Sabtu, 01 Desember 2012

Sebuah Kisah di Cangkuang


Kisah ini dimulai dengan rencana SULTAN AGUNG menyerang BANTEN dan BLAMBANGAN, tetapi tentara Sultan Agung Mengalami kekalahan. Kemudian Sultan Agung meminta bantuan Belanda untuk membantunya, namun permintaan itu ditolak Belanda. Justru Belanda meminta Sultan Agung untuk menyerah. Permintaan Belanda itu menyebabkan Sultan Agung marah. Sejak itu Sultan Agung mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Batavia. Dengan dipimpin DIPATI UKUR dan TUMENGGUNG BAUREKSO pasukan Mataram menyerang Batavia. Penyerangan pertama ini gagal.
Setahun kemudian Sultan Agung melakukan penyerangan kembali ke Batavia. Kali ini Prajurut Mataram dipimpin oleh Pangadegan, Wirajaya, Wirabaya, dan Arif Muhammad.Penyerangan kedua inipun gagal. Tetapi, Arif Muhammad dan belasan prajurit lainnya berhasil meloloskan diri hingga tiba di Kampung Cangkuang. Pada saat itu penduduk Kampung Cangkuang masih sedikit dan belum mengenal agama Islam. Penduduk Cangkuang masih memeluk kepercayaan Animisme, Dinamisme, dan agama Hindu. Sesudah cukup lama menetap di Cangkuang, Arif Muhammad dan para sahabatnya berniat menyebarkan agama Islam kepada penduduk setempat. Karena prajurit Mataram ini ramah dan pandai bergaul, dengan sendirinya kehadiran mereka diterima dengan baik oleh penduduk Cangkuang maupun penduduk dari luar Cangkuang. Untuk memperkokoh penyebaran Islam Di Cangkuang, kemudian Arif Muhammad membangun sebuah masjid sederhana yang sampai sekarang masih ada. Untuk keperluan berwudhu, Arif Muhammad membendung parit yang airnya berasal dari Sungai Cicapar dan akhirnya terbentuklah sebuah danau. Arif muhammad dan sahabatnya tinggal ditengah danau yang disebut Kampung Pulo. Ketika Islam menjadi pegangan hidup penduduk Cangkuang, khususnya di Kampung Pulo, Arif Muhammad tetap menghargai adat, atau kebiasaan penduduk setempat. Misalnya, larangan untuk tidak boleh bekerja atau berziarah pada hari rabu. hal itu berlaku hingga hari ini. Pada saat itu di Cangkuangn banyak terdapat candi sudah rusak dan tidak terpelihara. Dengan persewtujuan penduduk,akhirnya disisakan satu candi sebagai peringatan bahwa dahulu di tempat tersebut pernah ada pemeluk Hindu. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa dengan kesaktian Arif Muhammad dibenamkan kedalam bumi.hanya dengan tangan kanannya saja.Dan disisakan satu candi yang ada patung Syiwa dibiarkan hingga sekarang. Arif Muhammad yang kemudian dikenal dengan sebutan Sembah Dalem Arif Muhammad, mempunyai tujuh orang anak Enam wanita dan satu laki-laki. Ketujuh anaknya tersebut dilambangkan dengan tiga buah rumah adat disebelah kiri dan tiga buah  lagi di sebelah kanan. sedangkan sebagai lambang putranya didirikan masjid adat yang sampai sekarang masih dapat dilihat

Sumber: http://id.shvoong.com/books/2013918-legenda-candi-cangkuang-dalem-arif/#ixzz2DoDYz6mb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...