Minggu, 15 April 2012

Asal-usul Agama


Oleh : Ahmad Remi


Masalah asal-usul sebuah agama, merupakan obyek penelitian para ahli baik dari timur maupun barat sejak dulu hingga sekarang. Perkembangan kepercayaan pada manusia hampir sama sebagaimana ilmu dan teknologi, agama-agama kuno sama dengan kehidupan bangsa kuno, bangsa primitif yang yang sederhana tingkat ilmu dan teknologinya, kepercayaan kepada yang lebih tinggipun sederhana. Namun perkembangan agama lebih lamban dibandingkan dengan kemajuan yang dicapai oleh ilmu dan teknologi, karena untuk memperoleh kebenaran hakekat terbesar bagi alam ini, jauh lebih sukar dibandingkan dengan mencari kebenaran dari bagian-bagian alam yang menjadi bidang penelitian ilmu dan teknologi.
Menarik untuk disimak pernyataan Buya Hamka dalam bukunya “Pelajaran Agama Islam-1987sebagai berikut :
“Setelah kita tinjau perkembangan hidup manusia dan perkembangan caranya berpikir, sejak dari zaman sangat sederhana (primitif) sampai dia meningkat bermasyarakat, nyatalah sudah bahwa pokok asli pendapatnya ialah tentang adanya Yang Maha Kuasa dan Ghaib. Inilah perasaan yang kemurniannya (ada) dalam jiwa manusia.”
Ada 6 teori dalam meneliti asal-usul agama :
1.       Teori Jiwa oleh E.B. Taylor-bukunya Primitive Culture (1832-1917)
2.       Teori Batas Akal oleh James G. Frazer-bukunya The Golden Bough (1854-1941)
3.       Masa Krisis dalam Hidup Individu oleh M. Crawley-bukunya The Tree of Life (1905)
4.       Teori Kekuatan/kejadian Luar Biasa oleh T.R. Marett-bukunya The Hold of Religion (1909)
5.       Teori Sentimen ke Masyarakat oleh E. Durkhoin-bukunya Les Format Elementaires delavia Religiense (Prancis)
6.       Teori Wahyu Tuhan/teori Revelasi oleh Andrew Lang

Semua teori-teori telah dikembangkan terutama oleh para peneliti di barat dari berbagai disiplin ilmu. Tetapi, pendapat ahli-ahli Islam tentang sejarah asal-usul pertumbuhan agama bertentangan dengan pendapat orang barat. Pada dasarnya manusia itu mula-mula dalam keadaan satu dan menyembah kepada Tuhan yang satu, yang kepercayaan yang dibawa oleh para Nabi. Nabi Adam nenek moyang  manusia pertama yang mula-mula diberi dan ditugaskan mengajarkan ketauhidan kepada anak cucunya, kemudian setelah wafat maka umatnya kehilangan pemimpin dan mulai ada penyimpangan dan ada kekacau-balauan umat tersebut.  Kemudian datanglah Nabi Idris dan Nuh u. yang memimpin manusia setelah kucar-kacir yaitu meneruskan ajaran-ajaran dan tuntunan yang dibawa oleh Nabi Adam u.
Setelah Nabi Nuh wafat manusia kehilangan lagi pemimpinnya dan kacaulah kembali, sampai datangnya utusan Allah yang bernama Nabi Ibrahim u.
Pendapat ahli-ahli Islam yang menyatakan bahwa asal-usul manusia menyembah Tuhan yang satu sesuai dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 213 yang artinya :
“Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para Nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”
Jadi dengan ayat tersebut mengertilah kita, bahwa manusia itu pada mulanya semua dalam satu agama dan kepercayaan yaitu semua mempercayai Allah atau bersatu dalam ketauhidannya. Adapun waktunya boleh jadi ketika manusia masih dalam alam arwah, atau mungkin ketika umat masih berada di zaman antara Nabi Adam u. dan Nabi Idris u. Ketika itu seluruh umat manusia adalah bersatu dalam keTuhanan.

1 komentar:

  1. Izin ambil referensi dari sini. Terima kasih untuk ilmunya. Semoga bermanfaat.

    BalasHapus

Please Uktub Your Ro'yi Here...