam, ia diutus untuk seluruh umat manusia :
وما أرسلناك إلا رحمة للعالمين(107)
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. QS Al-Anbiya ayat 107.
Jumlah para Nabi dan rasul tidaklah terbatas hanya 25 saja, banyak sekali nabi dan rasul yang diutus kepada setiap umatnya namun tidak disebutkan di dalam Al-Qur'an. Kewajiban kita untuk meyakininya dan taat dengan segala perintahnya. Perbedaan mendasar antara nabi dan rasul adalah bahwa nabi hanya meneruskan syariat sebelumnya sedangkan rasul membawa syariat baru yang menghapus syariat sebelumnya. Seluruh urutan nabi dan rasul telah terputus sejak diutusnya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam sebagai nabi terakhir :
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا(40)
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS Al-Ahzab ayat 40.

Iman kepada Hari Kiamat
Selanjutnya yaitu iman kepada hari kiamat. Hari kiamat adalah hari akhir di mana dunia ini berakhir, ia menjadi hari di mana manusia dibangkitkan dari kuburnya dan akan menerima balasan amalannya selama hidup di dunia.
Hari ini disebut hari akhir karena tidak ada hari lagi sesudahnya. Hari kiamat memiliki nama-nama yang sangat banyak, seperti hari akhir, hari pembalasan, hari penghisaban, hari kebangkitan dan lain-lain.

Iman kepada Takdir baik dan buruk
Terakhir adalah iman kepada takdir baik dan buruk, maksudnya adalah kita harus yakin bahwa segala yang telah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi sudah dituliskan di Lauh Al-Mahfudz (lembaran yang terjaga) seluruh takdir makhlukNya sudah ada di sana, ia tidak akan berubah selama-lamanya. Kewajiban kita untuk mempercayai dan meyakini hal itu.
Bagaimana hubungannya dengan kehendak manusia? sebenarnya tidaklah masalah, karena tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah ta'ala, sehingga manusia diberikan kehendak untuk berbuat, adapun hasilnya adalah kembali kepada takdir Allah ta'ala. Takdir ini bisa berupa hal-hal yang baik dan yang buruk.
Keseluruhan rukun iman itu adalah amalan hati yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Hubungannya dengan Islam sangat jelas sekali, rukun iman adalah tuntutan dari Islam, ia adalah tingkatan kedua dalam berislam. Maksudnya adalah ketika seseorang telah masuk ke dalam Islam maka ia harus meyakini dan mepercayai (iman) kepada keenam hal tersebut.
Seluruhnya adalah satu kesatuan yang tidak dipisah-pisahkan maka ingkar atau kafir dengan salah satunya maka ia telah kafir kepada semuanya.
Misalnya seseorang hanya mengimani adanya Allah, MalaikatNya dan RasulNya, sementara ia tidak mengimani adanya hari kiamat atau takdir baik dan buruk, maka ia dikatakan tidak beriman. Kenapa? karena ketika dia ingkar kepada salah satu dari rukun iman tersebut berarti ia secara tidak langsung telah mengingkari rukun-rukun yang lainnya.
Kesimpulannya adalah hubungan antara Islam, Iman dan Ikhsan adalah tiga tingkatan yang harus dilalu oleh setiap muslim. Ketika dia telah masuk ke dalam Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, selanjutnya ia melaksanakan semua rukun Islam.
Bersamaan dengan itu ia harus mengimani semua rukun iman yang telah disebutkan sebelumnya. Setelah semuanya dilaksanakan, maka ia harus melatih diri untuk berbuat ikhsan, yaitu beribdah seakan-akan kita sedang diperhatikan oleh Allah ta'ala.
Inilah derajat keimanan yang tertinggi, di manapun dia berada maka dia akan selalu merasa diawasi oleh Allah. Inilah muraqabatullah yaitu dalam setiap aktifitas kita Allah selalu hadir dan menyaksikan kita.
Buah dari ikhsan adalah perasaan takut untuk berbuat maksiat karena merasa diawasi Allah, dan bersemangat untuk beramal baik karena setiap amalan kita pasti akan tercatat dan tidak akan terluput. Kalau sudah demikian maka segala aktifitas kita akan terkontrol oleh keimanan kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...