Senin, 13 April 2015

Fenonema Ziarah di Kawasan Situs Gunung Padang, Cianjur Jawa Barat

Oleh: Abdurrahman

A.      Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah ruah, kekayaan hutan, laut dan bahan-bahan tambangnya telah memberikan kemakmuran bagi rakyatnya. Kekayaan negeri ini semakin sempurna dengan warisan budaya masa lalu yang menjadikan negeri ini memiliki aneka warna budaya dan adat-istiadat. Tidaklah berlebihan jika negeri ini diberi sebutan Zamrud Katulistiwa, rangkaian mutu manikam yang menjadi primadona bagi seluruh masyarakat dunia.
Kekayaan budaya dan adat-istiadat Indonesia terbukti dengan rakyatnya yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda namun dalam satu ikatan nusa, bangsa dan bahasa yang sama yaitu Indonesia. Kekayaan budaya tersebut apabila digali maka akan semakin membuktikan bahwa Indonesia adalah negara yang sejak dahulu telah memiliki kebudayaan yang tinggi. Bukti-bukti yang menunjukan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang adiluhung adalah adanya peningalan-peninggalan sejarah dan pra sejarah yang bertebaran di setiap penjuru negeri ini.[1] Makam Sultan Malik Ash-Shaleh di Aceh, situs-situs peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Situs Megalitikum di Banten, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Sisa-sisa peninggalan Kerajaan Singasari dan Majapahit di Jawa Timur, Pura-pura yang mempesona di Bali, peninggalan Purbakala di Sulawesi, Budaya lokal Dayak di Kalimantan, tradisi megalitikum di Nusa Tenggara hingga budaya Papua yang tetap bertahan hingga kini. Semua itu ada peninggalan budaya bangsa yang harus dijaga sebagai warisan bagi generasi berikutnya.
Satu di antara peninggalan budaya bangsa yang tidak kalah dengan keajaiban dunia di dunia lainnya adalah Gunung Padang. Sebuah situs yang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Cianjur Jawa Barat. Situs ini berada pada perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulaan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur provinsi Jawa Barat. Lokasinya berjarak kurang lebih 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warung Kondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha. Situs ini menjadi kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara bahkan di dunia.
Sebagai sebuah situs purbakala, ia menjadi bahan perbincangan oleh kalangan ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang sejarah dan geologi. Batu-batu yang berserakan dengan ukuran besar menambah penasaran setiap yang berkunjung ke sana. Presiden Presiden Susilo Bambang Yudoyono kemudian membuat tim khusus yang meneliti lebih mendalam mengenai situs ini. Tidak puas hanya menerima dan mendengarkan laporan dari tim tersebut, pada  Rabu, 25 Februari 2014 Presiden Susilo Bambang Yudoyono didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri Kabinet Bersatu langsung mendatangi lokasi ini. Pada kesempatan tersebut presiden dan rombongan mendapatkan pemaparan yang lengkap dan utuh mengenai riset Gunung Padang yang disampaikan ahli-ahli yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) dipimpin Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) Andi Arief.[2]


[1] Nina Herlina Lubis dkk, Sejarah Tatar Sunda I, Bandung: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran dan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat, 2003, hlm. 28
[2] Budi Brahmantyo, Keagungan Situs Megalitik Gunung Padang, Bandung: Pikiran Rakyat Pariwisata, Jumat, 20 Januari 2006. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...