Sabtu, 25 Februari 2012

Islam itu Modern, Gak Percaya?


Oleh Abu Aisyah

Friends....
Salah satu ciri orang modern adalah pintar karena ilmu dan pengetahuannya luas. Agar bisa jadi orang yang pintar, kita tentu harus rajin menuntut ilmu. Iya, kan?
Nah, hal ini sejalan banget sama Al-Quran maupun Al-Hadits. Kamu tentu masih ingat, ayat Al-Quran yang pertama kali turun adalah Iqra, yang artinya “bacalah”. Ini bukan cuma perintah untuk membaca buku pelajaran sekolah, lho. Membaca di sini luas banget deh pengertiannya.
Kalo kita mempelajari proses pertumbuhan pohon, itu juga membaca namanya. Kalo kita memikirkan kenapa bintang bisa bercahaya dan berkelap-kelip, itu juga membaca namanya. Dan seterusnya dan seterusnya.
Jadi, pengertian membaca pada ayat pertama Al-Quran itu luas banget, deh. Dengan membaca kita jadi pintar, tahu banyak hal, dan bisa mengikuti perkembangan jaman.
Nah, kita udah mendapatkan salah satu bukti bahwa Islam itu agama modern!
Dari hadits nabi disebutkan bahwa mencari ilmu itu dari mulai lahir (mahdi) hingga dikubur (lahdi), wah long life education banget dong.
Bahkan sewaktu Nabi masih tinggal di Madinah beliau telah membuka "Akademia" yang bernama Ahlu Suffah, di mana mereka tugasnya hanya menuntut ilmu dari Nabi dengan mencatat hadits-hadits yang disebutkan. Dan di antara alumni "akademia" ini adalah Abu Hurairah sebagai Profesor di bidang Hadits.
Kegiatan ilmiah ini terus berlanjut pada masa-masa berikutnya, dan kamu bisa baca deh Golden Age-nya Islam.  
Begitulah (bacanya sambil mendesah yah...) Islam itu paling konsen dengan ilmu pengetahuan, sehingga nggak heran kalau Islam telah memberikan kontribusi kepada ilmu pengetahuan modern.  
*     *     *
Friends....
Ciri orang modern lainnya adalah menguasai (atau paling enggak tahu) ilmu pengetahuan dan teknologi. Itulah sebabnya kita dituntut sama ortu kita untuk sekolah setinggi-tingginya. Kalo kita enggak sekolah, gimana caranya kita bisa mengikuti perkembangan jaman. Iya enggak, sih?
Nah, ternyata di Al-Quran itu banyak banget lho, ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Ini dia beberapa di antaranya[1]:
Proses penciptaan manusia
“Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari saripati tanah. Kemudian Kami ciptakan saripati itu (menjadi) mani (yang tinggal) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami ciptakan menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging dan (pada) segumpal daging itu Kami ciptakan tulang-belulang, lalu tulang-belulang itu Kami tutup dengan daging. Kemudian kami ciptakan ia berbentuk yang lain (manusia yang sempurna). Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Ulung.” (Al Mukminun: 12 – 14)
Ayat ini merupakan dasar dari ilmu kedokteran mengenai proses pertumbuhan bayi di dalam kandungan ibunya. Di sini Allah SWT juga menegaskan bahwa hanya Zat Yang Maha Pintar yang bisa menciptakan makhluk sesempurna manusia.
Selain itu dalam ayat yang lain dikatakan "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim". QS Luqman ayat 34.
Maksud dari ayat ini adalah bahwa ada beberapa ilmu pengetahuan yang itu hanya milik Allah saja, sementara ada pula ilmu pengetahuan yang diberikan kepada manusia.
Contohnya nih, kalau zaman dulu khan kita ngga tahu, apakah janin yang ada dalam rahim itu laki-laki atau perempuan? Namun kini, dengan di-USG kita bisa melihat jenis kelamin dari janin tersebut, walaupun terkadang ada yang meleset.
Namun yang pasti bahwa Al-Qur'an mengabarkan bagaimana proses penciptaan manusia dalam rahim, nah ini tentu menjadi tugas umat Islam (termasuk saya, kamu dan kita semua) untuk meneliti lebih jauh. Nah... pertanyaan yang muncul adalah, apa ada kita suci yang berbicara seperti ini selain Al-Qur'an?    
Mengenai tumbuh-tumbuhan
“Tuhan yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan (tempat kamu tinggal) dan langit (ibarat) atap. Allah menurunkan hujan dari langit. Dengan air hujan itu tumbuh dan keluarlah buah-buahan rejeki untukmu....” (Al-Baqarah: 22)
Dari ayat di atas, kita mengetahui bahwa salah satu fungsi air hujan adalah untuk menumbuhkan buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan yang bisa kita gunakan untuk kebutuhan kita sehari-hari (bisa dimakan dan sebagainya).
