Jumat, 10 Agustus 2012

Aplikasi Pendidikan Robbani

Oleh : Abu Abdissalam

Dalam aplikasinya pendidikan rabbāniah berarti pembentukan indikitor-indikator hidayah taufik yang dikehendaki Allah swt pada diri manusia melalui proses tarbiyah (pendidikan).
Dari kajian penulis tentang pengertian Rabbāniyah dan rabbānī ditemukan 5 Indikator dengan 30 karakternya yang menjadi tujuan pendidikan rabbāniyah, yaitu:
1.    Indikator keimanan: Ta`at kepada Allah swt; Berorientasi akhirat; Rajin beribadah; Bertakwa kepada Allah swt; Patuh atau komitmen kepada ajaran-ajaran agama; Ikhlas dalam mengabdi; Rajin berdoa.
2.    Indikator akhlak: Sabar; Santun; Beradab; Jujur; Amanah; Hormat kepada guru dan orang tua; Tsabāt (kokoh pendirian); `Iffah (Menjaga kehormatan)
3.    Indikator keilmuan: Cerdas; Kritis; Rajin belajar; Kreatif; Inovatif; Berfikir metodologis; Memiliki kebanggaan terhadap ilmu pengetahuan.
4.    Indikator sosial kemasyarakatan dan lingkungan hidup: Beramal bakti; Berjiwa reformis; Tenggang Rasa; Hidup bersama umat
5.    Indikator kepemimpinan: Cinta keadilan; Penuh kebijaksanaan; Pandai menata dan mengatur; Bertanggung jawab; Pandai Bermusyawarah.
A.    Aplikasi Karakter Rasulullah saw sebagai Murabbī Bagi Reorientasi Profil Pendidik Berbasis Rabbāniyah.
Dari kajian penulis tentang karakter Rasulullah saw sebagai seorang murabbi (pendidik), dihasilkan satu rumusan bahwa profil seorang pendidik adalah:
1.    Memiliki nama yang mengandung arti mulia menurut syariah, baik menurut sosial masyarakat serta melambangkan cita-cita yang tinggi dan kuat.
2.    Lahir dari keturunan yang baik, tidak tercemar dan tidak rendah.
3.    Memiliki panca indera yang baik, anggota tubuh yang lengkap, wajah yang memikat dan akal yang cerdas serta kemampuan bahasa yang tegas dan lugas.
4.    Memiliki akhlak-akhlak terpuji yang tertanam kuat dalam jiwa dan terimplementasikan dalam setiap langkah amalnya.
5.    Memiliki adab-adab yang tinggi, baik adab kepada Allah swt, adab kepada sesama manusia (khususnya guru dan orang tua), serta adab terhadap alam semesta.



