Minggu, 25 November 2012

Hitam Putih Kehidupan Dunia

Oleh : Abu Aisyah

Kehidupan ini memang sangat menakjubkan, ia tidak pernah berjalan monoton dan satu keadaan. Ada suka dan ada duka, ada sengsara dan ada bahagia, semuanya adalah warna kehidupan. Di balik rona kehidupan itu pasti ada hikmah luar biasa yang telah ditetapkan oleh Ar-Rahman, bisa jadi ia terasa membahagiakan kita, namnu tidak jarang ia memeras air mata. Serasa baru kemarin kita terbahak-bahak bersebdagurau dengan keluarga, namun hari ini banjir air mata karena orang tercinta telah tiada. Di tengah kehidupan yang penuh warna –untuk menyebut kata lain dari hitam putih dunia- ternyata kita sering lupa bahwa kebaikan dan keburukan itu terkadang sama saja. Kebahagiaan yang kita rasakan bisa jadi merupakan pengobat dari kesengsaraan yang selama ini kita rasakan. Sebaliknya kesengsaraan yang kita rasakan bisa jadi penghapus dosa dan persiapan untuk menikmati kebahagiaan di hadapan sana.
Manusia dalam menghadapi hitam putih dunia juga berbeda-beda, sebagian mereka akan mengeluh jika kesengsaraan menghampiri kehidupannya. Sementara ketika kebahagiaan bersamanya, ia akan lupa dengan penciptanya. Ada juga yang merasa bahwa kehidupan ini adalah penjara, sehingga ia merasa bahwa aturan-aturan Sang Pencipta adalah tali kekang yang mengakibatkannya sengsara di dunia. Ia lupa, bahwa ternyata aturanNya bukan untuk mengekang hambaNya. Segala hal yang datang dari Sang pencipta sejatinya adalah untuk kebaikan manusia. Tipe orang seperti ini akan merana di tengah hijaunya dunia. Sebagian manusia lainnya merasa bahwa dunia adalah kehidupan sebenarnya sehingga mereka mencoba untuk menikmati dunia sepuasnya, “Hidup itu Cuma sekali...” begitu kata mereka. Maka mereka menghabiskan hidupnya untuk kesenangan dunia. Bagaimana dengan anda?
Hitam putih dunia membawa setiap manusia menikmati setiap detak kehidupan di dunia, sehingga wajar saja ketika ia akan merasa bahagia dan merasa sengsara. Bukankah kebahagiaan itu akan terasa ketika kita telah merasa sengsara? Kesengsaraan sendiri terkadang bisa dinikmati sebagai sebuah kebahagiaan. Seseorang yang menahan lapar ketika berpuasa adalah salah satu contoh bahwa ternyata “kesengsaraan” berpuasa adalah sebuah kebahagiaan yang tiada tara. Dalam budaya semesta banyak orang-orang yang “menyiksa” dirinya dengan bersemedi, melukai diri dan mengorbankan keinginan keduniaannya. Sehingga sesungguhnya antara kebahagiaan dengan kesengsaraan itu bukan pada keadaan manusianya, ia lebih kepada perspektif diri dan norma apa yang digunakan untuk melihatnya. Maka hitam putih dunia adalah warna, ia akan terasa indah ketika kacamata iman sebagai alat untuk melihatnya, namun ia akan menjadi neraka ketika dipandang dari hawa nafsu manusia. Maka mari nikmati hitam putih dunia......   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...