Pada ayat berikut ini, kita bisa mengetahui proses perkembangbiakan tumbuh-tumbuhan yang dibantu oleh angin.
“Dan Kami tiupkan angin untuk mengawinkan tumbuh-tumbuhan....” (Al-Hijr: 22)
Ini tentu sesuai banget kan, sama pelajaran biologi yang kita dapatkan di sekolah?
Selanjutnya, ayat berikut bercerita tentang manfaat air untuk menyuburkan negeri yang kekeringan karena kemarau.
“Dan Yang menurunkan hujan dari langit (awan yang mendung) menurut ukuran. Maka Kami hidupkan negeri yang mati (dengan air hujan itu). Demikianlah kamu akan dibangkitkan.” (Az Zukhruf: 11)
Walaupun zaman sekarang para ilmuwan mampu membuat hujan buatan, namun tetap saja masalah kapan akan turun hujan nggak ada yang tahu, belum lagi kapan badai berlalu, (ini sih mirip judul lagu...).
Yang pasti dalam proses turunnya hujan telah disebutkan secara rinci dalam Al-Qur'an, di sana adanya kekuatan Allah yang membuat hujan, namun tidak menutup adanya hukum sebab akibat. Sehingga manusia berhak untuk meneliti bagaimana hujan itu  terbentuk dan akhirnya turun ke bumi. So... apa ada kitab suci yang kaya' gini?  
Manfaat bintang di langit buat pelayaran (kapal laut dan nelayan)
“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang agar kamu mendapat petunjuk (pedoman) dalam (perjalanan) di gelap gulita di daratan dan dalam (berlayar) di lautan yang gelap....” (Al-An’aam: 97)
Wah, cocok banget deh ayat ini sama kehidupan para pelaut. Coba kamu bayangkan jika para nelayan berada di tengah-tengah laut di malam hari yang gelap gulita. Mereka enggak tahu ke arah mana mereka harus berlajar. Subhanallah! Allah Maha Pintar.
Dia menciptakan langit yang bertaburan bintang-bintang. Bintang-bintang itulah yang dijadikan oleh nelayan dan para pelaut lainnya untuk mengetahui arah mata angin. Jadi, mereka enggak bakal kesasar ke tempat lain.
Ngomongin soal bintang, tapi bukan bintang yang TV lho, ternyata dalam Al-Qur'an ada surat yang bernama An-Najm yang berarti bintang, kemudian ada juga Al-Buruj yang berarti gugusan bintang-bintang. Kalau ngomongin tentang ayatnya jangan tanya deh, pokoknya dijamin banyak.
Selain sebagai penunjuk arah, bintang-bintang dilangit juga sebagai hiasan langit lho, simak deh firmanNya :
"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan binatang- binatang, dan Kami jadikan binatang- binatang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala"
Kata para ahli tafsir ini (tau khan?) menunjukan bahwa bintang itu juga berfungsi sebagai aksesoris langit, tapi kayaknya ga cuman itu deh, dan ini nih.... tugas kamu untuk menyingkap rahasinya, siapkan?
Selain itu bintang sebagai alat pelempar syetan, wow, keren gak? dua jenis ilmu pengetahuan diramu sekaligus, yaitu ilmu empiris yang harus kita observasi plus ilmu agama yang harus kita yakinin, hasilnya ruuuuaaaar biasa.....  
Manfaat peredaran bulan dan bumi
“Dialah yang telah menciptakan matahari yang bersinar (memberi sinar) dan bulan yang bercahaya (menerima sinar matahari). Dan ditentukanNya manazil-manazil (tempat-tempat waktu peredaran bulan itu) supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)....” (Yunus: 5)
Karena kita tinggalnya di bumi, maka Al-Qur'an banyak sekali membahas tentangnya, ayat di atas dan di bawah sebagai contohnya (bingung khan lihat atas bawah ) benar, friends itu menunjukan bahwa Al-Qur'an memang tiada duanya....yang paling penting adalah ternyata semua itu tidak serampangan dibuat, semua itu pasti ada manfaatnya, dan belum semuanya terungkap. 
“Mereka bertanya kepadamu tentang (besar kecilnya) bulan. Katakanlah, ‘Bulan itu menunjukkan tanda-tanda waktu bagi manusia dan (untuk menentukan waktu) haji....” (Al Baqarah: 189)
Subhanallah! Kedua ayat di atas menceritakan hal-hal yang udah kita pelajari di sekolah.
Pertama, matahari memiliki sinar sendiri, sedangkan bulan hanya memantulkan cahaya yang berasal dari bulan.
