Minggu, 26 Juni 2011

Bahaya Riwayat Palsu



Termasuk musibah yang menimpa kaum muslimin semenjak abad yang pertama adalah tersebarnya hadits dla'if dan palsu. Hadist-hadist ini dibuat dan disebarkan untuk mengaburkan keimanan kaum muslimin, karena itu bahayanya cukup besar. Tapi Allah telah menjaga hadist-hadist rasul-Nya dengan Ulama-ulama hadist, dan membongkar hadist-hadist dhai'f dan palsu tersebut.

Sejarah terjadinya hadits palsu

Usaha untuk memalsukan hadits belumlah terjadi pada zaman Rasulullah r, demikian pula pada zaman shahabat t, karena keimanan para sahabat demikian kuatnya sehingga menjadikan mereka takut untuk berdusta atas nama beliau. Anas bin Malik t. pernah ditanya (tentang sebuah hadits yang diriwayatkan oleh beliau): "Apakah anda mendengar hadits itu dari Rasulullah r?" Beliau menjawab: "Ya, sungguh telah berkata kepada kami orang yang tidak pernah berdusta (Nabi), demi Allah I kami tidak pernah berdusta dan tidak pula mengetahui adanya kebohongan (dalam hadits Nabi r)." Terjadinya hadits palsu sebagaimana yang dikatakan oleh Dr. Dliya' Al'Umari dalam kitabnya tentang sejarah sunnah yang mulia, dimulai semenjak panasnya suhu politik pada zaman Ali bin Abi Thalib t, dengan munculnya sekte-sekte sesat seperti syi'ah, khawarij dan yang lainnya. Khususnya di negeri Iraq, sebagaimana yang ditunjukkan oleh beberapa riwayat, berkata imam Thawus: "Apabila orang Iraq membawa kepadamu seratus hadits maka buanglah 99 haditsnya."

Sebab-sebab terjadinya hadits palsu

Banyak sekali sebab-sebab yang mendorong terjadinya hadits palsu, diantaranya adalah:
1. Konflik politik
Terjadinya konflik dalam tubuh umat Islam menjadikan sebagian mereka berusaha untuk menciptakan hadits-hadits palsu untuk menguatkan kelompoknya, sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok Syi'ah ketika mereka membuat hadits-hadits palsu untuk menguatkan pemikiran mereka, seperti yang dilakukan oleh Al Mukhtaar Ats Tsaqafy ketika menyuruh seorang Anshar untuk membuat hadits palsu tentangnya dengan imbalan yang kemudian ditolak oleh orang Anshar tersebut..
2. Firqah-firqah sesat
Munculnya firqah-firqah sesat berpengaruh besar terhadap pembuatan hadits-hadits palsu, seperti Syi'ah yang menghalalkan dusta, terutama setelah tersebarnya ilmu kalam di kalangan umat Islam.
3. Orang-orang zindiq
Ibnu Hibban mengatakan: "Mereka adalah orang yang menyembunyikan kekufuran, tidak beriman kepada Allah SWT dan hari akhirat, mereka masuk ke negeri-negeri dengan menyerupai para ulama, serta berdusta atas nama ulama untuk memasukkan keraguan kepada hati mereka ..."
Khalifah Mahdi berkata: "Seorang zindiq mengaku di hadapanku bahwa dia telah memalsukan 400 hadits yang telah disebar di tengah-tengah manusia."
4. Tukang-tukang cerita
Ibnu Qutaibah berkata: "Sesungguhnya semenjak dulu tukang-tukang cerita itu mengambil hati orang-orang 'awam dengan mengeluarkan kisah-kisah aneh dan perkataan dusta ..."
Sulaiman Al A'masy suatu ketika masuk masjid, beliau melihat seseorang sedang bercerita, tukang cerita itu berkata: "Al A'masy bercerita kepadaku dari Abu Ishaq dari Abu Wail." Mendengar itu Al A'masy pun menerobos ke tengah kerumunan orang yang mendengarnya dan mencabut bulu ketiak tukang cerita tersebut sehingga dia berkata: "Apa kamu tidak malu? Kita ini di majlis ilmu sementara kamu melakukan itu terhadapku? Al A'masy menjawab: "Saya itu lebih baik dari pada kamu." Orang itu berkata lagi: "Kenapa kamu beranggapan seperti itu?" Al Amasy menjawab: "Karena saya di atas sunnah sedangkan kamu di atas kedustaan, saya adalah Al A'masy saya tidak pernah menceritakan apa-apa kepadamu segala ucapan yang kamu katakan tadi!."
5. Orang-orang shalih yang jahil
Sebagian mereka membuat hadits-hadits palsu untuk memberi semangat dalam beramal shalih seperti keutamaan surat-surat al-Qur'an agar orang semangat untuk membaca al-Qur'an. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu 'Ishmah Nuh bin Abi Maryam, Abu Daud An-Nakha'i, Wahab bin Hafsh dan lainnya.
Ini adalah sebab yang paling berbahaya, karena orang mudah percaya kepada orang-orang shalih dari yang lainnya.
6. Fanatik golongan, jenis, negeri dan lainnya
Fanatik golongan, madzhab, negeri dan lainnya merupakan salah satu penyebab terjadinya hadits palsu, seperti beberapa penganut madzhab Hanafi membuat hadits-hadits palsu tentang keburukan madzhab Syafi'iy. Juga seperti yang dilakukan Ismail bin Ghalib ketika membuat hadits palsu: "Bahasa yang paling dibenci Allah adalah Farisiyah, bahasa syeithan adalah al-Khouziyyah, bahasa ahli neraka adalah bahasa Bukhara, dan bahasa ahli surga adalah bahasa Arab."

