Selasa, 12 Juli 2016

Muhasabah Ramadhaniyyah

Muhasabah Ramadhaniyyah
Abdurrahman Misno BP



Ramadhan sebagai bulan penuh ampunan menjadi momen istimewa bagi umat Islam untuk kembali memperbaiki diri dan melakukan muhasabah diri (introspeksi). Ketika tujuan utama dari shaum (puasa) pada bulan ini adalah menjadi manusia bertakwa, maka ketakwaan akan muncul dengan kesadaran diri tentang hakikat dari kehidupan yang dijalaninya. Salah satu cara untuk memahami hakikat kehidupan adalah muhasabah, yaitu menghitung, memperhatikan dan menyiapkan perbekalan untuk masa yang akan datang. Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. QS. Al-Hasyr: 18.
Ayat ini diawali dengan seruan kepada orang-orang beriman يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا  (Wahai orang-orang yang beriman), sama seperti seruan dalam perintah berpuasa:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, QS. Al-Baqarah: 183.
Maka bukan kebetulan ketika perintah untuk menyiapkan perbekalan untuk hari esok setara dengan perintah untuk berpuasa. Ketakwaan sebagai tujuan dari Ramadhan akan semakin mudah didapatkan ketika mampu untuk memulainya dengan pemahaman terhadap diri sendiri dan hakikat dari kehidupan. Ayat dalam QS. Al-Hasyr: 18 secara jelas menunjukan perintah bagi orang-orang yang beriman untuk bermuhasabah, memperhatikan dan menyiapkan perbekalan untuk hari esok.
Umar bin Al-Khattab pernah berkata “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, dan bersiapsiaplah menghadapi hari kiamat.” Artinya bahwa sebelum diri kita dihisab di akhirat maka hendaklah kita memperhatikan apa yang telah kita perbuat, dana pa yang telah kita persiapkan untuk hari kiamat.
Muhasabah Ramadhaniyyah, introspeksi diri pada bulan Ramadhan menjadi hal yang sangat urgen untuk dilakukan oleh setiap muslim. Muhasabah, introspeksi diri tentang hal-hal yang telah kita lakukan di masa lalu serta di bulan Ramadhan tahun lalu. Apakah Ramadhan tahun ini lebih baik dari tahun lalu? Atau jangan-jangan malah mengalami penurunan. Jika ini terjadi maka hendaklah kita segera memperbaiki diri.
Demikian pula jika dalam melewati Ramadhan yang mulia ini kita tidak memiliki persiapan dan target ibadah yang akan dicapai, maka bisa jadi Ramadhan kali ini tidak memiliki makna sama sekali. Hanya sebatas melaksanakan kewajiban puasa, tidak bisa memahami hakikat dari puasa yang sebenarnya. Rasulullah bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ وَالْجَهْلَ ، فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka tidak ada keperluan bagi Allah untuk meninggalkan makanan dan minumannya." HR. Bukhary dan Abu Dawud.
Inilah salah satu dari hakikat berpuasa, yaitu meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya, bukan hanya menahan lapar dan haus saja. Pada riwayat yang lainnya Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam juga bersabda bahwa berapa banyak manusia yang berpuasa itu hanya mendapatkan haus dan lapar saja tanpa mendapatkan pahala berpuasanya. Sehingga sudah selayaknya, kita kembali bermuhasabah apa yang telah, sedang dan akan dilakukan pada bulan yang mulia ini.
Bagaimana cara bermuhasabah? beberapa pertanyaan di bawah ini menjadi bahan muhasabah diri di bulan suci ini, silahkan jawab dengan hati:

No
Pertanyaan Muhasabah
Ya
Tidak
1
Apakah anda merasa bahagia menghadapi bulan Ramadhan?


2
Apakah anda sudah mempersiapkan lahir batin dan memiliki target dalam menghadapi bulan Ramadhan?


3
Apa yang sudah kita lakukan di hari-hari yang sudah dilalui pada bulan Ramadhan? Apakah amalan wajib saja?


4
Apakah amalan kita berbeda dengan bulan-bulan lainnya?


5
Apakah kuantitas dan kualitas amal pada bulan Ramadhan ini lebih baik dari Ramadhan kemarin?


6
Apakah anda memiliki semangat tinggi dalam beribadah pada bulan Ramadhan?


7
Bagaimana perasaan anda ketika melewati bulan Ramadhan? Apakah bahagia?



Jika anda berbahagia menghadapi Ramadhan maka bagus, namun jika biasa saja maka anda dalam bahaya karena tidak memahami mulianya bulan ini. Jika pada Ramadhan ini tidak ada target, maka berhati-hatilah karena kemalasan akan selalu menghampiri anda. Jika pada hari-hari kemarin kita hanya mengamalkan hal-hal yang wajib saja maka perlu ditingkatkan, karena kita tidak memiliki nilai lebih selain mengugurkan kewajiban.
Jika amal pada Bulan Ramadhan sama dengan bulan-bulan yang lainnya selain puasa, maka merugilah anda karena betapa besar kemuliaan Ramadhan. Jika Ramadhan tahun ini sama dengan Ramadhan pada tahun-tahun yang lalu maka anda tidak naik kelas. Jika dalam beramal dalam Ramadhan ini tidak ada semangat atau biasa saja maka introspeksi dirilah. Jika melewati Ramadhan dengan perasaan bahagia maka bersedihlah, karena tidak ada yang bisa menjamin anda akan mendapatinya di tahun lain. Wallahu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Please Uktub Your Ro'yi Here...