Senin, 26 Desember 2011

Jika Sayur Kebanyakan Garam


Oleh : Abu Aisyah


Rumah tangga memang penuh dengan problema, berasatunya dua insan yang berbeda baik dari segi karakter ataupun latar belakang budaya dalam satu ikatan tentu saja akan mendatangkan begitu banyak pertentangan. Demikianlah yang terjadi dalam rumah tangga, setiap hari bertemu, berinteraksi dan sudah pasti akan menimbulkan berbagai efek negative maupun positif.
Jika dulu sewaktu pacaran atau bertunangan semuanya tampak menyenangkan, namun setelah berumah tangga baru ketahuan “belangnya”. Atau ketika tahun-tahun pertama pernikahan, semuanya tampak indah namun setelah lewat beberapa tahun karakter asli dari pasangan akan semakin kentara, tentu saja karakter yang dimaksud adalah hal-hal “negative” yang ada pada pasangan kita. Hal ini belum ditambah pihak ketiga yang katanya menjadi pemicu berbagai konflik dalam rumah tangga. Pihak ketiga yang dimaksud di sini adalah orang lain yang terkadang membuat ricuh rumah tangga, misalnya mertua, orang tua, tetangga, saudara atau siapa saja yang mencoba mengganggu bahtera rumah tangga.  
Namun rumah tangga tanpa problema tentu saja sangat mustahil, perjumpaan setiap hari, berinteraksi dan saling mengetahui kebiasaan sehari-hari adalah peluang besar bagi konflik yang terjadi dalam rumah tangga. Sebuah pepatah sendiri menyatakan bahwa rumah tangga tanpa problema seperti sayur tanpa garam, artinya rumah tangga tanpa permasalahan akan terasa hambar dan monoton. Sebagaimana sayur yang tanpa garam, tentu rasanya akan hambar dan kurang mengundang selera. Namun apa jadinya jika sayur tersebut ternyata kebanyakan garam? Tentu saja rasanya akan asin dan tidak lezat lagi untuk dinikmati. Rumah tangga juga sama, jika problema dan konflik itu masih dalam batas wajar, masih bisa ditolerir. Namun jika konflik tersebut berlangsung terus-menerus maka akan mengancam keutuhan rumah tangga. Solusinya adalah komunikasi dengan pasangan dan segera selesaikan permasalahan yang ada, jangan ditunda-tunda karena semakin ditunda konflik tersebut akan semakin membesar.
Jangan sampai hanya karena konflik yang kecil kemudian dibiarkan maka rumah tangga kita akan terancam, ibarat sayur kalau kebanyakan garam maka tidak lagi sedap untuk dirasakan. Siapa coba yang mau makan sayur yang kebanyakan garam?  Wallahu a’alam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...