Selasa, 12 Juli 2016

Memaknai Nuzulul Qur’an

Memaknai Nuzulul Qur’an
Abdurrahman Misno BP

Bulan Ramadhan yang sedang kita jalani, sejatinya adalah bulan yang penuh anugerah melimpah. Ia menjadi bulan istimewa karena banyaknya keberkahan di setiap hari-harinya. Allah ta’ala berfirman:
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). QS. Al-Baqarah: 185.
Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adhim membawakan sebuah riwayat dari Imam Ahmad bin Hambal yang menyatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkan di dalamnya seluruh kitab-kitab Allah ta’ala, termasuk di dalamnya adalah Al-Qur’an. Inilah salah satu dari keberkahan bulan Ramadhan, yaitu diturunkannya Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat manusia. Maka, tidak salah apabila bulan ini disebut juga disebut dengan Syahrul Qur’an (bulannya Al-Qur’an).
Sebagai mukjizat terbesar yang diwahyukan Allah ta’ala kepada Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam maka Al-Qur’an adalah pedoman umat Islam dalam setiap tindakan. Ia menjadi rujukan bagi segala permasalahan yang ada, serta hakim bagi setiap perkara yang ada. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الأمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. QS. An-Nisaa: 59.
Al-Qur’an adalah tempat kembali ketika terjadi berbagai aneka perbedaan, maka keberadaannya tidak diragukan lagi. Sehingga perintah untuk membacanya juga sebagai awal dari mentadaburinya. Rasulullah bersabda:
اقرأوا القرآن، فإنه يأتي شفيعًا لأصحابه يوم القيامة
Bacalah Al-Qur’an karena ia akan datang menjadi pemberi syafa’at bagi para pembacanya pada hari kiamat. HR. Muslim.
Berkaitan dengan Nuzulul Qur’an, maka memaknainya haruslah dipahami dengan kembali mempelajari dan memahami ayat-ayatnya yang mulia, mentadaburinya dan mengamalkan setiap apa yang ada padanya. Keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur’an terkumpul dalam bulan yang mulia ini, jika Al-Qur’an akan menjadi pemberi syafa’at, maka Ramadhan pun akan memberikan syafaatnya kepada mereka yang berpuasa. Dua pemberi syafa’at itu telah hadir saat ini dan di bulan mulia ini. Apakah kita masih menyia-nyiakannya? Hanya menjadikan Al-Qur’an sebagai pajangan dalam figura, atau hanya memperingatinya tanpa memahami hakikat dari makna-makna mulia didalamnya.
Beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memaknai Nuzulul Qur’an diantaranya adalah dengan memperbanyak membacanya khususnya pada bulan Ramadhan, karena Rasulullah melakukan muraja’ah  pembacaan ulang dengan Malaikat Jibril Alaihi Salam pada bulan ini. Selanjutnya mentadaburi ayat-ayatnya sehingga akan memberikan tambahan energy dalam keimanan. Allah ta’ala berfirman:
أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. QS. An-Nisaa: 82.
Ayat ini menunjukan perintah bagi umat Islam untuk mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an, karena dengannya kita akan mampu memahami secara lebih mendalam. Mentadaburi ayat-ayat Al-Qur’an adalah memahami maknanya melalui penafsiran yang dilakukan oleh para shahabat Nabi serta para ulama. Dengan bimbingan mereka maka kita akan mampu menyibak hikmah yang ada di dalamnya. Tentu saja setelah memahaminya kita diperintahkan untuk mengamalkannya serta mendakwahkan isi dari Al-Qur’an tersebut.
Berikutnya yang tidak kalah penting adalah menjadikan Al-Qur’an sebagai gaya hidup sehari-hari. Caranya adalah dengan lebih intens berinteraksi dengan Al-Qur’an, membacanya setiap hari, mempelajari makna-maknanya dan mengamalkan seluruh perintah yang ada didalamnya. Jika terdapat pembahasan yang membutuhkan adanya penjelasan maka As-Sunnah atau Al-Hadits adalah penjelasnya. Hadits adalah seluruh perbuatan, perkataan dan taqrir Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam yang merupakan wahy dari Allah ta’ala. Dengan adanya Al-Qur’an dan As-Sunnah ini maka umat Islam akan menjadi umat yang kuat sekaligus memiliki pedoman yang sempurna bagi kehidupannya.
Masih berkorelasi dengan bulan Ramadhan, maka hendaknya kita memperbanyak membaca Al-Qur’an, mentadaburinya dan mengamalkan seluruh isinya. Karena akan sangat merugi, jika kita tidak bisa mengoptimalkan Ramadhan ini. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam:
ورغم أنف رجل دخل عليه شهر رمضان ثم انسلخ قبل ان يغفر له
Sangat merugi seseorang yang memasuki bulan Ramadhan kemudian melewatinya sebelum ia diampuni dosa-dosanya. HR. Thirmidzi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...