B.     Aplikasi Materi Pendidikan Rabbāniyah di Masa Rasulullah saw Bagi Reformulasi Materi Pendidikan Berbasis Rabbāniyah
Dalam melakukan redesign materi-materi pendidikan Islam yang berbasis rabbani dapat digunakan pendekatan rumpun-rumpun materi yang terbagi menjadi tiga segi:
1.    Rumpun materi dasar dan utama, yaitu rumpun tazkiyah
2.    Rumpun materi kulit dasar atau pengantar, yaitu rumpun tilawah dan
3.    Rumpun materi pengembangan dan keahlian, yaitu ta’lim ilmu pengetahuan yang tetap berpijak pada wahyu dan ijtihad ilmiah.
C.     Aplikasi Metode Pendidikan Rabbāniyah di Masa Rasulullah saw Bagi Pengembangan Metode Pendidikan Berbasis Rabbāniyah
Kajian penulis tentang metode pendidikan Rabbāniyah di masa Rasulullah saw menghasilkan fakta bahwa metode beliau memiliki tiga pendekatan:
1.    Pendekatan Hikmah, metode-metode yang dikembangkan harus memperhatikan unsur-unsur:
a.    Memperhatikan tadarruj (tahapan) pembelajaran
b.    Menjaga etika berkomunikasi dan mengajak berbicara setiap orang sesuai dengan kadar pemikiran mereka
c.    Menjaga maslahat dan menolak mudarat bagi peserta didik.
d.   Menjaga Aulawiyāt (prioritas) materi yang disampaikan
e.    Menjaga waktu pembelajaran
f.     Menjaga Perencanaan dan Manajemen pendidikan
2.    Pendekatan mau`idzah hasanah, yaitu metode-metode yang dapat menyentuh hati dan melembutkan jiwa, yang dalam aplikasinya bisa berbentuk:
a.    Metode kisah
b.    Metode Perumpamaan
c.    Metode Targhīb (dorongan) dan Tarhīb (ancaman)
d.   Metode Ketauladanan
e.    Metode Tafakkur, Tadabbur dan Tadzakkur (Renungan)
f.     Metode Soal-Jawab
g.    Metode Amr Ma`ruf dan Nahi Munkar
h.    Metode Ta`wid (Pembiasaan)
i.      Pendekatan Jidal Bi al-Lati Hiya Ahsan (Diskusi Terbaik)
D.    Aplikasi Evaluasi Pendidikan Rabbāniyah di Masa Rasulullah saw Bagi Pemantapan Evaluasi Pendidikan Berbasis Rabbāniyah
Dari kajian penulis tentang evaluasi pendidikan Rabbāniyah di masa Rasulullah saw dapat ditarik benang merah bahwa evaluasi di masa Beliau terdiri dari dua bentuk:
1.    Muhāsabah (Evaluasi ke dalam), dalam hal ini dilakukan dengan dua tahapan:
a.    Tahapan sebelum beraktifitas
b.    Tahapan sesudah beraktifitas
Evaluasi di poin ini dilakukan terhadap indikator-indikator iman dan kufur untuk menilai kesuksesan atau kegagalan pendidikan berbasis rabbaniyah.
2.    Hisbah (Evaluasi ke luar), dalam hal ini dilakukan dengan hal:
a.    Memerintahkan yang ma`ruf (baik menurut akal dan syariah)
b.    Melarang yang munkar (buruk menurut akal dan syariah)
Evaluasi di poin ini diarahkan untuk mengontrol terbentuk dan tidak terbentuknya karakter rabbaniyah pada para peserta didik.
   Dari benang merah ini dalam aplikasinya harus diwujudkan suatu Evaluasi pendidikan berbasis rabbāniyah yang memperhatikan dua peran, yaitu:
1.    Evaluasi yang berperan sebagai dasar penilaian.
2.    Evaluasi yang berperan khusus, yaitu penilaian yang dilakukan untuk para peserta didik yang akan mengemban tugas-tugas khusus. Dalam hal ini masing-masing domain dinilai sesuai dengan ciri dasar tugasnya dengan tetap berbasis pada evaluasi dasar.
Hal ini bisa dilihat bahwa evaluasi pendidikan rabbāniyah di masa Rasulullah saw memiliki sasaran-sasaran antara lain:
a.    Penguasaan pengetahuan kognitif
b.    Segi ranah afektif
c.    Segi psikomotorik
d.   Kemampuan Spiritual
e.    Kemampuan mengendalikan emosi yang negatif
f.     Kemampuan menumbuhkan kepedulian dan kepekaan untuk mempertahankan nilai-nilai luhur yang universal
g.    Kemampuan menumbuhkan rasa empati, kepekaan, dan kepedulian sosial untuk membantu sesama saudaranya dalam berbagai keadaan senang dan susah
h.    Kadar kesempurnaan akhlak
i.      Kelayakan mengemban satu tugas tertentu
j.      Indikator keimanan atau kekufuran
k.    Pemanfaatan waktu untuk neraca kebaikan
l.      Aktifasi ilmu untuk kerja-kerja ibadah
m.  Penguasaan dan pengendalian harta untuk yang mengandung keberkahan
n.    Kemampuan fisik untuk pengabdian kepada Allah swt

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...