Rabu, 13 Mei 2015

Menuju Bogor Kota Pusaka


Oleh: Abdurrahman MBP

Sebagai warga Bogor, saya menyambut baik ide dari beberapa pejabat di lingkungan kota dan kabupaten Bogor untuk menjadikan Bogor sebagai Kota Pusaka. Pasalnya cita-cita ini memiliki dasar pijakan yang kokoh yaitu sejarah wilayah Bogor yang merupakan pusat kekuasasan kerajaan Pajajaran di masa lalu. Wilayah ini juga menjadi kediaman para penguassa negeri ini sejak zaman penajajahan hingga hari ini. Lebih dari itu bahwa Bogor memiliki khazanah budaya yang khas yang hingga saat ini masih terpelihara.
Ide menjadikan Bogor sebagai Kota Pusaka tentu saja bukan sekadar slogan atau hanya usaha menambah pendapat daerah. Walaupun hal ini sah-sah saja, namun lebih bijak jika diawali dengan niat luhur untuk mengangkat kembali warisan budaya karuhun Bogor. Hal ini sangat penting mengingat budaya barat dengan kapitalisnya telah mengikis secara perlahan karakter bangsa, hingga usaha membangkitkan kembali Ki Sunda dalam konteks modern menjadi sebuah keniscayaan.
Sebagai masyarakat yang telah mengalami berbagai peristiwa maka masyarakat Bogor sangat paham dengan apa yang harus dilakukan di masa yang akan datang. Termasuk dalam usaha menjadikan Bogor sebagai kota Pusaka. Usaha-usaha yang telah dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat dalam mewujudkannya sudah mulai terlihat, kemunculan berbagai komunitas budaya dan Paguyuban merupakan fakta bahwa urang Bogor secara totalitas berusaha untuk menjaga identitasnya. Program Rebo Nyunda juga menjadi satu fakta usaha menjadikan Bogor sebagai Kota Pusaka di ruang publik.      
Political will dari para penguasa Bogor menjadi kunci dalam upaya menjadikan Bogor sebagai Kota Pusaka. Kebijakan-kebijakan yang ada sudah sepantasnya mendukung hal tersebut. Salah satu dari unsur sebuah kota pusaka adalah adanya pelestarian terhadap benda-benda cagar budaya khususnya yang menjadi kekhasan dari kota tersebut. hal ini dilakukan dengan menelurkan berbagai peraturan daerah mengenai pelestarian cagar budaya.
Hingga saat ini rupanya usaha untuk melestarikan benda-benda bersejarah tersebut masih belum nampak, bahkan di sebagian diantaranya malah diabaikan tidak terurus. Bangunan-bangunan yang berada di Jl. Suryakencana contohnya, yang katanya didaulat menjadi kawasan cagar budaya, ternyata didapati beberapa bangunan bersejarah di sana dihancurkan. Entah hal ini dilakukan oleh pemiliknya, atau ketidaktahuan tentang hal tersebut. namun intinya adalah keseriusan pihak pemerintah dalam hal ini harus dilakukan.
Tugu Kujang sebagai salah satu contoh dari icon Bogor yang seharusnya dijaga dan dilestarikan ternyata saat ini telah terkepung oleh bangunan-bangunan besar di sekitarnya, ia tampak kerdil di tengah kotanya sendiri. Walaupun ide untuk membuat Kujang Raja dengan ukurannya yang lebih besar sedang digodog oleh beberapa budayawan. Beberapa pejabat di kota dan kabupaten Bogor juga mengapresiasi ide ini.
Apalagi jika kita melihat wilayah yang lebih jauh, seperti kawasan Situs Purbakala Cibalay yang Nampak tidak terawat dan kotor. Ketika penulis menngunjungi tempat ini beberapa kali, tidak ada fasilitas yang bisa digunakan, namun yang lebih parah adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap peninggalan maha karya para pendahulu ini. Maka jangan mengharap Bogor akan menjadi Kota Pusaka, jika kebijakan-keibjakan yang dibuat oleh para penguasan tidak mengarah ke sana.
Sejatinya, program menjadikan Bogor sebagai Kota Pusaka adalah ide brilian yang harus terus digulirkan. Tujuan utamanya tentu saja adalah agar masyarakat Bogor semakin maju dengan tetap memiliki karakteristik jati diri bangsa yang kokoh. Karena karakter bangsa adalah benteng terakhir untuk menjaga kebersamaan bangsa. Ia juga merupakan local wisdom yang harus dipertahankan oleh para pejabat, agamawan, budayawan dan kita semua yang merasa memiliki Bogor.

Abdurrahman MBP
Dosen STAI Al-Hidayah, Wartarea Paguyuban Pakuan Pajajaran dan Humas Komunitas Iket Sunda 
(KIS) Wilayah Tatar Pakuan (Bogor)
Dimuat di Koran radar Bogor 07 Mei 2015 Rubrik Gagasan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...