Minggu, 09 Desember 2012

Beda Cerewet dengan Perhatian

Oleh : Abu Aisyah

Paradigma kita terhadap sikap orang lain akan sangat menentukan sikap kita terhadap orang tersebut. Paradigma yang saya maksud adalah berbagai pengalaman dan cara pandang kita yang membentuk satu persepsi terhadap orang lain yang muncul secara sadar ataupun tidak sadar dalam diri kita. Setiap sikap orang lain kepada kita akan dimaknai sesuai dengan paradigma diri kita terhadap orang tersebut. Dari sinilah muncul apa yang disebut dengan pemaknaan subyektif, dikatakan subyektif karena ia hanya didasarkan kepada paradigma kita sendiri tanpamelihat kenyataan dan kemauan dari orang lain tersebut. Sebagai contoh ketika ada seseorang yang memukul kita bisa jadi paradigma kita akan segera muncul, “Dia memukul saya sebagai tanda kedekatannya” paradigma ini akan muncul ketika orang yang memukul tersebut adalah orang yang sudah kita kenal. Bagaimana jika yang memukul tersebut adalah orang yang belum kita kenal? Paradigma kita akan segera terbentuk dengan sikap dari orang tersebut, bisa jadi dia orang jahat, orang gila atau orang yang punya dendam terhadap kita. Demikian juga paradigma buruk kita akan segera muncul ketika melihat seorang laki-laki yang berada di lokalisasi tempat maksiat. Padahal belum tentu dia akan atau sedang berbuat maksiat, bisa jadi dia adalah seorang mahasiswa atau peneliti yang sedang melakukan penelitian.
Dalam rumah tangga paradigma kita juga akan sangat menentukan sikap kita terhadap pasangan. Secara subyektif kita akan sangat kesulitan ketika menyikapi pasangan kita? Apakah ia benar-benar perhatian atau ada sesuatu di belakangnya? Apakah dia cerewet atau perhatian? Untuk mengetahui perbedaannya tentu saja paradigma kita akan sangat menentukan sikap kita. Bersikap subyektif dalam tataran tertentu sah-sah saja, namun berfikir lebih obyektif tentu lebih utama. Apalagi jika hal ini berlaku dalam keluarga, seringnya terjadi salah paham adalah karena tidak adanya paradigma dan sikap obyektif yang ada pada diri kita, sehingga setiap sikap kita hanya didasarkan kepada paradigma, cara pandang dan pengalaman kita selama ini, tanpa ada usaha untuk mengecek atau tabbayun dengan kenyataan yang ada.
Kesalahan dalam menggunakan paradigma bisa jadi akan mengakibatkan sikap kita yang salah terhadap pasangan kita dan orang lain. Apalagi jika sikap subyektif kita seringkal;i dibumbui dengan perasaan tidak suka, dendam dan tidak nyaman dengan seseorang. Oleh karena itu sudah selayaknya ketika pasangan kita cerewet jangan dianggap hal positif dulu, bisa jadi dia memang perhatian dengan kita. Percaya gak? Mari berbagi cerita....   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...