Kedua, manusia bisa menentukan pergantian detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, dan abad. Dari mana manusia menentukan ini? Tak lain dan tak bukan dari peredaran bumi (mengitari matahari) dan bulan (mengitari bumi). Dengan kata lain, peredaran bumi dan bulan antara lain bermanfaat dalam pembuatan kalender di rumah kita! Melalui peredaran bulan pula kita bisa menentukan kapan tibanya bulan Ramadhan, Idul Fitri dan Lebaran Haji.
Coba kamu bayangkan, kalau kita tinggal di planet yang mempunyai satelit (sejenis bulan) lebih dari satu, bingung khan ngitung hari dan bulan serta tahun.
Bukan cuma itu, perputaran matahari, bumi dan bulan ternyata menjadi semacam hukum alam yang dapat dijadikan prediksi kapan terjadi gerhana matahari, gerhana bulan atau musim panas dan musim hujan, lengkap to'...?
Mengenai gravitasi
Gravitasi adalah salah satu hukum alam yang menyebabkan manusia bisa “menyentuh” bumi. Kalo gak ada gravitasi, tubuh kita cuma bisa melayang-layang di udara, kayak balon gas. Bisa-bisa kita saling bertabrakan, iya khan?
Pokoknya gak kebayang deh kalau ngga ada gaya gravitasi, cuman ada nggak yah ayat yang berbicara tentang hal ini?
Nah, ini dia ayat Al-Quran yang menjelaskan soal gravitasi.
“....Dan Dialah yang menahan (isi) ruang angkasa sehingga tidak jatuh ke bumi (dengan kekuatan gravitasi yang diciptakanNya) kecuali dengan izinNya....” (Al Hajj: 65)
Ayat ini kesannya berbicara tidak hanya garvitasi yang dimiliki bumi saja, namun bintang-bintang di ruang angkasa juga memiliki gaya gravitasi tersendiri, apa benar demikian? kayaknya kita tunggu kontribusi kamu semua di bidang ini ?
Matematika Al-Qur'an
Wuih, ada-ada saja penulis buku ini, enggak friends, saya serius, ini adalah salah satu bukti nyata bahwa Al-Qur'an itu benar-benar wahyu dari Allah. Kamu yang keranjingan dengan matematika kudu pantengin tulisan ini.
Yup, satu di antara matematika Al-Qur'an adalah tentang kodetifikasi bilangan prima. Hah... bilangan prima? "gue nyerah deh". Gak apa-apa tapi coba deh perhatikan bagi yang serius membaca dan menghayatinya akan tahu dan akan menemukan contoh-­contoh struktur bilangan prima dari ratusan struktur yang ada.
Istimewa sekali karena struktur tersebut menggunakan bilang­an prima kembar, di samping ujicoba dengan menggunakan Hukum Benford untuk "melihat keaslian" Al-Quran.
Apa benar dalam al-Qur'an terdapat kodetifikasi tertentu?
Mana mungkin dalam kitab "antik" ada struktur matematika­nya?  
Paling tidak, terdapat dua ayat yang memberikan informasi bagi kita bahwa al-Qur'an diturunkan dengan "hitungan".
Pertama, dalam Surat al-Jinn, Tuhan menciptakan segala se­suatu (kejadian dan semua objek di alam semesta) dengan "hitungan yang teliti satu persatu", yaitu dari kata Arab, 'adad.
"Supaya Dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedang sebenarnya ilmu­Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu. (QS al-Jinn 72 : 28)
Esensi ayat ini adalah bahwa ilmu Tuhan meliputi segala sesuatu, tidak ada yang tertinggal. Semua kejadian, objek alam, penciptaan di bumi dan langit, dan struktur Al-Quran tidak ada yang kebetulan. Semuanya ditetapkan dengan hitungan yang sangat teliti. Sebenarnya bila diketahui, (sebagian) ilmu tersebut meliputi risalah-risalah yang disampaikan dan ilmu yang ada pada para Rasul.  
Kedua, Al-Quran menjelaskan bahwa untuk menambah keimanan para pembaca kitab (Yahudi, Kristen, Islam, dan lain­nya), maka ia memberikan kita "enkripsi" atau "kode" bilangan 19.
Dalam bahasa Al-Quran disebut "suatu perumpamaan yang sangat aneh", atau matsal. Berguna untuk menambah keimanan dan keyakinan bagi para pembaca yang serius, berpikir terbuka, dan beriman, tetapi menambah kebingungan bagi orang-orang yang berprasangka, tertutup dan "menentang" kitab.
Keterangan tersebut dimulai ketika kita membaca Surat al­Muddatstsir:
"Neraka (saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (19) penjaga " (al-Muddatstsir 74: 29-31)
Dari situ, angka 19 menjadi "perumpamaan yang aneh" atau matsal bagi para ilmuwan yang membaca Al-Quran. Kare­na ditemukan ratusan struktur matematis yang berhubungan dengan bilangan prima.
