Kamis, 10 Januari 2013

Membagi Waktu dan Disiplin Diri

Oleh : Abu Aisyah


Manusia itu memang cenderung suka pada sesuatu yang mudah, indah, ngeunah dan segala yang membuat hidup bergairah. Sayangnya seringkali semua itu hanya menjadikan manusia sibuk dengan kesenangan-kesenangan sementara yang manfaatnya hanya bisa dirasakan saat itu saja, sementara setelahnya yang ia dapatkan kerugian karena telah menghabiskan waktu untuk sesuatu yang sia-sia. Tidak usahlah menunjuk ke orang lain, saya sendiri seringkali lalai dengan hal-hal yang sifatnya hanya “hiburan” semisal buka FB, Twoo, Twitter atau sekadar browsing mencari-cari informasi yang jika dipikir-pikir lagi manfaatnya sangat sedikit. Bahkan lama-lama bisa jadi sia-sia dan mengarah kepada sesuat yang subhat dan haram.
Mengatur waktu dan membaginya sesuai dengan porsi dan skala prioritas sudah selayaknya menjadi bagian dalam kehidupan kita. Mendisiplinkan diri untuk tidak terlalu sering melakukan sesuatu yang tidak ada manfaatnya seharusnya bisa menjadi bagian dari gaya hidup kita. Membagi waktu berarti mempergunakan waktu yang telah dianugerahkan oleh Allah ta’ala sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Kata-kata harus berarti saat itu adalah saat dimana suatu pekerjaan harus dilakukan. Contoh mudahnya ketika pagi haru dan kita berkomitmen untuk membaca Al-Qur’an lalu menulis beberapa artikel maka itulah waktunya, bukan untuk FB-an atau browsing yang kurang ada manfaatnya.
Membagi waktu sangat erat kaitannya dengan disiplin diri, jika kita dengan mudah menyuruh orang lain untuk disiplin dan mengikuti peraturan yang kita buat, apakah kita juga mampu mendisiplinkan diri dengan aturan-aturan yang telah kita buat sendiri? Bisa jadi akan terasa berat ketika harus mentaati secara kaku agenda yang sudah kita tulis untuk aktifitas hari-hari kita, namun jika kita telah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, apalagi sesuatu tersebut adalah positif maka lakukanlah ia walaupun mengorbankan “kesenangan sementara” kita.
Bagaimana cara membagi waktu yang tepat dan mendisiplinkan diri? Jawabannya sangat mudah, walaupun prakteknya susah. Komitmen dengan apa yang telah kita rencanakan dan “paksa” diri kita untuk melakukannya.  Memaksa diri dalam tahap awal bisa jadi akan terasa berat, godaan untuk on line dan ngobrol dengan orang lain seringkali mengganggu kita. Sebenarnya yang kita butuhkan hanya komitmen waktu dan memikirkan kembali segala sesuatu yang kita lakukan. Jika dalam teori membaca kita mengenal istilah AMBAK maka dalam kehidupan sehari-haripun sepertinya teori ini sangat sesuai. AMBAK adalah Apa Manfaatnya Bagiku? Ketika waktu kita adalah untuk belajar atau menulis artikel tiba-tiba muncul dalam benak untuk untuk sekadar chat, maka tanyakanlah lagi, Apa Manfaatnya Bagiku? Jika manfaat itu besar dan memang itu yang diharapkan silahkan lakukan namun jika ada aktifitas lain yang lebih bermanfaat maka tinggalkanlah hal-hal yang tidak ada manfaatnya. Inilah yang telah diwanti-wanti oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalam, beliau bersabda “Salah satu dari kebaikan keislaman seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya”. Sudahkah aktifitas kita hari ini memberikan manfaat? Tidak hanya manfaat di dunia namun juga manfaat di akhirat. Semoga kita bisa memanfaatkan waktu dan mendisplinkan diri. Amin….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...