Selasa, 19 Juni 2012

Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab


Oleh: Abu Aisyah As-Silasafi


Bahasa Arab adalah bahasa dengan perkembangan sangat signifikan, ia telah melintasi pedalaman Afrika sampai ke jantung Eropa, ia juga telah menembus Asia, Cina hingga ke timur jauh yaitu Indonesia. Bahasa Arab telah dikuasai oleh berbagai suku bangsa di dunia. Dari suku Persia hingga suku Papua, dari masyarakat metropolis London hingga masyarakat Agraris Nomaden. Semua mempelajari bahasa Arab dan mereka tidak merasakan kesulitan dalam mempelajarinya.
Ada beberapa “mukjizat” kenapa bahasa Arab dapat dengan mudah dipelajari dan dipahami oleh masyarakat Ajam (Non Arab) : Pertama, keajegan tata bahasanya. Bahasa Arab memiliki tata bahasa (grammar) yang paling lengkap di antara bahasa yang ada di dunia ini, sifatnya yang ajeg memudahkan bagi setiap orang untuk mempelajarinya.
Kedua, bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam, maka dorongan dan semangat keagamaan sangat mendominasi dalam proses pembelajaran, hal ini memacu setiap muslim untuk bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya.
Ketiga, metode pembelajaran bahasa Arab terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Jika dulu cara belajar bahasa Arab di dominasi dengan dengan hapalan matan dan kaidah-kaidah bahasa Arab yang njlimet, kini pembelajaran bahasa Arab dilakukan dengan cara yang lebih menyenangkan, misalnya dengan multi media dan tekhnologi modern.

Metode pembelajaran Bahasa Arab  
Secara general dapat disebutkan bahwa metode pembelajaran bahasa Arab terbagi menjadi dua jenis, Pertama : Metode pembelajaran bahasa Arab klasik dan Kedua : Metode pembelajaran bahasa Arab Modern.
Di antara metode pembelajaran bahasa Arab klasik adalah metode yang masih dipraktekkan oleh pesantren-pesantren salafiyah di Indonesia. Metode ini menitikberatkan pada penguasaan mufrodat (kosa kata). Dalam metode ini setiap peserta didik diharuskan untuk menghapal setiap kosa kata yang diberikan setiap hari, dalam satu pekan (minggu)  mereka diharuskan menyetor hapalan kosa kata tersebut. Selain menghapal kosa kata, mereka juga diberikan beberapa contoh kalimat yang tersusun dari mufrodat yang mereka hapalkan.
Di beberapa pesantren seperti Pesantren Modern Gontor pembelajaran bahsa Arab lebih ditekankan kepada tathbiq atau praktek langsung. Dalam hal ini bahasa Arab menjadi bahasa keseharian yang wajib dipraktikkan oleh setia santri. Pada awalnya kekurangan mufrodat menjadikan bahasa arab versi Indonesia tersebar di kalangan santri, sehingga muncul istilah kata-kata “Arab-Indonesia” semisal “La madza-madza” atau “namsyi-namsyi”. Para perkembangan tahun-tahun berikutnya para santri telah mampu mempraktekan bahasa Arab secara lancar. Dan kini pesantren ini telah diakui tidak hanya secara nasional tapi juga dunia internasional.   
Keunggulan dari metode klasik adalah jumlah kosa kata siswa yang terus bertambah setiap hari sehingga menjadi modal dasar untuk menyusun sebuah kalimat dalam bahasa Arab. Metode ini cocok diterapkan bagi anak-anak usia sekolah. Karena menekankan hapalan kosa kata maka metode ini kurang cocok untuk orang dewasa. Kelemahan dari metode ini adalah memerlukan waktu yang cukup lama dan berkesinambungan dalam arti diperlukan adanya continouity dalam proses pembelajarannya.
Secara substantive metode ini menggunakan model syafawi yaitu siswa diberikan contoh cara mengucapkan suatu kata atau kalimat, setelah itu secara bersama-sama mereka mengulangi apa yang telah diucapkan oleh ustadznya. Metode pengulangan seperti ini cukup efektif diterapkan bagi anak-anak. Target utama dari metode adalah agar siswa mampu berbicara dan membaca kitab-kitab dalam bahasa Arab.
Adapun metode pembelajaran bahasa Arab modern meliputi model pembelajaran yang difokuskan pada keahlian tertentu, misalnya hanya untuk penguasaan tata bahasa dengan target mampu untuk membaca kitab-kitab berbahasa Arab atau hanya menekankan pada muhadatsah (percakapan) sehari-hari. Saat ini berkembang pula bahasa Arab yang difokuskan pada satu bidang saja seperti bahasa Arab untuk TKW (tenaga kerja wanita), Turis, Pelajar, Penguasaha dan lain-lain.
Model pembelajaran bahasa Arab modern telah menggunakan multimedia sebagai sarana berinteraksi antara ustadz dan santrinya. Pembelajaran bahasa Arab menggunakan multimedia seperti dikembangkan oleh metode Aflat yang menghadirkan pembelajaran bahasa Arab dengan tekhnologi modern. Metode yang digunakan meliputi tasmi’ yaitu mendengarkan dan melihat langsung ke layar, melatih pendengar dilakukan secara langsung dengan melihat gerak dalam film yang mereka tayangkan. Sedangkan untuk pengucapan dibantu oleh ustadz yang mengajarkannya.  
Metode pembelajaran bahasa Arab modern juga dititik beratkan pada waktu yang lebih dipersingkat dengan materi yang dipadatkan sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik. Misalnya saat ini berkembang Arabic For Understanding The Holy Qur’an atau Al-Arabiyyah li fahmil qur’an yaitu pembelajaran bahasa Arab yang difokuskan untuk memahami Al-Qur’an atau al-hadits. Selain itu kini juga berkembang model pembelajaran bahasa arab dengan waktu hanya 30 jam, 24 jam dan 8 jam.   

1 komentar:

Please Uktub Your Ro'yi Here...