Senin, 23 September 2013

Obat Hati Mati

Oleh: Bambang Sahaja
 
Tidak dapat dipungkiri bahwa hati adalah raja bagi anggota tubuh lainnya, jika ia baik maka insya Allah anggota tubuh lainnya akan baik. Sebaliknya jika ia rusak maka akan rusaklah anggota tubuh lainnya. Membahas mengenai hati memang satu hal yang sangat membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang mendalam, bagaimana tidak? Dalam bahasa Arab hati adalah “Qolbu” yang berarti sesuatu yang senantiasa berbolak-balik. Sehingga hati manusia selalu berada dalam keadaan berbolak-balik, terkadang cenderung kepada kebaikan dan tidak jarang pula cenderung kepada kejahatan dosa dan maksiat.
Hati yang sakit akan cenderung selalu berada di kutub kesalahan dosa dan maksiat, sehingga anggota tubuh lainnya juga akan sama-sama mengarah ke sana. Demikian pula hati yang mati, ia sudah lupa bahwa kehidupan ini adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban. Ia sudah tidak tahu lagi mana yang benar dan mana yang salah, semua dilakukan tanpa memperhatikan lagi syariah Allah ta’ala.
Jika boleh saya mengelompokan dan mengintrospeksi diri saya, bisa jadi hati saya termasuk hati yang sakit. Bukan bangga dengan dosa atau merasa hina, hanya saja saat ini dan sering kali hati ini memenag diombang-ambing oleh berbagai perasaan yang sangat mengganggu kehidupan saya. Contoh sederhana yang selalu mmenggaggu kehidupan saya adalah perasaan saya yang mudah sekali sedih dan merasa hidup ini kurang tanpa kehadirannya. Seseorang yang telah memesona jiwa ini hingga tidak terasa ia selalu dekat di hati. Seperti seorang ABG yang dilanda rasa suka dengan lawan jenisnya, ia akan merasa gundah ketika sang pujaan hati tidak ada di sampingnya, sebaliknya ia akan berbahagia dan berbunga-bunga ketika bisa dekat dengannya.
Terlalu naïf di usia kepala tiga masih memiliki perasaan itu, apakah ini wajar? Tergantung orang menyikapinya. Saya sendiri merasa tidak wajar apalagi itu adalah hal yang dilarang dalam agama. Sekadar mengingatkan jiwa ini bahwa ternyata semakin pohon itu semakin tinggi maka semakin kencang angin yang menerpanya. Itulah gambaran diri ini. Hati saya yang sakit ini memang sering sekali digoda oleh berbagai pesona dunia, hingga tak terasa air mata ini menetes ketika mengingatnya. Bisa jadi saya terlalu melankolis sehingga mudah terbawa perasaan, ketika ia tiada sering kali kesepian itu menerpa jiwa, ketika berada di dekatnya seolah-olah seluruh dunia tertawa berbahagia bersama saya. Inikah cinta? Jika itu adalah karunia tentu Allah ta’ala tidak akan melarangnya.
Saya memang harus semakin sadar, bahwa ternyata hati ini masih sakit sehingga harus sering-sering diarahkan melakukan amal kebaikan. Bukan hanya diarahkan tapi sekali-kali harus dipaksa untuk melakukan kebaikan dan menjauhi larangan. Benar, kalau tekad sudah ada dalam hati dan iman sedang naik, biasanya saya bertekad untuk tidak lagi mengingatnya lagi. Namun tidak jarang juga dia kadang muncul dalam mimpi dan angan-angan syaithani…
Semoga saya bisa memperbaiki terus hati ini, saya akan terus berusaha untuk bisa menahannya. Menahan semua rasa bertabur hawa, hingga raga berpisah dari nyawa…. Walaupun terkadang saya terjatuh lagi namun saya akan terus berusaha untuk bangkit lagi, jatuh lagi… bangkit lagi dan terus saya akan berlari… (For Ikhwani Kang Entang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...