Senin, 30 Juli 2012

Salurkan Marah Pada Tempatnya



Oleh : Bambang Prawiro


“Ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh berkah, dan bulan kesabaran. Pada bulan ini kita diperintahkan untuk menahan makan, minum dan hawa nafsu”, seperti itu kata ustadz dan Guru ngaji yang sering saya dengar, dari dulu sampai sekarang ini. Memang benar bahwa menahan hawa nafsu itu bukan hanya pada bulan Ramadhan saja tapi juga pada bulan-bulan lainnya. Nah... kalau menahan hawa nafsu itu berarti menahan segala hal jelek yang bisa mengurangi pahala puasa kita maka kalau marah juga termasuk tidak bisa menahan hawa nafsu. Marah....? ya, menahan marah adalah suatu yang sangat dianjurkan dalam Islam, tentu saja bukan semua marah tidak boleh. Ada beberapa hal yang marah itu juga dibolehkan, misalnya saja ketika melihat suatu kemungkaran maka kita harus marah atau melihat syariat Islam dihina kita juga harus marah juga.
Kaitannya dengan bhulan ramadhan adalah bahwa kita memang harus lebih ekstra dalam menahan marah ini, saya sendiri bukan tipe orang yang suka marah (ehm...... Astaghfirullah...). Tapi bener sih, cuman kalau sudah dipancing dan ternyata ada seseorang yang bikin marah ya... marah juga lah. Tapi bukan berarti marahnya itu tidak menahan hawa nafsu ya.... Contoh nyatanya begini, misalnya ada seorang siswa yang kita ajar ternyata susah diatur, disuruh menulis gak mau, disuruh mengerjakan tugas gak mau? Alasananya ada aja, gak punya pulpen lah... (Pembaca heran kali ya, masa ke sekolah gak bawa pulpen... ) tapi ini benar-benar terjadi, biasa di lembaga pendidikan anak yatim memang begini, sudah itu penginnya pulang dan gak mau dialphakan lagi (Kalau komentar para guru sih katanya peroistiwa ini adalah cermin gurunya tersebut tidak bisa mengajar dan tidak bisa memotivasi siswa...... ah... teori. Tapi kalau sudah keterlaluan begini boleh khan marah? (Ya enggak lah...) Oke deh... anggap saja itu bukan marah tapi hanya kesel lagian siswa itu juga hanya dicoret tangannya pakai pena, tapi agak kenceng emang sih...
Kembali ke marah.... jadi menurut saya sih definisi menahan marah sepertinya tidak tepat, apalagi kalau dikaitkan dengan bulan Ramadhan... yang tepat (lagi-lagi menurut saya) adalah menyalurkan marah pada tempatnya. Kalau kita melihat seseorang yang melanggar perintah Allah dan rasulNya sudah pasti kita harus marah, walaupun cara menyalurkan marahnya harus tepat. Kalau menahan marah dan menyimpannya dalam hati bisa-bisa jadi penyakit, dan merusak tubuh kita. Jadi mari kita isi Ramdhan ini dan bulan-bulan berikutnya dengan menyalurkan marah pada tempatnya. Setuju.....? Harus Itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...