Pengaruh hadits dla'if dan palsu terhadap umat islam
Sesungguhnya hadits dla'if dan palsu sangatlah jelek pengaruhnya terhadap umat Islam, baik dalam aqidah maupun dalam pensyari'atan. Di antara pengaruh-pengaruh tersebut adalah:
1. Tersebarnya perkara muhdast
Hadits palsu dan dla'if mendorong munculnya perkara muhdast pada kaum muslimin baik dalam bidang aqidah maupun ibadah, demikian pula mu'amalah. Contoh hadits palsu dalam bidang aqidah hadits: "Bertawassullah dengan kedudukanku karena sesungguhnya kedudukanku disisi Allah sangatlah agung." Syeikh Muhammad Nashiruddin AlBani dalam silsilah hadits dlai'ifnya menyebutkan hadits-hadits bertawassul dengan kedudukan Nabi r yang hasilnya semua hadits-haditsnya tidak lepas dari dla'if dan palsu.
Contoh dalam bidang ibadah adalah hadits tentang shalat Raghaib yang dinyatakan kepalsuannya oleh banyak ulama hadits seperti Ibnul Jauzi, As-Suyuthi, Ibnu Hajar dan Syeikh Al-Bani.
Contoh dalam muamalah adalah hadits: "Perlakukanlah sebagian orang dengan su'udzon." Yang diriwayatkan oleh ath-Thabranidalam al-Ausath dengan sanad yang sangat dla'if, sebagaimana yang dikatakan oleh Syeikh Al-Bani dalam Silsilah Dla'ifah no. 156
Hal ini menjadikan kaum muslimin lemah dan jauh dari agama yang haq, sehingga pertolongan dari Allah pun tak kunjung tiba.
2. Terkotak-kotaknya kaum muslimin
Dengan adanya hadits palsu tentang keburukan sebuah madzhab, seperti hadits: "Akan ada seorang yang bernama Muhammad bin Idris, dia lebih berbahaya dari Iblis dan akan datang seorang yang bernama An Nu'man bin Tsabit, dia adalah cahayanya umatku." Ini jelas adalah hadits yang palsu (maudhu'), untuk merendahkan mazhab yang lain dan mengangkat mazhab yang dianutnya.
3. Pengagungan aqal di atas naql
Dengan tersebarnya hadits-hadits tentang keutamaan aqal seperti hadits: "Agama adalah aqal." Sebuah hadits yang bathil dan palsu. Banyak sekali kita temukan pada masa sekarang orang-orang yang menganggungkan akal di atas wahyu. Na'uzubillah. Dengan tersebarnya hadits-hadits palsu yang menye-butkan amal yang sedikit tapi pahalanya sangatlah besar, sehingga mereka mencukupkan diri dengan amalan-amalan tersebut. Walau ada beberapa ibadah yang pahalanya berlipat ganda, seperti ibadah pada bulan Ramadhan dan terlebih lagi pada lailatul qadar.
4. Hilangnya sunnah
Karena tidaklah suatu perkara muhdast muncul kecuali akan hilang dan sirna sunnah Nabi r yang berkenaan dengan perkara muhdast tersebut, seperti hilangnya sunnah adzan pertama pada shalat shubuh yang digantikan oleh pembacaan dzikir-dzikir dan doa dengan keras, yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah r.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...