Sabtu, 19 November 2011

Antara Bola dan Pengajian



Oleh : Abu Aisyah

Masih ingat pertandingan sepak bola antara Indonesia melawan Malaysia pada ajang Sea Games Ke-XXVI tahun 2011 lalu? Bagi para pecinta bola tentu masih ingat dengan pertandingan tersebut. Lalu ingat tidak hari apa pertandingan tersebut berlangsung? Ya… entah sengaja atau tidak pertandingan tersebut dilaksanakan pada hari kamis malam jum’at pukul 19.15 sampai dengan 20.00. sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat kita memiliki kebiasaan positif yaitu setiap malam jum’at selalu diadakan pengajian rutin pekanan pada malam jum’at. Maka apa jadinya jika pertandingan bola tersebut dilaksnakan pada waktu yang bersamaan?
Dari beberapa wawancara dan pengakuan para pengurus masjid dan mushala ternyata pada saat pertandingan bola berlangsung dan waktunya bersamaan dengan pelaksanaan pengajian pekanan maka jumlah jama’ah pengajian berkurang drastis. Jika kita sejenak mengintrospeksi diri maka ada semacam pergeseran nilai yang terjadi di masayarakatr kita, ternyata pola piker dan “Perang Pemikiran” bukanlah sebuah isapan jempol. Dalam kasus ini adalah “Perang Peradaban” yang tengah berlangsung di sekitar kita saat ini. Bagaimana tidak? Mereka lebih mementingkan menonton bola daripada mengikuti pengajian.
Alasan mereka biasanya bervariasi, ada yang bilang pengajian khan bisa besok-besok sedangkan pertandingan bola Cuma sekali. Ada juga yang beralasan ini pertandingan adalah Negara kita sendiri tim kita, masa kita tidak memberikan dukungan. Seabrek alasan boleh saja diungkapkan namun fakta bahwa lebih memilih nonton bola daripada mengikuti pengajian adalah sebuah kekhilafan.
Bukankah bisa menonton siaran ulang, atau hasil dari pertandingan tersebut? “Nggak seru…” itu biasanya alasan yang tepat. Memang jika kita melihat saat ini masyarakat kita sedang sakit, terlalu banyak waktu luang dan dunia hiburan yang tidak memihak kepada agama. Jika kita kaji lebih jauh, permainan saat ini tengah mendominasi seluruh sendi kehidupan manusia. Bola sendiri mungkin hanya sebagian dari industry hiburan tersebut, tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan. Bukan melarang hanya mengatur bagaiamana seharusnya hiburan itu ditempatkan secara proporsional. Mungkin pembaca akan berfikir bahwa penulis tidak suka bola, saya rasa tidak juga karena. Persoalan suka dan tidak suka tentu tidak bisa diukur hanya karena tidak setuju dengan waktu pelaksanaan yang sama dengan pengajian, apalagi jika harus mengorbankan pengajian hanya karena menonton bola. Ini adalah sesuatu yang tidak selayaknya dilakukan oleh setiap muslim yang ingin mengamalkan sunnah Islam secara kaffah…
Bagaimana jalan keluarnya? Saya sendiri memandang bahwa menonton bola dan segala bentuk olah raga boleh-boleh saja selama tidak melalaikan dari kewajiban Islam dan tidak menjadikan hati ini terikat dengan hal tersebut. Mari bersama kita perbaiki diri mudah-mudahan kita bisa lebih baik dari hari kemarin….Wallahu a'lam.

3 komentar:

Please Uktub Your Ro'yi Here...