Rabu, 21 Oktober 2015

Cintamu Palsu

Cintamu Palsu
Oleh: Abdurrahman


Saudaraku tercinta, izinkan aku memberikan sedikit nasehat untuk diri sendiri dan juga anda. Sebuah nasehat yang muncul dari dalam lubuk hati yang paling dalam. Ia muncul dari rasa keimanan kepada Allah ta’ala serta kecintaan kepadamu. Aku tidak mau jika kasih sayang ini hanya sebatas di dunia saja, sementara di akhirat nanti justru menjadi permusuhan.
Saudaraku tercinta, aku melihatmu begitu memperhatikan orang-orang di sekitarmu, mengasihi mereka dan memenuhi beberapa kebutuhan. Engkau juga mengidolakan mereka seperti orang yang sangat berjasa kepadamu. Engkau sangat bergembira ketika bersama mereka, tertawa ceria dan hilang segala kedukaan. Intinya engkau sangat mencintai mereka dengan sepenuh hati.
Namun, aku melihat bahwa kecintaan kepada teman-temanmu ternyata tidak tulus. Cinta itu palsu, mohon maaf aku memberanikan diri menyampaikan ini. Tidak lain dan tidak bukan karena aku ingin agar kecintaan itu berakhir dengan kebahagiaan tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Ya…. Secara tegas bisa aku katakana bahwa cintamu palsu. Kecintaanmu pada seseorang hanya didasari oleh kepentingan dunia. Engkau mencintai seseorang karena ia gagah, ganteng raut mukanya, tubuhnya yang memesona dan kepribadiannya yang memikat hati. Terkadang pula cintamu kepada seseorang karena ia kaya atau memiliki kedudukan yang tinggi.
Inilah yang aku sebut dengan cinta palsu, cinta yang didasari karena rasa suka karena gagahnya seseorang atau kecantikannya. Cinta yang didasari karena jabatan dan kedudukan serta cinta yang hanya didasari dengan kepentingan dunia semata.
Bukan tanpa alasan ketika aku menyampaikan hal ini, tampak jelas di mataku bagaimana engkau dekat dengan seseorang yang kau anggap memesona hingga tumbuh rasa cinta itu. Bukan lillahi ta’ala namun karena wajahnya yang gagah dan tubuhnya yang memesona. Jangan beralasan, karena itu adalah fakta nyata. Engkau senang kepadanya, bahagia ketika berada di sisinya dan tertawa ria ketika bersamanya. Cintamu palsu, karena hanya didasari kekaguman pada tubuh orang itu. Bukan karena Allah ta’ala….
Saudaraku tercinta, sebagai manusia memang wajar saja ketika kita kagum dengan seseorang, namun jika hanya karena raut muka yang memesona, tubuh yang menarik raga, dan tampilan dunia yang menggoda sukma lalu kita mencintainya. Maka sejatinya ini adalah cinta palsu… cinta seperti ini perlahan akan layu seiring berjalan nya waktu. Perlahan raut muka yang memesona mulai mengeriput, tubuh yang menarik mulai renta dan tampilan jasad yang ada mulai menua. Maka jika semua itu terjadi maka cinta itu akan musnah….
Cinta karena Allah ta’ala sudah selayaknya menjadi dasar dari cinta kita kepada sesama manusia. Kita mencintai seseorang karena pada diri orang tersebut terdapat sesuatu yang dicintai oleh Allah ta’ala. Kita mencintai seseorang karena orang tersebut senantiasa melaksanakan perintah Allah ta’ala, istiqamah dan dijalanNya dan selalu berusaha untuk mengajak kita kepada kebaikan.
Memang sulit untuk mencintai seseorang karena Allah ta’ala, jebakan raga yang memesona seringkali dengan mudah memunculkan rasa cinta. Namun, ingatlah bahwa semua itu adalah godaan dunia dan jika kita tidak bisa mengelolanya justru akan berakibat pada kesengsaraan tidak hanya di dunia tapi juga di akhriat.
Pernahkah anda kagum kepada seseorang karena raganya yang mengagumkan? Lalu tiba-tiba orang tersebut melakukan hal-hal yang sangat kita benci karena bertentangan dengan perintah Allah dan rasulNya. Di situlah kecintaan kita diuji, apakah cinta kita karena pesonanya atau karena Allah ta’ala. Jika cinta kita hanya karena pesonanya maka kita akan biasa saja dan tetap membelanya, namun jika cinta kita karena Allah ta’ala kita pasti akan menegurnya dan tidak suka dengan perbuatannya.
Maka, sudah selayaknya bagi kita untuk memperhatikan kembali diri kita. Ketika mencintai seseorang apakah karena raganya yang memesona, atau karena Allah ta’ala. Camkan ini, karena kecintaan itu tidak hanya berhenti di dunia namun juga di akhirat sana. Kecintaan di dunia juga akan berlanjut di akhirat. Siapa yang mau jika orang-orang yang kita cintai karena dunia di akhirat nanti masuk ke dalam neraka, apakah anda mau menemani mereka di neraka? Tentu tidak mau bukan. Karena itu cintailah seseorang karena Allah, jangan pernah mencintai seseorang karena raganya…. Wallahu a’lam.

Pasirtengah 21 Oktober 2015


Abdurrahman MBP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...