Sabtu, 01 Desember 2012

Harmoni Hindu dan Islam di Cangkuang

Oleh : Abdurrahman

Bagi warga Garut dan Jawa Barat umumnya tentu tidak asing lagi dengan Candi Cangkuang, sebuah candi yang menjadi satu-satunya candi di Jawa Barat yang saat ini direkonstruksi kembali. Jum’at 30 Nopember 2012 ini saya berkesempatan mendatangi candi ini. Tentu saja tujuan utama saya bukan untuk ke candi tapi lebih ke Kampung Adat Pulo sebagai salah satu obsesi saya untuk mengeksplorasi seluruh kampung adat di Jawa Barat.
Pada tulisan ini saya hanya ingin mengajak pembaca untuk melihat dan menafsirkan gambar ini, sebuah Candi yang berdiri kokoh (tentunya hasil rekonstruksi) yang bersebelahan dengan makam seorang Ulama luar biasa (saya sebut luar biasa karena beliau adalah The Great Islamic Writer) yaitu Eyang Dalem Arif Muhammad. Secaa historis disebutkan bahwa candi ini dibangun pada abad ke-VIII, sementara makam dibangun abad ke-XVII. Sebuah jarak yang cukup jauh untuk menyebut sebagai sebuah harmoni, namun bukan berarti nilai harmoni itu tidak ada. Lihat saja bagaimana dua keyakinan yang berbeda bisa bersama yang hanya dibatasi oleh pagar pendek.
Sebuah harmoni yang luar biasa antara Hindu dan Islam terjadi di sini, hal semakin nyata ketika ada beberapa warga Hindu yang bersembahyang di sini, sementara di sebelahnya umat Islam melakukan ziarah makam. Pemandangan yang tidak akan pernah didapatkan di wilayah lainnya, apalagi jika melihat bahwa makam tersebut adalah makam dari ulama besar yang menjadi leluhur bagi Kampung Pulo.
Di balik fenomena fisik ini tentu saja ada banyak hal yang belum terungkap, misalnya saja dalam proses pemilihan lokasi bagi Kampung Pulo. Menurut sumber tradisional bahwa pemilihan suatu lokasi untuk dijadikan tempat tinggal apalagi sebuah kampung tidaklah sembarang. Ia memerlukan adanya olah bathin untuk mendapatkan tempat yang cocok, tidak hanya perhitungan secara ekologis, namun nilai dan keyakinan spiritual sangat mempengaruhi pemilihan lokasi sebagai kampung. Maka pemilihan Kampung Pulo oleh sesepuhnya merupakan pemilihan yang tidak sembarang, ia telah diperhitungkan secara olah lahir dan olah bathin. Dari sini dapat dikathui bahwa pemilihan lokasi Kampung Pulo yang terdapat di dalamnya candi telah disadari dan bahkan bisa menjadi alasan kuat kenapa para sesepuh tinggal di sini.   
Selain itu adanya candi dan makam yang bersebelahan ini juga mengindikasikan bagaimana dialog Islam dan budaya Hindu waktu itu yang mengedepankan toleransi dan upaya damai dalam berdakwah, ini barangkali inti dari tulisan ini. Islam hadir ke Indonesia tidak pernah membawa kekerasan dan pemaksaan, Islam hadir membawa cahaya perdamaian dan sikap menghormati agama dan kepercayaan lainnya. Sehingga sampai hari ini candi ini tetap berdiri kokoh dan makam yang ada di sebelahnya-pun tetap ada. Keharmonisan yang seharusnya bisa kita wariskan kepada generasi selanjutnya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...