Selasa, 01 Juli 2014

Islam Secara Bahasa dan Istilah

Oleh: Abu Aisyah

Islam secara etimologi (bahasa) berasal dari bahasa Arab  أسلم – يسلم - إسلاما (aslama-yaslimu-Islaman) kata ini mempunyai cabang yang begitu banyak, namun semuanya menunjuk kepada makna السلم (al-salam) yaitu kesejahteraan, kedamaian serta sifat tunduk patuh.[1] Al-Qur’an menggunakan akar kata أسلم  (aslama) pada beberapa bagian, misalnya firman Allah Swt: 
قَالَتِ الْأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka): "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah: "Kami telah tunduk", karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. al-Hujuraat [49]: 14).

Pada ayat ini kata أَسْلَمْنَا  berarti “Kami tunduk kepada peraturan Allah Swt”.  Adapun makna kata أَسْلَمْ  bermakna taat terhadap perintahNya :
وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا
Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang ta`at dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang ta`at, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. (QS. al-Jin [72]: 14).

Sinonim dari kata tunduk dan taat adalah berserah diri, hal ini seperti disebutkan dalam firmanNya:
وَأَنِيبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنْصَرُونَ
Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi). (QS al-Zumar [39]: 54).

Selain itu masih banyak sekali ayat-ayat yang menggunakan lafadz aslama seperti dalam firmanNya: 
فَلَمَّآ أَسْلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلْجَبِينِ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (QS. al-Shafaat [37]: 103).
قَالَتْ رَبِّ إِنِّى ظَلَمْتُ نَفْسِى وَأَسْلَمْتُ مَعَ سُلَيْمَٰنَ لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Berkatalah Balqis: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat lalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS. al-Naml [27]: 44).
فَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌۭ وَٰحِدٌۭ فَلَهُۥٓ أَسْلِمُوا۟ ۗ وَبَشِّرِ ٱلْمُخْبِتِينَ
…maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)… (QS. al-Hajj [22]: 34). 
قُلْ إِنِّىٓ أُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَسْلَمَ ۖ وَلَا تَكُونَنَّ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ
Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintah supaya aku menjadi orang yang pertama sekali menyerah diri (kepada Allah), dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik." (QS. al-An'am [6]: 14).
 إِنَّآ أَنزَلْنَا ٱلتَّوْرَىٰةَ فِيهَا هُدًۭى وَنُورٌۭ ۚ يَحْكُمُ بِهَا ٱلنَّبِيُّونَ ٱلَّذِينَ أَسْلَمُوا۟ لِلَّذِينَ هَادُوا۟ وَٱلرَّبَّٰنِيُّونَ وَٱلْأَحْبَارُ بِمَا ٱسْتُحْفِظُوا۟ مِن كِتَٰبِ ٱللَّهِ وَكَانُوا۟ عَلَيْهِ شُهَدَآءَ
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (QS. al-Maidah [5]: 44). 
لَّيْسَ بِأَمَانِيِّكُمْ وَلَآ أَمَانِىِّ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ ۗ مَن يَعْمَلْ سُوٓءًۭا يُجْزَ بِهِۦ وَلَا يَجِدْ لَهُۥ مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلِيًّۭا وَلَا نَصِيرًۭا
(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan Ahli Kitab. Barang siapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. (QS. al-Nisaa [4]: 125). 
أَفَغَيْرَ دِينِ ٱللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُۥٓ أَسْلَمَ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ طَوْعًۭا وَكَرْهًۭا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَ
Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. (QS. Ali Imran [3]: 83).
وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْأُمِّيِّۦنَ ءَأَسْلَمْتُمْ ۚ فَإِنْ أَسْلَمُوا۟ فَقَدِ ٱهْتَدَوا۟ ۖ
maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam?" Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk. (QS. Ali Imran [3]: 20). 
إِذْ قَالَ لَهُۥ رَبُّهُۥٓ أَسْلِمْ ۖ قَالَ أَسْلَمْتُ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ
Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam". (QS. al-Baqarah [2]: 131)
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌۭ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
(Tidak demikian) bahkan barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. al-Baqarah [2]: 112).

Berdasarkan ayat-ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa kata aslama dan seluruh derivasinya secara bahasa bermakna tunduk patuh, berserah diri, dan mengikuti seluruh aturan yang telah ditetapka oleh Allah Swt. Akar kata aslama juga terdapat dalam sebuah hadits yang shahih dari riwayat Abdullah bin Amr bin al-'Ash, Nabi Saw bersabda:
الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
Seorang muslim itu adalah seseorang yang kaum muslimin lainnya selamat dari ucapan lidah dan gangguan tangannya. HR. Bukhary.
Hadits ini menunjukan bahwa makna salima adalah selamat dari segala bentuk gangguan baik yang bersifat fisik ataupun gangguan lainnya. 
Islam secara istilah dapat didefinisikan secara internal dan eksternal. Pengertian internal adalah pengertian bahwa Islam adalah tunduk patuh kepada Allah Swt sebagai satu-satunya pencipta dan sesembahan. Sebagaimana definisi yang disebutkan oleh ulama ahli tauhid, yaitu: 
اْلإِسْتِسْلاَمُ للهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَاْلإِنْقِيَادُ لَهُ باِلطَّاعَةِ وَالْبَرَاءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَأَهْلِهِ
Penyerahan diri kepada Allah Swt serta tunduk dengan penuh ketaatan serta berlepas diri dari syirik dan para pelakunya.[2]
Pengertian ini didasarkan pada pemahaman secara internal bahwa Islam adalah penyerahan secara total tunduk patuh kepada Allah Swt. Secara umum dapat dikatakan bahwa Islam adalah “Rangkaian ibadah kepada Allah Swt dengan apa-apa yang disyariatkanNya, ia berlaku sejak Nabi pertama diutus hingga hari kiamat, sebagaimana disebutkan dalam firmanNya:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. al-Baqarah [2]: 128).

Sedangkan pengertian Islam secara eksternal adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia.[3] Pengertian ini sebagaimana disebutkan oleh oleh Mahmud Syalthut dalam Al-Islam: Aqidah wa Syari'ah:
الاٍسلام هو دين الله الذى أوصى بتعاليمه فى أصو له وشرائعه اٍلى النبى صلى الله عليه وسلم وكلفه بتبليغه للنا س كافة ودعوتهم اٍليه
Islam adalah Dienullah (Agama Allah) yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang berisi pokok pengajaran pada bidang ushul (dasar/pokok) maupun syariat, dan Nabi diperintahkan untuk menyampaikan kepada seluruh manusia dan menda'wahkannya.[4]

Pengertian ini cukup komprehensif menjelaskan definisi Islam, ia mencakup sumber dari Islam yaitu wahyu dari Allah Swt yang berupa ushul (aqidah) dan syariat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw yang memiliki kewajiban untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia. Maka secara umum Islam adalah agama Allah Swt yang menjadi pedoman bagi seluruh umat manusia. 


[1] Ibnu Mandzur, Lisan Al-‘Arab Juz VI, hlm. 344.
[2] Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Syarh Ats-Tsalastah Al-Ushul, Mesir : Dar Ibn Al-Jauzy, 2004, hlm. 50.
[3] Ibid.,  hlm. 15.
[4] Mahmud Syalthut, op. cit. hlm. 7.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...