Selasa, 29 Mei 2012

Kaidah Fiqh Adat Kebiasaan



والأصل في عاداتنا الإباحة حتى يجيء صارف الإباحة
Wal aslu fi 'aadaatinal ibaahatu hatta yajii a sooriful ibahati
Artinya : dan hukum asal dalam kebiasaan ( adat istiadat ) adalah boleh saja sampai ada dalil yang memalingkan dari hukum asal.
هذه القاعدة من القواعد المندرجة تحت قاعدة "اليقين لا يزال بالشك". والمراد بالعادات: ما لا يتقرب به الإنسان، ويتعبد به. ويراد بالإباحة: الإذن في فعل الشيء، وفي تركه.
ويدل على هذه القاعدة -أن الأصل في العادات الإباحة- عدد من النصوص الشرعية، منها قول الله - عز وجل - { هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا } (سورة البقرة آية : 29)
Kaidah ini termasuk dalam ruang lingkup pembahasan kaidah "hal yang pasti  diyakini tidak gugur dengan keraguan ( "اليقين لا يزال بالشك")
Adapun yang dimaksud dengan kebiasaan ((العادات adalah: apa saya yang dilakukan seorang hamba dalam kehidupan sehari-hari  bukan  untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bukan merupakan ibadah, dalam syarahnya as syeikh ubaid al jabiri dikatakan ((العادات jamak dari kata: عادة  adapun maknanya : ما اعتاده الناس  apa saja yang biasa di kerjakan dan dilakukan oleh manusia, dan setiap kaum, kabilah, masyarakat dan negara memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda, dan hukum asal dari kebiasaan adat istiadat adalah boleh selama tidak menyelisihi hukum syar'ii, (pent.) adapun yang dimaksud dengan boleh ( الإباحة) adalah: boleh mengerjakannya  ataupun meninggalkannya.
Adapun dalil dari kaidah ini adalah beberapa nash-nash  syar'ii diantaranya

Dalil dari al qur'an
Firman Allah ta'ala :
 { هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُمْ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا } (سورة البقرة آية : 29)
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu.”(QS Al-Baqarah : 29 )
Firman Allah ta'ala :
 هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ (15)
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya.” (QS Al-Mulk : 15)
Firman Allah ta'ala:
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ
Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang Telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik (QS Al-A'raf : 32). dari ayat ini kita dapat mengambil faedah bahwasanya hukum asal perhiasan serta apa saya yang Allah anugerahkan buat hambanya adalah boleh dan halal.

Dalil dari As Ssunnah
الحلال ما احله الله و الحرام ما حرمه الله وما سكت عنه  فهو عفو ( حديث رواه ابو داود في كتاب الاطعمة  باب ما لم يذكر تحريمه حديث رقم : 3800 و قال الشيح الألباني : صحيح الأسناد )
"Sesuatu yang halal itu adalah apa yang dihalalkan Allah dan sesuatu yang haram apa-apa yang diharamkan Allah, adapun sesuatu yang didiamkan-Nya adakah dimaafkan (HR Abu Dawud kitab Al Ath'imah bab: Apa Saja yang Tidak Disebutkan Pengharamanya hadist no : 3800 dan berkata As-Syeikh Al-Albani: shahih sanadnya)
وهذه القاعدة كما تنفي التحريم تنفي الوجوب أيضا، فالعادات الأصل فيها أنها مباحة، ليست بواجبة، وليست بمحرمة؛ لأن صرف الإباحة قد يكون بدليل يطلب الفعل، وقد يكون بدليل يطلب ترك الفعل، ومن الأدلة على هذه القاعدة قول النبي - صلى الله عليه وسلم - " إن من أعظم المسلمين جُرما من سأل عن شيء لم يحرم، فحرم من أجل مسألته " كما في الصحيح،
Dalam kaidah ini menunjukkan tidak adanya keharaman atau larangan maka menunjukkan pula tidak adanya perintah wajib untuk melakukannya, karena semua kebiasaan manusia adalah boleh-boleh saja dilakukan, dan tidak wajib dan tidak pula haram dan ataupun dilarang, adapun yang memalingkan dari hukum asalnya ada kalanya dalil tersebut merupakan perintah  untuk mengerjakan, dan ada kalanya dalil tersebut merupakan larangan untuk mengerjakannya, dan termasuk dalil dari masalah ini adalah sabda rasulullah: "Sesungguhnya paling besar dosanya seorang muslim adalah orang yang bertanya sesuatu yang tidak ada pengharamannya, kemudian dia mengharamkanya karena demi suatu masalahnya." Sebagaimana dalam kitab shahih.
وقول المؤلف هنا: "حتى يجيء صارف الإباحة" يعني: إذا ورد دليل من الشارع يدل على: أن العادة ليست مباحة، وإنما هي محرمة، فإنه يعمل بهذا الدليل، ولا يعمل بقاعدة "الأصل في العادات الإباحة". وهذا يدلنا على أن الشريعة قد شملت جميع أفعال العباد بالأحكام . وليست الشريعة خاصة بالمساجد -بدور العبادة- وبالعبادات فقط، بل الشريعة شاملة عامة، تشمل جميع أفعال المكلفين، سواء ما كان منها عادة، أو ما كان عبادة، وهذا من فضل الله - عز وجل - علينا بهذه الشريعة.
Adapun makna sampai ada dalil yang memalingkan hukum asalnya yang mubah
 ( ("حتى يجيء صارف الإباحة" adalah : jika ada suatu dalil syar'ii yang menunjukkan bahwasanya kebiasaan tersebut adalah dilarang maka kita mengamalkan dalil tersebut, dan tidak mengamalkan kaidah ini. 
"الأصل في العادات الإباحة" dan ini menunjukkan bahwasanya syari'at islam ini mencakup semua perbuatan hambanya dan perbuatan tersebut ada hukum-hukumnya, dan bukanlah syari'at islam ini hanya khusus berputar disekitar masjid dan hanya membahas masalah ibadah saja, akan tetapi syari'at islam ini mencakup semua perkara secara umum, dan mencakup semua perbuatan hambanya baik hal itu adalah adat kebiasaan ataupun masalah ibadah, dan ini merupakan keutamaan yang Allah limpahkan kepada kita dengan syari'atnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...