Kamis, 17 Mei 2012

Pendidikan Islam Itu....


Oleh : Romli

Dalam pengertian yang sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.[1]
   Menyadari bahwa pendidikan adalah sesuatu yang mempunyai tujuan dan objek tertentu, sehingga membentuk langkah-langkah secara bertahap, yang harus dilalui berbagai jenjang pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan (praktik) sesuai dengan jenjang yang tersusun secara sistematis dalam bentuk administrasi pendidikan.
Dalam konsiderannya disebutkan bahwa  ketetapan itu disusun berdasarkan alasan-alasan seperti berikut :
1.      Bahwa agama, pendidikan dan kebudayaan adalah merupakan unsur-unsur mutlak dalam rangka nation and character building.
2.      Bahwa falsafah Negara Pancasila merupakan sumber untuk mempertinggi harkat dan martabat manusia.
3.      Bahwa dalam rangka mempertinggi ketahanan revolusi Indonesia salah satu faktor yang menentukan adalah moral dan mental manusia bangsa Indonesia.[2]
Langeveld mendefinisikan bahwa : Pendidikan ialah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa[3].
Dictinoary of Education menyebutkan bahwa ‘pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum’.[4]
Dari sudut pandang bahasa Arab, pendidikan dikenal dengan istilah “tarbiyah” yang menurut mu’jam (kamus) kebahasaan, kata tarbiyah memiliki tiga akar kebahasaan diantaranya تربية – يربو – ربّا yang memiliki arti tambah (zad) dan berkembang.[5]
Dalam rangka yang lebih terinci, M. Yusuf al-Qardhawi memberikan pengertian, bahwa: “pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya; akal dan hatinya; rohani dan jasmaninya; akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.” [6]
Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu “proses menyiapkan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan  dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.”[7]
Akhmad D. Marimba, bahwa: “Pendidikan Islam adalah membimbing jasmani dan rohani menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.”
Endang Saifuddin Anshari, memberikan pengertian pendidikan Islam sebagai “proses bimbingan (pimpinan, tuntutan, usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi dan sebagainya), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai dengan ajaran Islam.[8]
Menurut pendapat Ahmad Tafsir, pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.[9]
Pendidikan Agama Islam memiliki peranan penting untuk menuju masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, beretika, memiliki nalar, berkemampuan komunikasi sosial, dan berbadan sehat sehingga menjadi manusia mandiri. Sanaky mengutip dari Jalal menyatakan bahwa peran pendidikan Islam mestinya bukan hanya “dipahami dalam konteks mikro (kepentingan  anak didik yang dilayani melalui proses interaksi pendidikan), melainkan juga dalam konteks makro, yakni kepentingan masyarakat yang dalam hal ini termasuk masyarakat bangsa, negara, dan bahkan juga kemanusiaan pada umumnya.”[10]
Menurut Ibrahim Amini, definisi pendidikan yang paling sesuai ialah: Memilih tindakan dan perkataan yang sesuai, menciptakan syarat-syarat dan faktor-faktor yang diperlukan, dan membantu seorang individu yang menjadi objek pendidikan supaya dapat dengan sempurna mengembangkan segenap potensi yang ada dalam dirinya, dan secara perlahan-lahan bergerak maju menuju tujuan dan kesempurnaan yang diharapkan.[11]
Menurut pendapat penulis adalah usaha untuk membimbing dan mengarahkan peserta didik kepada tujuan hidup manusia (beribadah) dan memberi kontribusi kepada masyarakat (tolong-menolong) serta berprilaku baik (akhlak al-karimah).


[1]     Fu’ad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1995, hal. 2.
[2]     CST Tanzil, Pembahasan Ketetapan-ketetapan MPRS 1960-1968, Jakarta, Erlangga, 1972, hal 36-37
[3]     Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hlm. 2
[4]     Ditjen Dikti, 1983/1984 : 19
[5]     Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Mulia, Jakarta, 2002, hlm. 2
[6] Yusuf al-Qardhawi, Pendidikan Islam dan Madrasah Hasan al-Bana, terj. H.Bustami A.Gani dan Zainal Abidin Ahmad, Jakarta, Bulan Biintang, 1980, hal 157
[7] Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung, Al-Ma’arif, 1980, hal, 94
[8] Endang Saifuddin Anshari, Pokok-pokok Pikiran Islam, Jakarta, Usaha enterprise, 1976, hal, 85 
[9] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung  : Remaja Rosdakarya,1992 , hal. 32
[10] Hujair AH. Sanaky. Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2003, hal 117. 
[11] Amini Ibrahim, Agar Tidak Salah Mendidik Anak, AL HUDA, Jakarta, 2006, hlm. 5.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...