Rabu, 09 November 2011

Siapa Yang Mau Punya Anak Perempuan?



Oleh : Abu Aisyah


Suatu kali saya pernah membuat sebuah penelitian kecil-kecilan di kelas tempat saya mengajar. Kebetulan kelas tersebut adalah kelas Ikhwan (mahasiswa seluruhnya laki-laki). Saya memberikan suatu pertanyaan sederhana “Kalau anda memiliki anak pilih mana, laki-laki atau perempuan?” secara serentak sebagian besar mereka menjawab laki-laki. Seperti telah saya duga bahwa budaya patrilineal dan “jahiliyah” masih mendarah daging pada umat manusia, termasuk umat Islam. Ketika ditanya anak laki-laki atau perempuan yang diinginkan mereka akan memilih anak laki-laki. Kenapa demikian? Bisa jadi karena anak lelaki lebih mudah mengaturnya (siapa bilang?) yang pasti anak laki-laki akan dapat membantu keluarga, berbeda dengan anak perempuan yang seringkali menjadi beban keluarga. Selain itu biasanya anak laki-laki tidak akan berpisah dengan keluarga, sementara anak perempuan akan dibawa oleh suaminya. Memang sih… itu pemikiran sudah jadul sekali… sehingga para pengikutnya juga sudah mulai punah.
Terus tulisan ini mau ngebahas apaan? Yup…. Ternyata memiliki anak perempuan lebih bermanfaat dari pada anak laki-laki (ini bukan karena anak saya perempuan lho….) ini other story,… begini ceritanya : saat ini ada seorang lelaki tua renta yang terbaring, bukan karena sakit tapi karena sudah tua sehingga tidak bisa lagi bangun dari tempat tidurnya. Makan, kencing BAB dan segala aktifitasnya dilakukan di tempat tidur. Tentu saja harus ada orang lain yang membantunya…. Istrinya? Dalam kejadian ini istri laki-laki tersebut juga sudah tua sehingga tidak mungkin lagi mengurus suaminya tersebut. Untuk mengurus dirinya sendiri harus dibantu anak-anaknya. Maka anak-anaknyalah yang mengurus keduanya, timbul permasalahan anak pertama adalah anak laki-laki. Biasanya sih anak pertama itu paling disayang (benar ga ya? ). Tapi dalam kejadian ini ternyata anak pertama yang laki-laki tersebut hampir tidak pernah membantu kedua orang tuanya, sebaliknya dia seperti anak-anak yang kalau disuruh mengangkat ayahnya ke kamar mandi saja ogah-ogahan apalagi membersihkan kotorannya. Anak bungsu dari keluarga ini juga laki-laki, walaupun kebanyakan anak bungsu juga kurang mandiri namun anak bungsu dari pasangan ini cukup gesit membantu kedua orang tuanya, membersihkan kencingnya, membersihkan ketika BAB dan keperluan kedua orangtuanya yang sudah tidak bisa bangun dari tempat tidur. Hanya sayangnya sebagai lelaki dia harus bekerja seharian, sehingga untuk membantu orang tuanya hanya kadang-kadang ketika pulang kerja atau ketika libur, singkatnya dia hanya membantu orang tuanya sewaktu-waktu saja.
Kini tinggalah anak perempuan yang nomor dua, sebagai anak yang berbakti ia ingin mencoba untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya, ketika ayahnya buang air kecil ia bersihkan, demikian juga ketika BAB dia bersihkan dan diceboki-nya ayahnya sendiri. Ia tidak merasa jijik atau jengah (tidak enak) ketika harus membersihkan kencing dan membersihkan kotoran dari ayahnya tersebut. Ia niatkan ikhlas karena ingin berbuat baik kepada orang tua, dilayaninya ayah dan ibunya dengan penuh kesungguhan. Tidak ada lagi rasa jijik, ia menganggap ketika membersihkan kotoran ayahnya ia samakan dengan ketika ia masih kecil juga dibersihkan kotorannya oleh kedua orang tuanya. Inilah bentuk balas budi dari seorang anak perempuan.
Bagaimana dengan anak lelaki? Banyak juga sih yang seperti itu, tapi kayaknya saya sendiri saat ini belum bisa (karena orang tua saya belum tua renta) untuk (maaf) menceboki ibu atau ayah sendiri, padahal saya yakin sekali bahwa seorang anak perempuan akan melakukannya tanpa merasa tidak enak. Belum lagi ego dari laki-laki yang merasa lebih tinggi dari perempuan. Akibatnya jarang sekali anak laki-laki yang mau mengurusi orang tuanya…. Nah ini manfaat dari anak perempuan, mereka lebih mau untuk menceboki kedua orang tuanya daripada laki-laki, mau menyuapinya dan melayani laksana ia memiliki seorang bayi. Kalau laki-laki? (nggak semua sih…) tapi kalau mau jujur memang laki-laki jarang yang melakukan hal itu. Jadi masih mau anak laki-laki atau perempuan? Jawabanya ya kita terima sesuai dengan takdirNya…
Terakhir kalau kita mau berfikir bahwa ketika orang tua kita sudah tua, tidak lagi bisa bangun dari tempat tidurnya, makan disuapi, kencing diceboki dan BAB dibersihkan oleh anak-anaknya maka di sanalah doa dari orang tua bagi anak-anaknya. Maka sangat wajar ketika anak yang berbakti kepada orang tua akan mendapatkan keridhaan Allah ta’ala. Bagaimana dengan anda? Mari bersama kita siapkan diri kita untuk berbuat baik kepada orang tua, terutama ketika keduanya sudah lanjut usia, di sanalah surga Allah ta’ala menanti kita….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...