Senin, 25 Juni 2012

Apakah Yahudi Cerdas?

Oleh : Uthia Helmi



Dalam catatan sejarah, di manapun dan kapan- pun, Yahudi menjadi objek kebencian, digambar- kan dekil, kikir, busuk, haus darah, rakus, peng- hianat, egois dan pengecut. Mereka dikenal piawai memonopoli sumber-sumber ekonomi terpenting, berkepribadian memuakkan, tidak lebih simbol ke- sialan di kalangan mayoitas masyarakat Eropa.
Lalu mereka mencuci otak masyarakat inter- nasional, khususnya Eropa dan Amerika. Keber- hasilan Yahudi adalah hasil perjuangan panjang dan keras. Mereka tahu bahwa satu-satunya jalan untuk memperbaiki citra mereka adalah dengan mendominasi media massa internasional. Seperti yang diungkapkan oleh Rabi Yahudi pada tahun 1869 dalam khutbahnya di kota Braga: ”Jika Emas merupakan kekuatan pertama kita untuk men- dominasi dunia, maka dunia jurnalistik merupakan kekuatan kedua.” (hlm. 14) Atau pernyataan para pemimpin Yahudi: “Media massa pemerintah meru- pakan potensi yang harus kita kuasai untuk mem- pengaruhi opini publik, kita akan terus menanam- kan pengaruh tanpa terjun langsung (hlm. 26). Realisasi rencana mereka tentang bidang publistik didiskusikan dalam Konferensi Zionis pertama di Swiss tahun 1897 menghasil kan rencana kerja pemimpin-pemimpin Zionis no 12, yaitu:
1)   Menguasai dan mengendalikan dunia pers,
2)   Tidak memberi kesempatan kepada media massa non-Yahudi yang memuat gagasan-gagasan anti Yahudi,
3)   Melakukan sensor yang ketat (melalui surat izin dari penguasa) sebelum berita disiarkan
4)   Menerbitkan berbagai media massa untuk men- dukung kelompok aristokrat, republikan, revolu- sioner, hingga kelompok anarki,
5)   Mempengaruhi publik saat diperlukan dan mere- dam gejolak yang ditimbulkan,
6)   Memberikan dorongan kepada orang-orang je- nius untuk mengendalikan media massa yang beroplah besar, khususnya yang anti Yahudi. Jika suatu saat orang tersebut menunjukkan gejala-gejala tidak setia, maka akan dibongkar skandal-skandalnya, sekaligus pelajaran bagi yang lain.

Hanya beberapa tahun setelah itu, para pengusaha Yahudi berhasil menguasai sebagian besar media massa Eropa dan Amerika. Yang menandai keber- hasilan mereka adalah tentang propaganda Nazi Jerman atas prakarsa Hitler untuk mengusir kaum Yahudi, agar masyarakat dunia simpati dan iba, kemudian mengumpulkan bantuan kemanusiaan (ahli-ahli sejarah menyediakan hadiah 50 ribu dolar untuk pihak yang mampu membuktikan kebenaran peristiwa tersebut. Hingga detik ini ahli-ahli sejarah, terutama Wills Carto, masih menunggu orang yang sanggup membuktikan tragedi tersebut). (hlm. 13-14) Perasaan simpati tersebut mereka manfaatkan untuk kepentingan proyek pemukiman Yahudi di Palestina tanpa menghargai sedikit hak-hak warga Palestina. Propaganda Yahudi selalu disertai upaya menjatuhkan bangsa Arab (yang dalam pandangan Barat adalah Islam) di hadapan masyarakat dunia.
Fungsi media massa bagi Yahudi dalam mem- pengaruhi opini publik antara lain:
1)   Menentukan jabatan seseorang, (hlm. 14) misal, pembunuhan atas penentang mereka, Presiden Amerika ke-35 John Fitzgerald Kennedy, Benyamin Franklin, menteri pertahanan Amerika James Frostal, Jenderal George Brown, Spiro Agnew. Mereka dibunuh namun bukti-bukti yang menunjukkan kalau Yahudi pembunuhnya hilang (hlm. 70); dukungan terhadap pendukung Yahudi, Churchill, (hlm. 41) Franklin Roosevelt, (hlm. 45) Harry Truman, (hlm. 70) Gerald Rudolf Ford (hlm. 71)
2)   Menggiring masyarakat Barat untuk memusuhi bangsa Arab dengan mengungkit kembali ke- kalahan Nashrani dalam perang salib dan meng- gambarkan Arab sebagai bangsa primitif, (hlm. 16)
3)   Memegang kunci aktivitas politik, moneter dan ekonomi, (hlm. 18)
4)   Mengubah opini bahwa penyerangan Israel atas negara lain (seperti ketika menyerang reaktor nuklir Irak dengan memakai istilah) adalah untuk menciptakan perdamaian dunia, (hlm. 19)
5)   Kepercayaan dunia atas Israel, (hlm. 21)
6)   Menanamkan ide-ide dan pengaruh Zionis (harian Luvigaro dan Le Cutidia di Perancis membela agresi Zionis atas Libanon; pemban- taian muslimin Palestina di Shabra dab shathila; dan mengecam harian lain yang membeberkan pembantaian tersebut), (hlm.22)
7)   Propaganda akhlak buruk, penyimpangan sek- sual melalui buku-buku dan film-film porno, (hlm. 24, 59, 64)
8)   Berusaha menutupi kejahatan teror mereka atas muslim Palestina dan membungkam siapa yang membeberkannya, (hlm. 26)
9)     Membangkitkan kebencian umat Hindu di India atas Islam (hlm. 26).
  