Struktur matematis al-Quran sangat bervariasi, tetapi yang penting diperlihatkan adalah struktur bilangan prima kembar 19.  Struktur pertama berhubungan dengan jumlah surat dan banyaknya juz dalam Al-Quran. Jumlah surat di dalam al­-Qur'an adalah 114. Angka 114 adalah angka ajaib, karena bilangan prima ke-114 adalah 619, dan 114 adalah (6 x 19). Bilangan 619 merupakan prima kembar dengan pasangan 617. Kita ketahui pula, isi al-Quran terbagi dalam 30 juz. Angka 30 adalah bilangan komposit yang ke-19, yaitu: 4, 6, 8, 9,10,12,14, 15, 16, 18, 20, 27, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30. 
Al-Qur'an terstruktur dalam bentuk 6 x (10 + 9), yaitu 60 surat dengan nomor ayat-ayat yang genap, dan 54 surat dengan nomor ayat-ayat yang ganjil. Contohnya adalah al-Fatihah dengan 7 ayat berarti surat dengan ayat ganjil. Tetapi al-Baqarah dengan 286 ayat merupakan surat dengan ayat genap.
Prof. Abdullah Jalghoom dari Yordania menemukan suatu ketentuan paritas dengan kondisi di atas; jumlah ke-60 surat dengan ayat-ayat genap adalah 3.450 atau (345 x 10) dan jumlah nomor surat ke-54 dengan ayat-ayat ganjil adalah 3.150 atau (345 x 9). Total jumlah nomor surat adalah 6.555 atau (345 x 19). Dari sisi matematis, bilangan tersebut adalah 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6+7+....+114=6.555.[2] 
Ekonomi Islam
Wah ini nih, keahlian saya. Soalnya kalau ngomongin tentang ekonomi pasti UUD (Ujung-Ujungnya Duit) dengan modal sedikit mungkin memperoleh laba sebanyak-banyaknya. Oke prinsip itu gak seratus persen salah, tapi gak juga benar. Cuman kita bukan ngomongin tentang itu.
Friends ......
Justru kita ngomongin tentang bagaimana norma-norma dalam Al-Qur'an yang menjadi dasar bagi berbagai kegiatan ekonomi yang ada, ini buat nunjukin sama kamu bahwa Al-Qur'an mengatur masalah ekonomi juga. Nggak heran khan kalau akhir-akhir ini trend ekonomi Islam terus berkembang.
Di antara ayat yang berdimensi ekonomi adalah firmanNya : "Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba" QS Al-Baqarah ayat 75.
Ayat ini sebagai pedoman dalam bermuamalah dalam Islam, selain ayat tersebut puluhan ayat yang berdimensi ekonomi bertebaran dalam Al-Qur'an. Tinggal buat kamu yang ingin mendalaminya, benar, kita tunggu kamu untuk menjadi ekonom muslim.  
*     *     *
Friends....
Ayat-ayat di atas cuma segelintir aja lho, dari ayat-ayat Al-Quran yang membahas ilmu pengetahuan. Kalo kamu membaca Al-Quran, kamu akan menemukan lebih banyak lagi di sana.
Dari contoh-contoh di atas, kita jadi tahu bahwa Al-Quran itu sangat sesuai dengan teori-teori ilmu pengetahuan yang kita dapatkan di sekolah, atau yang didapatkan kakak-kakak kita di bangku kuliah.
Islam sama sekali enggak kuno, karena kitab suci kita –Al-Quran– justru berisi banyak sekali ayat yang memerintahkan kita untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
*     *     *
Dalam hadits nabi (tahu hadits khan? Tul, hadits adalah setiap ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW) banyak sekali disebutkan tentang pentingnya mencari ilmu, misalnya nih beliau pernah bersabda "Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim". Maksudnya yah jelas, mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam, baik itu laki-laki ataupun perempuan.
Dari sini kita gak bisa komentar lagi, bahwa Islam itu sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, dengan memerintahkan para pemeluknya untuk mencari ilmu. So.... apa itu bukan modern namanya?
Bukti di atas baru secuil friends dari modernnya Islam dan hukum-hukumnya. Kamu yang ingin tahu lebih banyak coa deh baca-baca tentang kaidah-kaidah hukum Islam.
Intinya adalah bahwa setiap bagian hukum Islam akan selalu up to date every time and every where, suer deh.


[1] Terjemahan ayat-ayat Al-Quran di sini diambil dari buku Tafsir Rahmat, H. Oemar Bakry, cetakan/ 1983.
[2] Buat kamu yang pengin tahu lebih dalam, baca aja buku karangan Arifin Muftie "Matematika  Alam  Semesta , Kodetifikasi Bilangan Prima dalam Al-Qur'an" Cetakan I, Rabiulawal 1425/Mei 2004 Diterbitkan oleh: PT Kiblat Buku Utama Bandung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...