Organisasi dunia (IMF, PBB) dijadikan alat Yahudi untuk memonitor musuh-musuhnya, misal, resolusi Dewan Keamanan PBB yang tidak pernah merugi- kan mereka karena banyak anggotanya merupakan Yahudi; atau hak veto hanya digunakan jika me- nyangkut kepentingan Yahudi. (hlm. 54-55)
  
Dinas Spionase dan Penghianatan
Untuk memenuhi targetnya, Yahudi mengkoor- dinasi mayoritas grup-grup hiburan, membangun gedung-gedung untuk pentas seni atau kontes ratu-ratuan, sehingga manusia menggandrunginya.
Sementara tidak ada yang digandrungi Yahudi selain berdirinya Israel Raya denga berbagai cara. Target mereka antara lain: (hlm. 66)
1)   Menjaring promotor untuk menjadi mata-mata,
2)   Menghancurkan dan mengalihkan aktivitas ma- syarakat non-Yahudi dari politik, ekonomi dan sosial ke bidang hiburan/ olahraga dan penye- lewengan (ketika serdadu Israel mencincang muslim Palestina di Beirut (1982), media massa mereka menulis: “Kita sangat bangga kesebe- lasan sepak bola kita masuk ke babak final piala dunia”. Sementara pasukan Israel berada di wilayah Sidon, Tyr, dan ad-Dmur, serta me- nguasai Gurun sinai, Dataran Tinggi Golan dan al-Quds. Saat perwira dan jenderal-jenderal negara Arab menyiapkan kesebelasannya, Israel tengah mengirimkan pasukannya ke front-front pertempuran. Usai pertandingan seorang menteri negara Arab berkomentar: “Pertan- dingan yang sangat cantik, kemenangan ini berkat keung gulan para pemain kita”. Dan Shamir menegaskan bahwa pasukannya telah memasuki Libanon dan menghabisi kaum Muslimin berkat keunggulan mereka”), (hlm. 68)
3)   Menggiring manusia menangggalkan hakikat kemanusiaannya agar mudah dikontrol,
4)   Mendukung kandidat-kandidatnya duduk di pe- merintahan atau departemen, kemudian mem- perbudaknya dengan memanfaatkan skandal skandal pribadinya.

Spionase Yahudi berusaha mencari informasi dengan terjun langsung bertopeng delegasi diplo- matik, negoisator, pakar (tahun 1964 Dr. Hamond, arkeolog Amerika datang ke al-Khalil, Palestina, untuk meneliti kepurbakalaan. Tahun 1967 ia meng hilang dan muncul setelah pencaplokan Israel atas al-Khalil dengan jabatan Kepala Staf Angkatan Perang Israel), konsultan, budayawan; atau dengan memperalat warga negara setempat. (hlm. 66)

Dari uraian di atas, seolah-olah Yahudi menguasai dunia (Islam) dalam berbagai bidang adalah karena kecerdasan mereka, sebenarnya tidak, karena mereka melakukan dengan kelicikan, tipuan dan memanfaatkan situasi dan kondisi yang ternyata menguntungkan mereka. “Kemenangan” yang di- peroleh Yahudi adalah karena: (hlm. 74-75) faktor eksternal: Persekongkolan antara Yahudi, Kristen, Komunis dan Kebatinan; Faktor internal, yang mempermudah musuh-musuh Islam melakukan kejahatannya
1)   Banyak kalangan intelektual dan pejabat peme- rintahan Islam yang tidak menghargai eksistensi umat Islam,
2)   Media yang memasok kejahatan dan meng- adopsi kesesatan yang diterima umat Islam,
3)   Beberapa negara Islam mudah menerima berbagai isme (seperti SEPILIS) dan tertipu oleh simbol-simbol musuh,
4)   Tanpa disadari sesama umat Islam saling ber- tikai untuk hal-hal yang seharusnya bisa ditoleransi, seperti perbedaan madhab,
5)   Jiwa kaum muslimin yang sering lalai, tengge- lam dalam hawa nafsu, lebih memprioritaskan kehidupan dunia.

Sumber:
Yahudi dalam Informasi dan Organisasi, Fuad bin Sayyid Abdurrahman Arrifa’i, Gema Insani Press, Jakarta, 2002.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...